Jejak Peristiwa 30 September 1965 di Lubang Buaya Jakarta Timur
Reporter
Tempo.co
Editor
Ninis Chairunnisa
Kamis, 30 September 2021 14:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 30 September selalu melayangkan ingatan masyarakat Indonesia terhadap sebuah peristiwa kelam 56 tahun lalu. Pada tanggal itu terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap 7 anggota TNI, tepatnya enam jenderal dan satu perwira yang kini dianugerahi gelar pahlawan revolusi.
Ketujuh pahlawan tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal R Soeprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jenderal D.I Panjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo dan Kapten Pierre Andreas Tendean. Mereka disebut menjadi korban Gerakan 30 September atau G30S yang disebut melibatkan PKI.
Meski telah berlalu 56 tahun, jejak para pahlawan revolusi itu masih bisa disaksikan di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Kawasan itu memang menjadi lokasi 6 jenderal dan satu perwira itu dibunuh dan dibuang jasadnya ke sebuah sumur.
Sumur yang menjadi lokasi penemuan jenazah itu pun dinamai sumur maut. Sumur itu memiliki diameter 75 sentimeter dengan kedalaman 12 meter. Tujuh jenazah dimasukkan ke dalamnya.
Di kawasan Lubang Buaya juga ada museum yang menyimpan peninggalan sejarah pergerakan pemberontakan PKI yang disebut Museum Pengkhiatan PKI. Di museum yang diresmikan oleh almarhum Presiden Soeharto itu menyimpan diorama dan foto-foto yang menggambarkan pemberontakan PKI di Indonesia. Selain itu, ada kendaraan yang digunakan untuk menculik para jenderal.
Penggambaran lebih nyata mengenai peristiwa pembunuhan pahlawan revolusi ada di Museum Paseban. Di sana ada diorama, foto hingga baju-baju dengan bercak darah yang sempat digunakan oleh 7 pahlawan revolusi. Ada juga rangkaian foto saat pengangkatan jenazah dan hasil visum.
Pada masa orde baru, peristiwa G30S selalu identik dengan pemutaran film G30S PKI di televisi yang diwajibkan oleh pemerintahan Soeharto. Namun pemutaran film itu dihentikan pada 1998.
Para pahlawan revolusi korban peristiwa 30 September juga diabadikan di sebuah monumen yang disebut Monumen Pancasila Sakti. Monumen itu memiliki figur burung garuda besar dan patung 7 pahlawan revolusi di depannya.
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga: Museum AH Nasution, Peluru di Tembok Saksi Bisu Tragedi G30S