Sebab Wisatawan Belum Bisa Mendekati Gunung Merapi meski Nihil Hujan Abu

Sabtu, 22 Januari 2022 08:15 WIB

Awan panas Gunung Merapi yang terakhir kali terjadi pada 9 Januari 2022. Dok. BPPTKG Yogyakarta

TEMPO.CO, Yogyakarta - Berbagai aktivitas wisata di kawasan berlatar Gunung Merapi berangsur normal. Kondisi ini terjadi sejak awal 2022 dan seiring melandainya kasus penularan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kendati nihil hujan abu yang biasanya membuat masyarakat khawatir, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta belum mengizinkan wisatawan mendekati gunung tersebut. Musababnya, Gunung Merapi belum berhenti erupsi dan mengeluarkan awan panas serta lava pijar.

Pada Jumat, 21 Januari 2022, awan panas guguran Gunung Merapi kembali meluncur pada pukul 17.05 WIB dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng selama 232 detik. "Dalam sepekan terakhir (14 – 20 Januari 2022), awan panas juga terjadi satu kali, sedangkan lava pijar terjadi 91 kali ke arah barat daya yang dominan ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat, 21 Januari 2022.

Hanik menuturkan, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari. Adapun pada siang hingga sore hari berkabut. "Intensitas kegempaan Gunung Merapi selama sepekan ini masih cukup tinggi. Begitu juga dengan aktivitas vulkanik berupa erupsi efusif dan dalam status Siaga," kata dia.

Sementara deras melanda Kota Yogyakarta hingga memicu banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Sleman yang paling dekat Gunung Merapi, Hanik menuturkan, intensitas curah hujan Gunung Merapi yang tertinggi sepanjang pekan ini sebesar 62 milimeter per jam. Hujan itu berlangsung selama 40 menit di Pos Kaliurang pada 17 Januari 2022. "Tidak terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu Gunung Merapi saat itu," kata dia.

Advertising
Advertising

Dengan kondisi tersebut, Hanik melanjutkan, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. "Bila terjadi letusan eksplosif, maka lontaran material vulkanik Gunung Merapi bisa mencapai radius 3 kilometer dari puncak," kata dia.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas menuturkan, perkiraan cuaca di sekitar Gunung Merapi setelah memuntahkan awan panas di Jumat sore kemarin diselimuti hujan sedang hingga lebat. "Baru pada malam hari setelah erupsi itu, intensitas hujan ringan sampai sedang dan esok pagi (Sabtu, 22 Januari 2022) cuaca kembali berawan," kata dia.

Baca juga:
Gunung Merapi Punya Banyak Sungai untuk Wisata, tapi Ancaman Menanti Saat Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

4 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

5 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

15 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya