Alasan Sultan HB X Tak Mau Pemerintah Beli Lahan Yogyakarta untuk Jalan Tol

Selasa, 19 April 2022 16:27 WIB

Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton sekaligus Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mempersilakan pemerintah pusat menggunakan lahan di Yogyakarta untuk membangun jalan tol Solo-Yogyakarta maupun Bawen-Yogyakarta. Hanya saja, status penggunaan tanah di Yogyakarta itu bukan jual-beli, melainkan sebatas pinjam pakai yang tak terbatas waktunya tanpa perlu embel-embel biaya sewa.

"Salah satu dasar keistimewaaan Yogyakarta itu kan selama ini karena adanya Sultan dan Pakualaman Ground (tanah Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman)," kata Sultan, Selasa, 19 April 2022.

Tanah Sultan dan Pakualaman Ground ini sedari dulu sifatnya memang tidak untuk diperjualbelikan. Namun bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan seperti membuat kampus, kantor pemerintahan, bahkan jalan tol.

"Lah kalau diperjualbelikan terus entek (habis), letak keistimewaan Yogyakarta di mana lagi?" ujar Sultan.

Sultan mengatakan pihaknya selaku Raja Keraton Yogyakarta menyatakan tak akan mempersoalkan berapa lama jangka waktu pemakaian infrastruktur publik seperti tol di atas tanah Sultan Ground itu. "Kalau mau dipakai ya silahkan dipakai saja, masak kepada pemerintah saya membuat jangka waktu?" kata dia.

Advertising
Advertising

"Seperti kampus UGM (Universitas Gadjah Mada) dan gedung pemerintah lain di Yogyakarta, selama masih mau dipakai ya dipakai saja," Sultan menambahkan.

Proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja maupun Bawen-Jogja sudah dimulai akhir Maret ini. Proses ganti rugi tanah yang terkena proyek itu saat ini masih terus berlangsung di daerah yang dilalui proyek itu.

Tol Yogyakarta-Bawen mulai dibangun dari titik Kabupaten Sleman Yogyakarta Rabu (30/3). Tempo/Pribadi Wicaksono

Ternyata, bukan hanya tanah milik warga maupun kas desa yang terkena proyek itu. Tanah milik Keraton Jogja atau biasa dikenal sebagai Sultan Ground (SG) juga kena.

Penghageng Tepas Panitikismo atau Kepala Pertanahan Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi sebelumnya mengatakan belum mengetahui persis seberapa luas tanah Sultan Ground yang akan dipakai untuk proyek tol itu. "Karena masih ada yang tahap pembebasan lahan, kami belum tahu persis total Sultan Ground yang digunakan," kata dia.

Mangkubumi menuturkan Keraton Yogya memang tidak akan melepaskan Sultan Ground dalam konteks jual beli untuk proyek pembangunan jalan tol itu. "Yang jelas dari Keraton tidak bersedia ada pelepasan Sultan Ground," kata putri sulung Sultan itu meski Keraton mendukung pembangunan proyek jalan tol itu.

Soal sikap Keraton Yogya ini pun sudah disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Monggo kalau bersedia dengan sistem (pakai) itu, kalau tidak mau ya tidak perlu ada jalan tol," kata Mangkubumi.

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menuturkan sikap Keraton Yogyakarta atas tanah Sultan Ground untuk proyek tol sebagai upaya keraton melindungi aset-asetnya. "Karena selama ini sebelum ada peraturan daerah keistimewaan, tanah keraton banyak sekali yang hilang, tahu-tahu sudah jadi sertifikat pribadi, diakui orang," kata dia.

Menurut Huda, pada dasarnya proses pinjam pakai itu tidak seharusnya menghalangi proyek pembangunan jalan tol. "Ini kan hanya masalah metode penggunaan saja," ujar dia.

Salah satu proyek tol di Yogya, yakni Jalan Tol Yogyakarta-Bawen tergabung dalam Proyek Strategis Nasional. Untuk pengembangan infrastruktur mulai digarap dari titik dari Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta.

"Jika tol ini sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, hanya 1,5 jam bukan 3 jam lagi," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian.

Tol Yogyakarta-Bawen sendiri memiliki total panjang 75,82 kilometer dengan periode konsesi selama 40 tahun dan nilai investasi sebesar Rp 14,26 triliun. Jalan tol ini akan melintasi Provinsi Jawa Tengah sepanjang 68,17 kilometer dan DIY sepanjang 7,65 kilometer.

Adapun Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), anak usaha PT Jasa Marga, Oemi Vierta Moerdika mengatakan sesuai dengan target dan prioritas pembangunan di proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, proses konstruksi akan dimulai segera di Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo yang ditargetkan rampung pada Kuartal IV tahun 2023. "Seksi 1 ditargetkan mulai beroperasi di awal tahun 2024 yang akan terhubung dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport di Junction Sleman," kata dia.

Tidak hanya itu, Oemi mengatakan pihaknya juga membangun konstruksi elevated (jalan melayang) sepanjang 4,4 kilometer di atas saluran irigasi kuno Yogyakarta, Selokan Mataram, yang merupakan cagar budaya Yogyakarta.

Baca juga: Mudik Lebaran Lewat Kudus dan Yogyakarta, Nikmati Wisata Kuliner Khas Berikut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

20 jam lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

22 jam lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

1 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

2 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

2 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

3 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya