5 Destinasi Ini Telah Terapkan Pariwisata Berkelanjutan

Reporter

Tempo.co

Kamis, 1 Desember 2022 07:27 WIB

Anggota militer berusaha menarik keluar bangkai paus dari tepi pantai di Kolombo, Sri Lanka, 22 Mei 2017. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perjalanan bukan hanya memberikan pengalaman kepada pelakunya. Lebih dari itu, ada dampak yang bisa mempengaruhi lingkungan. Misalnya tentang jejak karbon yang dihasilkan saat menggunakan transportasi atau aktivitas wisata di destinasi.

Jejak karbon tentu bukan persoalan yang sepele karena dampaknya terhadap pemanasan global hingga perubahan iklim. Maka, makin banyaknya orang yang sadar dengan tu, sejumlah enagara tengah membangun yang disebut pariwisata berkelanjutan, pariwisata yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan terhadap lingkungan

Sejumlah destinasi ini telah memiliki pariwisata berkelanjutan yang bisa dikunjungi dan menjadi inspirasi untuk melakukan hal serupa:

Memperjuangkan pertanian berkelanjutan di Wales

Industri pariwisata domestik Inggris sedang berkembang pesat. Meskipun favorit turis Wales seperti Anglesey, Snowdon dan Pembrokeshire mengalami musim panas yang luar biasa, mereka tetap setia pada akarnya dalam melindungi bisnis lokal.

Advertising
Advertising

Jauh dari jaringan hotel dan pub kota, pengunjung akan menemukan sebagian besar restoran yang dikelola komunitas dan toko umum yang menyajikan produk musiman lokal. Makan di sana tak hanya sekadar memesan makanan dan masyarakat mendapat keuntungan, tetapi juga praktik pertanian berkelanjutan di kawasan ini didukung.

Kampanye netral karbon di Costa Rica

Dengan lebih dari 25 persen negara telah mendeklarasikan zona konservasi, tidak heran Costa Rica memimpin dunia dalam mengatasi krisis iklim dengan menghasilkan 98 persen listrik negara dari sumber terbarukan. Dengan garis pantai pasir putih yang menakjubkan dan lautan yang dipenuhi dengan kehidupan laut ditambah, hutan hujan lebat dengan vegetasi dan spesies satwa liar endemik yang perlu dilindungi, negara ini berusaha untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.

Jika ingin merasakan aktivitas ramah alam seperti itu seperti mendaki hutan, mengamati lumba-lumba, dan berkayak di laut, Lapa Rios Eco Lodge di Semenanjung Osa adalah tempat yang tepat. Tempat itu menggabungkan hutan belantara dan memanjakan diri yang memang pantas didapatkan.

Program konservasi laut di Sri Lanka

Pulau tetesan air mata kecil di Samudera Hindia ini adalah suaka margasatwa laut, dengan raksasa samudra seperti paus biru yang ditemukan berkembang biak di sepanjang pantai selatan. Akibatnya, pengunjung tertarik ke area tersebut secara massal untuk mengamati paus yang selama musim puncak menyebabkan perahu penuh sesak.

Namun pada 18 bulan terakhir,negara itu telah meningkatkan platform proyek komunitas, seperti Oceanswell, yang mengorganisir pembersihan komunitas, menasihati bisnis tentang bahaya polusi dan penangkapan ikan berlebihan, dan mempromosikan wisata mengamati paus yang bertanggung jawab.

Dorongan besar Slovenia untuk pariwisata hijau

Menunjukkan keseriusan merangkul pendekatan berkelanjutan untuk pariwisata, Slovenia telah memperkenalkan 'Skema Hijau' nasional, program sertifikasi yang mendorong hotel, operator tur, dan restoran untuk menerapkan praktik yang lebih ramah lingkungan. Proses 11 langkah untuk bergabung dengan skema tersebut termasuk membuat laporan lingkungan secara teratur serta membentuk 'tim hijau' untuk meningkatkan kesadaran dan dinilai ulang setiap tiga tahun.

Manfaatnya, badan pariwisata nasional akan aktif mempromosikan perusahaan yang mendaftar. Ljubljana, ibu kotanya, sudah ada dalam daftar, sedangkan daftar lengkap restoran, akomodasi, dan atraksi yang berkelanjutan.

Sejarah panjang 'agrowisata' Italia

Selama 30 tahun terakhir, Italia telah mengembangkan industri agrowisata. Sekarang, lebih dari 20.000 peternakan yang beroperasi telah mendaftar untuk inisiatif tersebut. Dari farm stay di Calabria hingga pedesaan tradisional di Tuscany, keuntungan yang diperoleh dari agrowisata langsung kembali ke komunitas, yang biasanya tidak mendapat manfaat dari pasar pariwisata massal Italia.

Sementara itu, para tamu dapat menikmati pedesaan yang tenang dengan makanan rumahan segar yang disajikan pada waktu makan dan kesempatan untuk berhubungan dengan keluarga lokal. Proyek ini mendukung pertanian yang berkelanjutan, terutama yang berinvestasi di konservasi tanah, lahan, dan satwa liar.

NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI | TIMEOUT

Baca juga: Pariwisata Berkelanjutan, Simak Tips Menjadi Wisatawan Peduli Lingkungan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

7 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

7 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

10 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

14 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

14 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

15 hari lalu

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain barang-barang ramah lingkungan, di acara ini juga terdapat jualan buku bekas.

Baca Selengkapnya

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

15 hari lalu

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

15 hari lalu

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

Hari Kartini diperingati masyarakat dalam berbagai cara. Semakin tingginya jumlah pelaku usaha perempuan, bisa jadi cara apresiasi perjuangan Kartini.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

19 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

19 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya