Viral Kantor Sultan Sampai Alun-alun Keraton Yogyakarta Dijual Online

Rabu, 5 Januari 2022 20:12 WIB

Kawasan Istana Gedung Agung, Yogyakarta, tak terlalu ramai di hari libur kemerdekaan, Senin 17 Agustus 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyoroti temuan di dunia maya yang menunjukkan penjulan sejumlah aset.

Bangunan yang ditawarkan terletak di beberapa tempat strategis di pusat Kota Yogyakarta. Di antaranya Gedung Kepatihan atau Kantor Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X Istana Negara Gedung Agung atau tempat presiden Indonesia biasa berkantor di Yogyakarta, hingga Alun-alun Utara milik Keraton Yogyakarta.

Semua bangunan itu dijual secara virtual di laman Next Earth. Padahal tempat-tempat itu merupakan bangunan bersejarah di Yogyakarta. Di laman tersebut sudah terpasang juga berapa nilai bangunan tersebut dengan uang kripto, satuan mata uang yang populer di ranah digital.

Gedung Kepatihan dijual seharga 17,39 USDT, Gedung Agung sebesar 36,84 USDT dan Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta senilai 237,56 USDT. Juru Bicara Pemerintah DI Yogyakarta, Ditya Nanaryo Aji menanggapi informasi tersebut.

"Soal informasi Kompleks Kepatihan sampai Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta yang dijual di situs Next Earth itu, Pemerintah DI Yogyakarta tidak pernah bekerja sama, merekomendasikan, atau mengizinkan jual beli secara virtual aset apapun milik pemerintah DI Yogyakarta," kata Ditya Nanaryo Aji pada Rabu, 5 Januari 2021.

Advertising
Advertising

Apabila terjadi kasus jual beli secara virtual lewat platform apapun yang berhubungan dengan aset pemerintah DI Yogyakarta tadi, menurut dia, itu adalah klaim sepihak. "Jual beli itu tidak relevan dengan kepemilikan sah aset fisik tersebut," kata dia.

Sekretaris DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji mengingatkan agar pemilik situs segera mencabut penawaran aset pemerintah DI Yogyakarta di situs itu. Meski belum mengambil upaya hukum, Aji melanjutkan, pemerintah DI Yogyakarta tak tinggal diam jika ada hal yang merugikan.

"Kalau ke depannya terdapat penyalahgunaan dan merugikan pemerintah daerah, tentu kami melakukan langkah hukum," kata Aji. "Sementara ini kami lihat atau monitor dulu."

Baca juga:
Cara Yogyakarta Bikin Wisatawan Mancanegara Betah Tinggal Hingga 1 Tahun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

2 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

3 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

4 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

4 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

4 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya