Antarkota Bisa Ditempuh Jalan Kaki, Yogyakarta Sulit Awasi Larangan Mudik Lokal

Jumat, 7 Mei 2021 20:38 WIB

Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Giwangan, Yogyakarta, Rabu, 5 Mei 2021. Terminal Giwangan tidak akan menerima kedatangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pada larangan mudik Lebaran mulai Kamis, 6 Mei 2021. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan akan mengikuti pemerintah pusat yang kini memberlakukan larangan mudik lokal atau mobilitas dalam wilayah aglomerasi dalam upaya mencegah penularan Covid-19 pada masa libur Lebaran tahun ini.

Meski begitu, Pemerintah DIY memprediksi pengawasan untuk larangan mudik lokal ini kemungkinan akan relatif sulit mengingat banyaknya akses keluar masuk antar kabupaten/kota di DIY. "Jalan kaki saja bisa (keluar masuk kabupaten-kota di DIY), ya larangan mudik lokal ini mungkin agak sulit, namun akan kami ikuti," ujar Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji, Jumat, 7 Mei 2021.

Bukan rahasia lagi jika wilayah DIY yang tak terlalu luas itu memiliki batas-batas kabupaten/kota tak terlalu kentara. Khususnya di wilayah garis Kartamantul atau Kota Yogyakarta- Kabupaten Sleman-Kabupaten Bantul.

Hampir setiap hari, mobilitas warga yang bekerja dan berwisata di dalam wilayah Kartamantul itu selalu menembus batas-batas wilayah administratif karena jarak tempuhnya pendek dengan kendaraan bermotor. Misalnya warga Kota Yogyakarta jika hendak plesiran ke Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul, dia hanya butuh waktu kurang lebih 60 menit. Atau warga Kabupaten Sleman yang ada di lereng Gunung Merapi ingin plesiran ke Malioboro, hanya perlu waktu sekitar 60 menit bahkan bisa kurang.

Memang sedikit berbeda dengan Kabupaten Gunungkidul atau Kulon Progo. Untuk sampai ke Kota Yogyakarta harus melewati kabupaten Bantul atau Sleman dulu sehingga waktunya sedikit lebih lama. Namun tak akan sampai dua jam.

Advertising
Advertising

Aji menuturkan baru mengetahui kebijakan larangan mudik lokal itu hari ini dan akan mengonfirmasi detil kebijakan tersebut ke pemerintah pusat dan Satgas Covid-19. Sebab, DI Yogyakarta termasuk salah satu dari delapan wilayah aglomerasi skala kecil yang sebelumnya masih diizinkan untuk mudik lokal atau mudik dalam satu wilayah provinsi.

Hal itu mengacu pada Addendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021.

"Kalau berpergian dalam wilayah aglomerasi ini tidak boleh, ya bagaimana cara kami membatasi orang dari Kabupaten Bantul ke kota Yogya, dalane ono piro (jalannya ada berapa banyak yang harus diawasi)," kata Aji.

Salah satu strategi untuk mengawasi larangan mudik lokal ini, menurut Aji, yakni pengetatan mobilitas lewat peran satgas tingkat rukun tetangga/rukun warga atau RT/RW. "Pengurus RT/RW kami minta mengingatkan kalau ada warganya yang hendak keluar, ada rambu-rambu tidak boleh keluar," kata Aji.

Aji mengatakan akan sulit jika pemerintah juga harus sampai melakukan penjagaan di pintu masuk- keluar antar kabupaten. "Antar kabupaten/kota hampir tak ada batasnya," kata dia.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan dengan larangan mudik lokal itu, Pemerintah DIY akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat. "Tidak mungkin tidak mengikuti, kami kan juga tidak punya dasar kalau pemerintah pusat mencabut (izin mudik lokal) itu" ujarnya.

Sultan menjelaskan meski Pemda DIY akan menjalankan kebijakan pusat, tetapi soal larangan mudik lokal di wilayah aglomerasi ini pihaknya masih perlu melakukan koordinasi. "Kami perlu atur lagi soal kebijakan itu, saat ini belum tahu teknisnya seperti apa," kata Sultan.

Baca juga: Larangan Mudik 2021, Wilayah Bandung Raya Sekat Kedatangan Orang Luar

Berita terkait

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

52 menit lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

1 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

1 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

1 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

1 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

2 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

2 hari lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

2 hari lalu

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

3 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya