Mencicip Kuliner Fresh from The Oven di Pasar Kebon Empring Yogyakarta

Sabtu, 29 Mei 2021 06:16 WIB

Suasana lapak kuliner di wisata Pasar Kebon Empring di Piyungan, Bantul, 25 Mei 2021 sore.

TEMPO.CO, Yogyakarta – Matahari sudah melipir ke barat ketika satu per satu penjual kuliner di lokasi wisata Pasar Kebon Empring meninggalkan lapak-lapaknya. Mereka tak membawa pulang barang-barang atau peralatan memasak, melainkan ditinggal di warung-warung dari bambu berdesain semi terbuka itu.

“Ada yang bertugas menjaga,” kata salah satu pengelola, Titik Ailuh saat ditemui Tempo, Selasa, 25 Mei 2021.

Tempat wisata berkonsep wisata kuliner itu menyediakan 32 lapak kuliner tradisional berbagai daerah. Total ada 120 menu yang disajikan.

Setiap lapak mempunyai satu kuliner unggulan yang berbeda satu sama lain. Nama-nama kuliner unggulan itu disematkan menjadi nama tiap lapak beserta nama penjualnya.

Misalnya, Jenang Candhil - Yu Wahyu, Siomay – Yu Sri, Es Kuwut – Yu Apri, Sego Wiwit – Yu Sar, Masakan Padang – Yu Ranti, Kopi Bumbung – Luv, Sate Kere – Yu Tari. Tulisan itu dipajang pada papan kayu dengan abjad kapital maupun aksara Jawa.

Advertising
Advertising

Menu lainnya juga tersedia seperti rujak kangkung, putu bumbung, wedang bajigur, wedang uwuh, sate jamur, es gosrok, rujak petis, bakso bakar, juga telur gulung. “Ada masakan Padang karena yang jual suaminya orang Padang,” kata Titik.

Pengunjung yang datang tinggal mampir ke warung-warung itu. Selain memesan, pengunjung harus menyampaikan di mana lokasi duduknya agar pesanan mudah diantar.

Soal harga, Titik menjamin ramah kantong. “Uang 100 ribu di luar cukup 2-3 porsi. Kalau di sini bisa untuk banyak orang dengan macam-macam menu,” ujarnya.

Yang unik, makanan dan minuman yang disajikan dalam kondisi fresh from the oven. Proses mengolah makanan dilakukan di sana. Begitu pun proses menyiapkan minuman.

Sekadar membuat teh hangat, penjual harus menjerang air terlebih dahulu. Pengelola melarang mereka menyiapkan air teh dan mencampurnya dengan gula di dalam termos besar sejak dari rumah dan menuangkan apabila ada yang memesan.

“Itu tidak fresh. Hanya bisa bertahan baik beberapa jam,” kata Titik.

Tak heran, setiap warung menyediakan kompor gas. Mereka akan merebus air dan memasak di sana. Termos hanya berisi air putih dingin untuk bahan membuat minuman. “Ya, memang agak lama penyajiannya. Tapi pengunjung puas,” kata Titik.

Para penjual adalah warga sekitar. Mereka adalah ibu-ibu yang semula tak punya pekerjaan.

Di sisi lain, Titik pun kerap melihat para penagih utang alias debt collector wara-wiri di dusunnya. Para ibu ini pun dilibatkan berjualan sekaligus menambah penghasilan keluarga. Sedangkan kontribusi mereka untuk merawat tempat wisata dengan menyisihkan Rp 5.000 dari penghasilannya per hari.

Total ada 14 orang warga yang berfokus mengelola Pasar Kebon Empring. Mereka saling bagi peran.

Setiap sepekan sekali mereka menggelar pertemuan di sana. Sementara malam hari digunakan para pengelola untuk bergotong-royong memperbaiki fasilitas dan sarana-prasarana yang rusak atau membuat yang baru.

“Jadi pukul 5 sore pulang. Nanti pukul 8 malam kembali lagi ke sini,” kata Titik. Perbaikan fasilitas dan sarana prasarana di Pasar Kebon Empring dilakukan malam hari agar tak mengganggu wisatawan yang berkunjung esok harinya.

Baca juga: Viral 'Nuthuk' Pecel Lele Rp 37 Ribu, Ini Harga Umumnya di Malioboro Yogyakarta

Berita terkait

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

10 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

7 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

7 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

8 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

8 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

8 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

11 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

12 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya