Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

image-gnews
Istana Pagaruyung. wikimedia
Istana Pagaruyung. wikimedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Istana Pagaruyung pernah terbakar hebat 17 tahun lalu, tepatnya pada 27 Februari 2007. Kebakaran ini disebabkan sambaran petir di puncak istana atau gonjong dan menghanguskan sebagian besar dokumen, serta kain-kain hiasan.  

Istana Pagaruyung dibangun kembali dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Oktober 2013. Istana Pagaruyung merupakan kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan pada masa keemasannya kerajaan ini pernah menguasai seluruh wilayah Sumatera Tengah.

Profil Istana Pagaruyung

Istano Baso Pagaruyung atau lebih dikenal dengan nama Istana Pagaruyung terletak di Kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana yang menjadi ikon pariwisata Sumatera Barat ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari pusat Kota Batusangkar.

Dikutip dari wonderfulimages.kemenparekraf.go.id, istana yang berdiri sekarang merupakan replika dari yang asli. Istana yang asli terletak di atas bukit Batu Patah, namun dibakar habis pada 1804 oleh kaum Paderi yang kala itu memerangi para bangsawan dan kaum adat. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar pada 1966.

Pada 27 Desember 1976 upaya rekonstruksi ulang kembali dilakukan dengan ditandai peletakan tunggak tuo (tiang utama) oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu Harun Zain. Dikutip dari museum.kemdikbud.go.id, istana ini dibangun kembali di lokasinya yang baru di sisi selatan bangunan asli, yaitu lokasi saat ini. Harun Zain merasa diperlukan warisan yang bisa mempersatukan orang Minang, terutama setelah peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Dilansir dari eprints2.undip.ac.id, pembangunan ini dikarenakan Istana Basa Pagaruyung merupakan simbol adat Minangkabau, sekaligus guna mempertahankan eksistensi adat Minangkabau. Di tahun yang sama, Istana Pagaruyung menjadi situs cagar budaya dan juga dibuka sebagai objek wisata untuk umum. Hal itu sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan daerah Kabupaten Tanah Datar nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar.

Awal Berdiri Kerajaan Pagaruyung

Dikutip dari digilib.unimed.ac.id, Istano Basa Pagaruyung pertama kali didirikan Adityawarman pada 1347–1375. Ia merupakan panglima perang Majapahit yang juga keturunan dari kerajaan Dharmasraya (Melayu), sebagaimana disebutkan dalam prasasti Kubu Rajo, prasasti Pagaruyung, dan Prasasti Suroaso.

Pada mulanya kerajaan Pagaruyung yang dipimpin oleh Adityawarman menganut agama Budha. Lalu, pada pertengahan abad ke-16 kerajaan Pagaruyung memeluk agama Islam dimana pada saat itu kerajaan Pagaruyung dipimpin oleh Sultan Alif. Kerajaan Pagaruyung terbagi menjadi tiga luhak, yakni Luhak Agam (sekeliling Bukit Tinggi), Luhak Tanah Datar (Selingkar Batusangkar), dan Luhak Lima Puluh Kota (sekitar Payakumbuh). Tempat raja bertempat tinggal terdapat di Luhak Tanah Datar tepatnya di Batusangkar.

Sebelum Adityawarman mendirikan kerajaan Pagaruyung, ketiga Luhak tersebut merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Dharmasraya, cikal bakal kerajaan Pagaruyung. Kemudian, pada pertengahan abad ke-14 Adityawarman memindahkan pusat kerajaannya lebih ke daerah pedalaman, yakni di daerah Batu Sangkar, di Luhak Tanah Datar.

Namun, pada abad ke-15, setelah wafatnya Adityawarman Kerajaan Pagaruyung beralih menjadi konfederasi republik-republik genealogis atau disebut Luhak. Kala itu, setiap daerahnya berdiri sendiri-sendiri dan diperintah oleh seorang penghulu yang memiliki kekuasaan besar atau disebut Nagari.

Pada abad berikutnya, Kerajaan Pagaruyung mengalami masa peralihan. Kesultanan Aceh yang saat itu sudah menguasai Pesisir Barat berperan dalam pengislaman kerajaan Pagaruyung. Perubahan terlihat setelah Sultan Alif Khalifatullah naik tahta sekitar 1560. Ia merupakan raja (sultan) pertama di Kerajaan Pagaruyung yang memeluk agama Islam.

Setelah itu, kekuasaan raja berbentuk tiga serangkai atau yang dikenal dengan nama Rajo Nan Tigo Selo, yakni Raja Alam, Raja Adat, dan Raja Ibadat. Kekuasaan ketiga raja kemudian diperkuat dewan menteri yang disebut Basa Ampek Balai, yakni Bandaharo di Sungai Tarab, Tuan Kadi dari Padang Ginting, Mangkudum dari Suroaso, dan Indomo dari Sumanik.

Seiring berjalannya waktu, muncul suatu gerakan pembaharuan agama atau yang lebih dikenal dengan nama gerakan Paderi. Dikutip dari library.binus.ac.id, gerakan ini berawal dari tiga orang ulama yang baru pulang dari Mekah pada 1803. 

Kaum Paderi melihat bahwa ajaran Islam di tempat tersebut telah melenceng dari norma yang digariskan oleh agama Islam. Dari sinilah asal mula perseteruan antara Kaum Paderi dengan Kaum Adat di lingkungan Kesultanan Pagaruyung.

Pada akhirnya, gerakan ini mulai melancarkan aksinya melakukan pembaharuan agama Islam di ketiga Luhak sekaligus. Namun, mereka mendapatkan perlawanan yang sengit di Luhak Tanah Datar, tepatnya dari keluarga kerajaan Pagaruyung. Perlawanan terakhir dilakukan oleh Sultan Sembahyang III.

Akan tetapi perlawanan ini hanya terjadi sesaat karena pada 1870 Sultan Sembahyang III meninggal dunia di Muara Lembu. Dengan meninggalnya Sultan Sembahyang III, maka berakhir pula sejarah Kerajaan Pagaruyung yang didirikan oleh Adityawarman pada 1347.

Pilihan Editor: Saksikan Keindahan Lain di Istana Pagaruyung Sumbar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


26 Tahun Tragedi Trisakti 1998: Profil 4 Mahasiswa Jadi Korban dan Mendapat Gelar Pahlawan Reformasi

9 menit lalu

Aktivis 98 menaburkan bunga saat berziarah di makam Pejuang Reformasi di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Ahad, 12 Mei 2019. Ziarah ini untuk memperingati 21 tahun penembakan empat mahasiswa yang berdemo di depan kampus Trisakti pada 12 Mei 1998. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
26 Tahun Tragedi Trisakti 1998: Profil 4 Mahasiswa Jadi Korban dan Mendapat Gelar Pahlawan Reformasi

26 tahun berlalu, Tragedi Trisakti terjadi saat 4 mahasiswa Universitas Trisakti gugur akibat tertembak peluru tajam aparat saat ikut demo mahasiswa.


6 Artefak Peninggalan Majapahit dan Maknanya

1 jam lalu

Mata uang peninggalan zaman Kerajaan Majapahit di Museum History of Java di Yogya. TEMPO | Pribadi Wicaksono
6 Artefak Peninggalan Majapahit dan Maknanya

Replika Istana Majapahit baru diresmikan pada 7 Mei 2024 kemarin untuk melestarikan sejarah. Ini sejumlah artefak peninggalannya


Banjir Bandang di Agam dan Tanah Datar Sumbar Sebabkan Jalan Nasional dan Jembatan Terputus

3 jam lalu

Jalan negara di Silaiang putus total akibat digerus luapan air Sungai Batang Anai, Sabtu malam, 11 Mei 2024. BPBD
Banjir Bandang di Agam dan Tanah Datar Sumbar Sebabkan Jalan Nasional dan Jembatan Terputus

Badan jalan nasional sepanjang 200 meter Silaiang, Kabupaten Tanah Datar terpantau rusak parah akibat banjir bandang pada Sabtu malam, 11 Mei 2024.


Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

1 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. Dalam sambutannya, Prabowo memuji kesetiaan PAN atas dukungannya. Setidaknya PAN sudah mendukung Prabowo selama 15 tahun. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?


Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

1 hari lalu

(ki-ka) Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Prikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Soial Khofifah Indar Parawansa, melakukan swafoto dengan Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaita jelang pelantikan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, 8 Desember 2017. TEMPO/Subekti.
Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

Setiap kabinet pemerintahan Indonesia mempunyai jumlah menteri relatif berbeda, mulai Gus Dur Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi.


Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

1 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan aksi pembakaran markas besar UNRWA di Yerusalem oleh warga ekstremis merupakan tanggung jawab Israel.


Usai Musibah Kebakaran, Kantor Pusat UNRWA di Yerusalem Bakal Ditutup Sementara

1 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Usai Musibah Kebakaran, Kantor Pusat UNRWA di Yerusalem Bakal Ditutup Sementara

Buntut dari musibah kebakaran, kantor UNRWA di Yerusalem Timur akan ditutup sementara sampai situasi aman.


Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

1 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. Dalam sambutannya, Prabowo memuji kesetiaan PAN atas dukungannya. Setidaknya PAN sudah mendukung Prabowo selama 15 tahun. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

Prabowo bertekad untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat di Aceh dan Sumbar.


Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

3 hari lalu

Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief usai jalani sidang daring sebagai saksi dalam sidang kasus korupsi Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) di Gedung Merah Putih KPK pada Kamis, 4 Januari 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.


Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

3 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.