Sampah Ancam Pamor Destinasi, Pelaku Industri Kreatif di Yogya Siap Beli Kembali Produk Tak Terpakai

Sabtu, 5 Agustus 2023 20:48 WIB

Desainer asal Yogya, Sutardi, saat menggelar fashion show karya-karyanya sembari mengkampanyekan bahan yang bisa didaur ulang. Dok.istimewa.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Persoalan sampah yang belakangan kian serius dihadapi di Yogyakarta membuat kalangan pelaku ekonomi kreatif turut prihatin. Sebab, Yogyakarta sebagai kota wisata, mengandalkan kunjungan wisata yang selama ini menghidupi ribuan pelaku ekonomi kreatif di dalamnya. Kelangan pelaku ekonomi kreatif yang merasa cemas dengan persoalan sampah itu salah satunya datang dari kelompok desainer fesyen.

Sampah Pakaian Bisa Didaur Ulang Jadi Produk Bermanfaat

"Kami sedih melihat di antara sampah-sampah yang berserakan itu, ternyata ada sampah pakaian yang sebenarnya ketika tidak layak pakai bahannya bisa diolah menjadi produk bermanfaat," kata desainer asal Yogya yang juga pendiri brand Farah Button, Sutardi, saat dihubungi, Sabtu, 5 Agustus 2023.

Desainer yang belakangan getol mengkampanyekan pengurangan limbah industri fesyen itu mengatakan, persoalan sampah yang dihadapi berbagai daerah, termasuk di Yogyakarta, semestinya membuat semua pihak tanpa kecuali turut waspada. Sehingga fenomena sampah yang berlebihan atau tak terangkut tidak sampai terjadi berulang-ulang.

"Persoalan sampah bukan sekadar kebiasaan membuang sampah sembarangan," kata pria yang memiliki 300 karyawan itu menekankan, "Namun juga kebiasaan penggunaan bahan pabrikan yang punya sifat sulit terurai alam dan kebiasaan memanfaatkan dan mengolah bahan-bahan yang ramah lingkungan."

Sutardi menuturkan masyarakat termasuk kalangan desainer bisa berperan aktif, bagaimana langkahnya mengurangi limbah. "Untuk desainer misalnya bisa mulai menciptakan karya fesyen yang bahannya bisa di-upcycle atau didaur ulang sembari menaikkan kualitasnya ketika tidak terpakai lagi oleh pemiliknya," kata Sutardi.

Desainer Harus Peka Olah Limbah Tak Terpakai

Advertising
Advertising

Dorongan mengolah limbah tak terpakai agar tak menjadi bagian sampah yang menumpuk, kata Sutardi, bisa tumbuh ketika desainer punya kepekaan. "Bayangkan saja misalnya di antara tumpukan sampah itu, ternyata ada hasil karya atau buatan kita, yang seperti dibuang begitu saja," kata Sutardi yang juga menginisiasi gerakan ramah lingkungan bertajuk More Green dalam berbagai kesempatan fashion show yang ia ikuti.

Sutardi menceritakan, gerakan More Green yang ia gaungkan mengajak masyarakat bersama sama mengolah limbah fesyen menjadi produk fesyen lain dengan kegunaan yang berbeda. Seperti diolah menjadi karet rambut, bandana, tas, dan sebagainya.

“Jadi dari bekas fesyen tak terpakai itu kita dapat produk-produk fesyen lain yang bisa digunakan atau malah dijual kembali,” ujar Sutardi. Sutardi menuturkan pihaknya juga siap membeli dan menampung produk-produknya yang sudah rusak atau tak terpakai oleh konsumen dengan harga maksimal 20 persen dari harga beli dalam bentuk buy back atau tukar tambah. Lewat langkah itu, masyarakat, kata Sutardi, menjadi berpikir ulang untuk membuang fesyen bekasnya menjadi sampah yang tak teruai, yang akhirnya menumpuk mencemari lingkungan.

Pilihan Editor: Jaga Kenyamanan Wisata, Pedagang Pasar Yogyakarta Diminta Bawa Pulang Sampah

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

4 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

4 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

4 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya