Shelter Pedesaan Yogyakarta Ikut Rawat Wisatawan Terpapar Covid-19
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Ninis Chairunnisa
Senin, 21 Februari 2022 10:03 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi di tengah masih cukup ramainya kunjungan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gugus Tugas Covid-19 DIY mencatat kasus harian mendekati 2.000 kasus dua hari terakhir.
Sementara dalam sepekan, 13-20 Februari 2022 total ada penambahan 11.494 kasus baru di DIY. Kondisi ini membuat shelter-shelter isolasi mulai terisi para pasien, khususnya tanpa gejala dan gejala ringan. Tak terkecuali pasien yang merupakan wisatawan atau pelaku perjalanan luar Yogya.
Satu lokasi karantina shelter Tangguh Covid-19 yang menggunakan gedung penelitian dan pengembangan di Desa Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul Yogyakarta misalnya, kini turut menampung isolasi wisatawan asal Kalimantan. "Kami hanya berupaya membantu isolasi yang terpapar tanpa melihat dari mana asalnya. Karena ada yang membutuhkan tempat dan kebetulan kami ada, ya diterima," kata Ani Widayani, Lurah Desa Sumbermulyo Bantul, Ahad, 20 Februari 2022.
Wisatawan asal Balikpapan Kalimantan Timur yang isolasi di shelter Desa Sumbermulyo ini merupakan satu keluarga terdiri tiga orang, termasuk bayi usia 18 bulan. Mereka sebelumnya sudah 9 hari menjalani isolasi mandiri di sebuah hotel di dekat Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Temon Kulon Progo.
Usai isolasi dari hotel dan hendak terbang kembali ke Balikpapan, ternyata saat dites PCR kembali sang bayi masih positif, padahal bekal logistiknya menipis. Mereka pun mulai mencari shelter di pedesaan yang gratis dan mendapatkan tempat di Sumbermulyo Bantul.
"Meskipun yang bersangkutan tidak memegang KTP Yogya, tapi namanya kemanusiaan menembus batas-batas wilayah maupun administratif," kata Ani.
Ani mengatakan pihak desa membuka kembali shelter Covid-19 ini untuk karantina khusus pasca ledakan kasus kembali terjadi di DIY memasuki Februari ini. "Sebab warga yang positif Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan tidak ditampung di rumah sakit namun diminta isolasi mandiri," kata dia.
Pengelolaan shelter Sumbermulyo ditangani oleh Satgas Covid-19 Sumbermulyo di bawah pengawasan Puskesmas Bambanglipuro. Sedangkan untuk kebutuhan makan minum untuk warga yang menjalani isolasi ditangani oleh masyarakat dalam bentuk donasi.
Saat ledakan kasus pertengahan tahun lalu, banyak masyarakat yang datang ke shelter itu menyerahkan bantuan makanan dan obat hasil iuran untuk warga yang sedang isolasi.
Perkembangan kesehatan warga yang sedang menjalani isolasi dipantau langsung tim medis dari Puskesmas Bambanglipuro yang kebetulan gedungnya berdampingan sehingga bisa memantau sepanjang hari. "Bila kondisi pasien memburuk dan membutuhkan penangan dokter semua sudah siap," kata Ani.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DI Yogyakarta Berty Murtiningsih mengatakan kenaikan ranjang, baik isolasi (nonkritikal) dan ICU (kritikal) di rumah sakit sepekan ini turut naik tajam. Misalnya untuk ranjang isolasi pada Ahad, 20 Februari 2022, dari ketersediaan 1.389 ranjang isolasi yang disediakan rumah sakit rujukan mulai mendekati kuota 50 persen. "Pada hari ini ranjang non kritikal sudah terisi 581 pasien atau 41,83 persen," kata Berty. Padahal, sepekan sebelumnya atau 13 Februari, keterisian ranjang isolasi itu masih 26, 37 persen atau hanya terisi 298 pasien dari total jumlah ranjang saat itu 1.130 unit.
Baca juga: Kasus Covid-19 Yogyakarta Terus Naik, Siap-siap Penyekatan di Perbatasan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.