PKL Malioboro Pindah, Malioboro Bakal Lebih Unik dari Orchard Road Singapura

Kamis, 10 Februari 2022 20:34 WIB

Suasana Malioboro tanpa pedagang kaki lima atau PKL. Foto: Antaranews

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sepanjang Jalan Malioboro di Kota Yogyakarta sekarang sudah bersih dari pedagang kaki lima. Para PKL Malioboro kini berjualan di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2 yang ada di kawasan itu.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan apa saja pembenahan kawasan Malioboro setelah memindahkan para PKL. "Saat ini kami sedang menyusun rencana penataan fisik Malioboro, khususnya fasad," kata Heroe Poerwadi di Yogyakarta pada Kamis, 10 Februari 2022.

Fasad Malioboro yang dia maksud adalah tampilan atau sisi luar bangunan pertokoan di sepanjang jalan yang tak pernah sepi dari wisatawan itu. Penataan fasad bertujuan memberi ciri khas Malioboro sebagai kawasan ikon Yogyakarta. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah menata bagian bawah jalur pedestrian di sepanjang Jalan Malioboro.

Beberapa waktu lalu berkembang wacana menjadikan Malioboro seperti kawasan Orchard Road Singapura. Menanggapi itu, Heroe Poerwadi mengatakan, penataan fasad ini akan membuat kawasan Malioboro lebih unik lagi. Musababnya, salah satu konsep fasad Malioboro adalah mengusung nilai sejarah.

Pemerintah Kota Yogyakarta tengah mematangkan konsep itu dengan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta. "Jadi, ketika wisatawan datang ke Malioboro, mereka bisa melihat bagaimana wajah Malioboro dari masa ke masa," kata Heroe. Artinya, bukan sekadar kawasan wisata dengan deretan pertokoan, melainkan ada makna sejarah yang terlihat di sana.

Advertising
Advertising

Heroe Poerwadi melanjutkan, Malioboro yang sekarang berbeda dengan dulu. Bangunan-bangunan di pinggir jalan masih terjaga bentuk aslinya. Pada era 1970 sampai 1990-an, kawasan Malioboro menjadi pusat perekonomian, oleh-oleh, sekaligus tempat seni dan budaya yang melahirkan banyak seniman dan budayawan.

Mengenai penataan sisi luar bangunan pertokoan, Heroe Poerwadi mengatakan, langkah ini membutuhkan kerja sama dengan para pemilik atau pengelola pertokoan. "Pemerintah akan berembuk dengan para pemilik pertokoan," ujarnya. Lorong yang ditinggalkan para PKL harus bersih alias tak boleh ditempati pedagang baru.

Heroe Poerwadi juga mengingatkan para pemilik toko di Jalan Malioboro agar mematuhi aturan pemasangan papan nama. Supaya tidak menutup fasad bangunan, pertokoan di Malioboro hanya boleh memasang papan nama berukuran maksimal 1 x 1,5 meter.

Kepala Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta yang kini bernama Paniradya Pati Keistimewan DI Yogyakarta, Aris Eko Nugroho mengatakan, terdapat sekitar 180 fasad bangunan di sepanjang Malioboro yang bakal dibenahi. "Sebagian fasad di Malioboro adalah bangunan cagar budaya," kata Aris.

Dengan begitu, penataannya harus melibatkan Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya DI Yogyakarta. Sejumlah fasad bangunan yang sudah rampung kajian desainnya ada di utara Pasar Beringharjo, dari timur sampai GPIB Marga Mulya di barat.

Baca juga:
Derita PKL Malioboro Kebajiran di Lapak Baru: Arep Nangis, tapi Wis Gede

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

6 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

18 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

19 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya