Kasus Covid-19 Melonjak, PHRI Yogyakarta: Belum Ada Klaster Hotel atau Restoran

Senin, 21 Juni 2021 05:57 WIB

Petugas hotel di Yogyakarta meningkatkan penerapan protokol kesehatan seiring dengan perpanjangan masa tanggap darurat Covid-19 di DI Yogyakarta hingga akhir September 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengusaha pariwisata yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta resah dengan rencana karantina wilayah atau lockdown untuk menekan lonjakan kasus Covid-19. Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, tiada cara selain lockdown total jika kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro tak mempan mengendalikan kasus Covid-19.

Ketua PHRI DI Yogyakarta, Deddy Pranowo mengatakan isu Yogyakarta lockdown sudah menyebar. "Banyak calon tamu yang menanyakan itu, bahkan ada yang langsung membatalkan reservasi hotel," ujar Deddy Pranowo kepada Tempo, Ahad 20 Juni 2021.

Deddy mengatakan, pemerintah belum mengajak PHRI berdiskusi ihwal wacana lockdown tersebut. Namun demikian, sejumlah pengusaha hotel dan restoran sudah menyampaikan protes secara lisan kepada pemerintah. Deddy menyayangkan jika pemerintah menerapkan lockdown. Musababnya, aktivitas pariwisata Yogyakarta yang kini beranjak pulih dan okupansi hotel mulai membaik, bakal terjun bebas lagi.

Sementara pengusaha hotel dan restoran, menurut Deddy Pranowo, sudah menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi peraturan soal durasi dan kapasitas pengunjung. "Jika ada lonjakan kasus Covid-19, mari kita evaluasi bersama. Apakah kasus itu berasal dari klaster hotel atau restoran? Sebab selama ini tidak ada (klaster Covid-19 dari hotel dan restoran)," katanya.

Deddy berharap pemerintah DI Yogyakarta dan pemerintah pusat mempertimbangkan lagi rencana lockdown. Para pengusaha hotel dan restoran yang bernaung di bawah PHRI, dia melanjutkan, bersedia bekerja sama dalam menegakkan protokol kesehatan dan menyediakan fasilitas karantina mandiri bagi masyarakat yang membutuhkan, dengan catatan hasil tes swab PCR negatif Covid-19.

Advertising
Advertising

Pengusaha hotel dan restoran, Deddy melanjutkan, tak menolak wisatawan yang membutuhkan tempat karantina meski dia berasal dari zona merah Covid-19. "Hotel bisa menerima tamu selama hasil PCR-nya negatif dan protokol kesehatan lebih ketat lagi," ucapnya.

PHRI mendorong kegiatan PPKM skala mikro di desa atau perkampungan lebih ketat lagi. Musababnya, saat ini lonjakan kasus Covid-19 di Yogyakarta didominasi klaster kegiatan sosial dan klaster keluarga. "Jika lockdown total, destinasi wisata serta hotel dan restoran tutup, maka perjuangan kami selama ini sia-sia untuk bangkit mumulihkan industri pariwisata," katanya.

Apabila lockdown menjadi pilihan terakhir, Deddy menyatakan, PHRI berharap pemerintah memberikan solusi bagi pelaku usaha dan industri agar tetap bertahan dalam membiayai operasional masing-masing.

Bus wisatawan lokal dari berbagai daerah di luar Yogyakarta memadati kawasan Taman Parkir Senopati pada Ahad, 20 Juni 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Pantauan Tempo, wisatawan dari luar DI Yogyakarta masih membeludak hingga Ahad, 20 Juni 2021. Seluruh tempat khusus parkir bus penuh kunjungan wisatawan dari luar daerah. Misalkan Tempat Khusus Parkir Senopati yang tak jauh dari Malioboro, puluhan bus terparkir hingga area itu padat.

Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menegaskan masyarakat untuk menjadi subjek yang turut meminimalisir penyebaran Covid-19. "Penambahan kasus positif di DI Yogyakarta sudah mencapai puncaknya pada Sabtu, 19 Juni 2021, yakni sebanyak 638 kasus Covid-19 dalam sehari," kata Sultan. "Ini adalah angka tertinggi selama pandemi."

Jumlah RT di DI Yogyakarta yang berada di zona merah mencapai 19 RT dan zona oranye sebanyak 61 RT. Penambahan kasus positif tersebut mengakibatkan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) baik isolasi maupun ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 DI Yogyakarta, bertambah.

Baca juga:
Berburu Oleh-oleh di Destinasi Wisata 'Lantai Dua' Yogyakarta, Bersiap Lockdown

Berita terkait

Viral Kafe Bukanagara Coffe and Roastery Diisukan Tunggak Gaji Karyawan, Kafe Tetap Buka Seperti Biasa

15 jam lalu

Viral Kafe Bukanagara Coffe and Roastery Diisukan Tunggak Gaji Karyawan, Kafe Tetap Buka Seperti Biasa

Salah satu kafe artistik, Bukanagara Coffe and Roastery, belakangan jadi sorotan publik karena manajemennya diduga menunggak pembayaran gaji karyawan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

16 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

16 jam lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

18 jam lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

1 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

1 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya