Covid-19 Melonjak Usai Lebaran, Raja Yogyakarta Mau PPKM Mikro yang Lebih Mikro

Sabtu, 12 Juni 2021 10:50 WIB

Sultan Hamengkubuwono X menyatakan penutupan destinasi wisata di Yogyakarta tak efektif cegah virus corona, karena sudah sepi pengunjung. Hal tersebut ia nyatakan usai menggelar rapat terkait wabah virus corona, dengan bupati dan walikota se-DIY di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis 19 Maret 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus Covid-19 di Yogyakarta naik signifikan setelah libur Idul Fitri atau lebaran 2021. Setelah berbulan-bulan sebelum libur lebaran stabil pada kisaran 100 sampai 200 kasus Covid-19 per hari, pada tiga hari terakhir, yakni 9 - 11 Juni 2021, kasus harian melonjak menjadi 300 hingga 400 kasus Covid-19 setiap hari.

Sebagai antsipasi meluasnya lonjakan kasus Covid-19, Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bakal memodifikasi dan lebih memperketat kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro. Keputusan pengetatan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi Penanganan Peningkatan Kasus Covid-19 DI Yogyakarta di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Jumat, 11 Juni 2021.

"Kami akan memberlakukan PPKM Mikro dengan tambahan-tambahan teknis yang lebih mikro," kata Sultan Hamengku Buwono X. Tambahan teknis ini, menurut dia, akan msuk dalam berbagai aspek. Misalkan dalam menekan kerumunan, berlaku pemberian perizinan berlapis terhadap kegiatan masyarakat seperti hajatan dan lainnya.

"Contoh hajatan, dari yang awalnya izin hanya dari RT dan RW, nantinya harus mengantongi izin dari kelurahan/desa hingga kecamatan," kata Sultan Hamengku Buwono X. "Perizinan tidak hanya desa tapi kecamatan juga melakukan rekomendasi. Harapan bisa saling mengontrol di lapangan."

Sultan mengatakan pemerintah provinsi akan membantu menyediakan tempat isolasi mandiri yang mungkin diperlukan di wilayah desa bagi mereka yang positif Covid-19. Kendati sangat berpotensi menimbulkan klaster-klaster baru, Sultan tidak melarang masyarakat berkegiatan. Hanya saja, harus ada prosedur yang tidak boleh dilewatkan dan harus dipatuhi.

Advertising
Advertising

"Kami memperketat kontrol pada tempat-tempat yang sifatnya bisa mendatangkan kerumunan. Itu sangat penting, karena fakta klaster-klaster di level desa itu yang terjadi," ujarnya. Sultan menambahkan, saat ini klaster Covid-19 yang muncul lebih banyak di pedesaan dengan penularan dengan lingkup lebih sempit, yakni antar-anggota keluarga dan tetangga.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DI Yogyakarta, Noviar Rahmad menjelaskan, beberapa peraturan teknis yang akan direkomendasikan dalam modifikasi PPKM Mikro yang lebih mikro ini. Salah satunya, perizinan kegiatan yang berpotensi kerumunan akan dilakukan secara berlapis. Ada ketentuan khusus yang tak boleh dilanggar.

Nantinya, pengetatan tersebut juga berlaku untuk penggunaan kapasitas ruangan. Apabila sebelumnya suatu kegiatan, misalkan hajatan, pengajian, pertemuan tingkat RT/RW, dan lainnya, bisa digelar dengan peserta 50 persen dari total kapasitas gedung, maka dengan modifkasi ini hanya boleh diisi maksimal 30 persen saja.

"Dalam pelaksanaan harus ada yang menjamin bahwa kegiatan itu berjalan sesuai protokol kesehatan," kata Noviar Rahmad. Setiap izin yang terbit, menurut dia, harus disertai dengan pemantauan dan pengawasan di lapangan. "Bukan sekadar memberikan izin lalu membiarkan."

Raja Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X menyinggung persepsi masyarakat yang masih menyepelekan protokol kesehatan dan meremehkan situasi pandemi. "Masyarakat masih nyepelekke (meremehkan), rumongso (merasa) sehat. Susahnya itu," ucapnya.

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker

Baca juga:
3 Hari Tambah 1.176 Kasus Covid-19, DIY Perketat Hajatan dan Takziah

Berita terkait

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

1 jam lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

11 jam lalu

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

1 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

1 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

2 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

2 hari lalu

Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

2 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

2 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

3 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

3 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya