Menghabiskan Akhir Pekan di Museum Raja Ali Haji di Kota Batam

Senin, 26 September 2022 06:47 WIB

Dua orang pengunjung sedang melintas di depan Museum Raja Ali Haji yang dulunya Astaka MTQ Nasional yang diselengarakan di Kota Batam. Sekarang astaka dijadikan museum. Foto Yogi Eka Sahputra

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Kota Batam kerap menghabiskan akhir pekan dengan mengunjungi Museum Raji Ali Haji. Di museum ini terdapat sejarah kebudayaan Melayu hingga berdirinya Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Museum Raja Ali Haji terdapat di dalam kompleks Alun-alun Engku Putri, Batam Center. Kawasan ini merupakan pusat pemerintah di tengah-tengah Kota Batam. Sekarang museum menjadi destinasi wisatawan lokal dan mancanegara.

Asal Mula Museum Raja Ali Haji

Museum Raja Ali Haji tepat berada di bangunan bekas perhelatan akbar MTQ XXV tingkat nasional pada 2014 lalu. Setelah MTQ, gedung tersebut tidak digunakan. Dua tahun lalu, gedung itu dialihfungsikan sebagai salah satu objek wisata Museum Raja Ali Haji.

Dari kejauhan museum ini terlihat seperti bangunan masjid, karena memiliki beberapa kubah dan menara. Begitu juga corak bangunan yang keseluruhan berwarna putih. Bagian depan museum juga terdapat mimbar bersejarah pelaksanaan MTQ Nasional 2014 lalu.

Salah seorang pengunjung memperhatikan miniatur peta Pulau Batam di Museum Raja Ali Haji, Kota Batam. Foto Yogi Eka Sahputra

Pada pintu masuk pengunjung disambut dengan miniatur kayu kapal berbendera belanda. Kapal ini sepertinya kapal perang Belanda, bagian kiri dan kanannya terdapat meriam. “Ini memang kapal Belanda, yang dihancurkan oleh kerajaan Lingga karena melanggar perjanjian perdagangan,” kata Putra, salah seorang petugas Museum Raja Ali Haji bercerita.

Advertising
Advertising

Untuk menyusuri museum, pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu. Bangunan museum ini berbentuk memanjang dan melengkung. Pengunjung bisa mulai menelusuri dari kiri atau kanan lorong. Sebelum masuk lorong juga terdapat beberapa benda peninggalan bersejarah Melayu.

Seperti benda Lilin Sambang, yang digunakan saat calon mempelai berendam dalam prosesi pernikahan. Kemudian ada juga replika Nasi Besar, yakni nasi yang disajikan dalam hajatan besar untuk menandakan kehalusan karakter orang Melayu. Lalu ada juga Bangkeng atau Rukop, alat ini berguna sebagai lemari pakaian wanita dan banyak benda bersejarah lainnya.

Di sepanjang bangunan berbentuk lorong ini terpajang foto-foto jadul sejarah Kota Batam di dinding bangunan. Mulai dari foto tokoh melayu, benda bersejarah hingga foto-foto kondisi Batam dahulu kala. Di setiap panjangan foto terdapat penjelasan singkat dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.

Pajangan foto lama itu menceritakan sejarah panjang Kota Batam. Setiap foto dikelompokan di dinding yang berbeda-beda. Mulai dari masa Belanda, Jepang, Kemerdekaan, kota administratif, masa Nong Isa hingga masa Otorita Batam (sekarang BP Batam) saat ini.

Gunakan Barcode untuk Mengetahui Arti Koleksi Museum

Beberapa benda peninggalan bersejarah yang masih utuh dipajang di sepanjang lorong. Uniknya di semua pajangan tersebut tidak ada penjelasan tentang benda bersejarah itu. Namun, terdapat barcode lengkap dengan logo pemerintah di kiri kanannya. “Cara melihat keterangan benda itu melalui barcode, pengunjung harus barcode dulu pakai smartphone masing-masing,” kata Putra.

Kapal Belanda bersejarah yang dihancurkan kerajaan melayu Lingga. Foto Yogi Eka Sahputra

Setelah menggunakan peninjauan barcode akan keluar nama barang, jenis barang, lokasi penemuan, hingga keterangannya. “Pengunjung kalau nggak punya smartphone gimana ini,” kata Irvan, salah seorang pengunjung di sela-sela memperhatikan benda-benda bersejarah itu dengan berkelakar.

Di pengujung lorong terdapat bagian sejarah otoritas Batam, bagian ini belum terisi secara penuh di lemari-lemari pajangannya. Tidak hanya benda bersejarah, terakhir juga ada miniatur peta Kota Batam.

Putra mengatakan, Museum Raja Ali Haji ramai dikunjungi pada hari biasa oleh wisatawan mancanegara dari Singapura, Malaysia, Vietnam dan lainnya. “Biasanya mereka datang rombong, satu rombongan bisa 100 orang, satu hari bisa dua kali rombongan yang datang,” katanya. Sedangkan pada akhir pekan, pengunjung yang masuk ke museum Raja Ali Haji hanya sekitar 50-100 orang. “Malahan ramainya pada weekdays,” kata Putra.

Akhir-akhir ini, pengunjung semakin ramai datang untuk mengambil foto dan video yang akan digunakan dalam lomba pemerintah Kota Batam. “Kita liburnya hanya hari Senin saja, buka dari pukul 9 pagi sampai 5 sore,” katanya.

Salah seorang pengunjung, Irvan mengaku datang mengunjungi museum untuk menghabiskan waktu akhir pekan. Meskipun sudah enam tahun di Kota Batam, ia baru kali ini berkunjung ke museum tersebut. “Cuma panas saja di dalam museum, sedangkan kita butuh waktu untuk membaca sejarah-sejarah itu,” kata Irvan.

Pengunjung lainnya, Tasya mengatakan, datang ke museum untuk mencari tugas sejarah dari sekolahnya. Ia sedang menelusuri benda-benda sejarah Melayu yang dilaporkan dalam bentuk video pendek. “Tugas sekolah mas, disuruh cari sejarah-sejarah melayu,” kata siswa SMA 3 Kota Batam ini.

YOGI EKA SAHPUTRA

Baca juga: Sensasi Main di Pantai Melayu Batu Besar Sambil Menyaksikan Pesawat Melintas di Atas Kepala

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

1 hari lalu

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Event olahraga lari yang diadakan pertama kali di Natuna, Natuna Geopark Marathon 2024, akan membantu meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

9 Museum Penerbangan Internasional yang Menarik untuk Dikunjungi

1 hari lalu

9 Museum Penerbangan Internasional yang Menarik untuk Dikunjungi

Terdapat sembilan museum penerbangan internasional yang menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi pengunjung dari seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Menilik Isi Musee d'Orsay, Museum Ikonik di Paris

3 hari lalu

Menilik Isi Musee d'Orsay, Museum Ikonik di Paris

Musee d'Orsay dulunya bangunan stasiun kereta api, kini menampung beragam isi koleksi seni

Baca Selengkapnya

Olimpiade Paris 2024, Museum Ini Tawarkan Kesempatan Menginap di Ruangan Ikonik

3 hari lalu

Olimpiade Paris 2024, Museum Ini Tawarkan Kesempatan Menginap di Ruangan Ikonik

Musee d'Orsay Paris mengubah salah satu ruang ikonik jadi penginapan eksklusif untuk menyaksikan upacara pembukaan Olimpiade

Baca Selengkapnya

4 Wisata Populer di Sekitar Metropolitan Museum of Art New York Tempat Met Gala 2024

7 hari lalu

4 Wisata Populer di Sekitar Metropolitan Museum of Art New York Tempat Met Gala 2024

Dari menjelajahi keindahan alam di Central Park, hingga museum Fable & Lark: Storied Adventure, daerah sekitar Metropolitan Museum of Art New York.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

7 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

8 hari lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

12 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Pulau Belakang Padang Batam setelah Pulau Penawar Rindu Itu Bersolek

14 hari lalu

Berkunjung ke Pulau Belakang Padang Batam setelah Pulau Penawar Rindu Itu Bersolek

Wisatawan atau masyarakat Batam sering kali sengaja datang ke Pulau Belakang Padang hanya untuk sarapan pagi atau ngopi sambil melepas rindu

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

16 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya