Begini Mulanya Kampung Pecinan di Indonesia

Reporter

Tempo.co

Kamis, 6 Januari 2022 15:20 WIB

Kampung Pecinan Ketandan kala malam hari. Gerbang kampung memiliki kesan kuat gerbang-gerbang kuno di Cina. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Saat membicarakan pecinan, banyak dari Anda akan memikirkan temapt-tempat seperti Petak Sembilan Bogor, Suryakencana Bogor, Semawis Semarang, ataupun Ketandan Jogja. Selain tempat-tempat tersebut, banyak daerah di Indonesia yang memiliki kawasan pecinan. Tahukah Anda mengapa banyak daerah di Indonesia memiliki banyak kawasan pecinan?

Dikutip dari buku Batavia, 1619–1740: The Rise and Fall of a Chinese Colonial Town karangan Leonard Blusse, banyaknya Pecinan di daerah-daerah yang ada di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari persebaran orang Tionghoa, khususnya di Indonesia. Banyaknya orang Tionghoa di Indonesia didorong juga dengan kegemaran orang Tionghoa untuk merantau dan mencari penghidupan yang lebih layak melalui perdagangan. Menurut catatan sejarah, orang-orang Tionghoa sudah ada di Indonesia sejak abad ke-7 dan mulai mentep pada abad ke-11.

Pada awalnya, masyarakat Tionghoa yang menetap di Indonesia banyak membaur bersama penduduk setempat. Namun, ketika VOC mulai membangun Batavia (kini Jakarta), semuanya berubah dan saat itu VOC membangun sebuah tembok di Batavia. Hal ini berakibat pada adanya persaingan ekonomi antara VOC dengan etnis Tionghoa.

Ketegangan antara VOC dan etnis Tionghoa berujung pada huru-hara di tahun 1740 dan mengakibatkan banyak etnis Tionghoa yang dibantai oleh VOC. Akibat hal itu, Gubernur Jenderal Valckenier memberikan perintah supaya semua etnis Tionghoa untuk menetap di luar tembok Batavia dan orang-orang Tionghoa diisolasi dalam suatu kawasan yang disebut Chineeche kamp yang ada di daerah Glodok dan sekarang dikenal dengan nama Petak Sembilan.

Akibat huru-hara pada 1740, berimpilkasi juga pada etnis-etnis Tionghoa yang tersebar di banyak daerah dan membuat mereka harus diisolasi pada kawasan tertentu dan hal ini membentuk suatu kawasan yang disebut dengan pecinan karena banyak diisi oleh orang-orang Tionghoa. Tempat-tempat ini masih ada hingga saat ini dan masih menjadi pusat berkumpulnya orang-orang keturunan Tionghoa di Indonesia.

Advertising
Advertising

EIBEN HEIZIER

Baca: Kampung Ketandan: Tan Ji Sing dan Daerah Pecinan Yogyakarta

Berita terkait

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

5 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

44 hari lalu

Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

Trem merupakan salah satu transportasi yang digunakan pada zaman Hindia Belanda. Ada monumen jalur trem yang bisa dilihat di Kota Tua Jakarta.

Baca Selengkapnya

Vihara Dharma Bhakti Rutin Berikan Takjil Buka Puasa Gratis, Berikut Profilnya Klenteng Tertua di Jakarta Ini

44 hari lalu

Vihara Dharma Bhakti Rutin Berikan Takjil Buka Puasa Gratis, Berikut Profilnya Klenteng Tertua di Jakarta Ini

Berikut profil Vihara Dharma Bhakti tiap tahun menyediakan menu takjil buka puasa gratis bagi umat Muslim di sekitar klenteng tertua di Jakarta itu.

Baca Selengkapnya

Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

45 hari lalu

Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

Dulu, meriam Si Jagur diletakkan di benteng Portugis di Melaka untuk memperkuat pertahanan mereka di sana.

Baca Selengkapnya

Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

59 hari lalu

Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

Gohyong menjadi jananan kaki lima yang tengah naik daun saat ini. Namanya seperti kuliner Korea, ternyata akulturasi Tinghoa dan Betawi.

Baca Selengkapnya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

6 Maret 2024

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

26 Februari 2024

Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

23 Februari 2024

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

Festival Pecinan yang digelar tiga hari, 23-25 Februari 2024, menunjukkan bagaimana keguyuban dan keramahan semua etnis yang ada di Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

23 Februari 2024

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

Di zaman Dinasti Han, seorang koki istana diberi libur untuk bertemu keluarganya saat Cap Go Meh setelah menyajikan ronde kepada kaisar

Baca Selengkapnya

Sejarah Arak-arakan Sipasan, Tradisi Perayaan Cap Go Meh yang Hanya Ada di Padang dan Taiwan

21 Februari 2024

Sejarah Arak-arakan Sipasan, Tradisi Perayaan Cap Go Meh yang Hanya Ada di Padang dan Taiwan

Tradisi Arak-arakan Sipasan saat Cap Go Meh hanya dilakukan di dua tempat di dunia ini, yaitu di Padang dan Taiwan.

Baca Selengkapnya