Beroperasi Lagi, Museum Vredeburg Gandeng Musisi Jalanan Demi Genjot Kunjungan

Rabu, 31 Maret 2021 09:01 WIB

Suasana di halaman Museum Vredeburg Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu ikon wisata Yogyakarta, Museum Vredeburg sudah sepekan terakhir beroperasi menerima kunjungan wisatawan kembali.

“Sejak tanggal 23 Maret lalu kami sudah beroperasi kembali dan menerima wisatawan,” kata Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Suharja, Selasa, 30 Maret 2021.

Untuk menarik kunjungan wisatawan yang turun drastis akibat pandemi Covid-19 ini, kata Suharja, pihaknya mulai melaksanakan kegiatan secara luring selain event yang tetap digelar di media sosial.

Misalnya dengan melibatkan tak kurang 80 kelompok musisi jalanan di Yogyakarta untuk bergiliran tampil di panggung pintu masuk sisi timur museum itu. “Dengan latar atau suasana heritage di Vredeburg, musisi jalanan ini diharapkan bisa punya ruang baru, yang menarik untuk lokasi mereka tampil lagi dan mencari rejeki,” kata Suharja.

Para musisi jalanan yang dikoordinir Institut Musik Jalanan (IMJ) ini tak sekadar diberi ruang untuk tampil dan mempromosikan Vredeburg. Dengan melibatkan Bank Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai induknya, Vredeburg memfasilitasi setiap kelompok musik jalanan itu agar dapat segera memiliki layanan pembayaran digital atau QR Code Indonesian Standard (QRIS).

Advertising
Advertising

Jadi saat musisi itu tampil di manapun secara daring, maka siapapun dan dimanapun yang menonton mereka dan ingin mengapresiasi pertunjukkannya, langsung bisa menyumbang tanpa harus datang menonton langsung.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbud Judi Wahjudin yang turut memantau pertunjukan musik di Vredeburg itu mengatakan setidaknya ada 44 ribu lebih seniman-budayawan di tanah air terdampak pandemi Covid-19 Dari jumlah itu, sekitar seperlimanya merupakan musisi jalanan.

Melihat kondisi pandemi ini, dengan heritage-heritage yang ada di bawah Kemendikbud, Judi berharap bisa tercipta ruang baru bagi para musisi jalanan ini berkarya lagi. Heritage, menurut dia, bukan sekadar tempat yang perlu dilestarikan, tapi bisa dimanfaatkan sebagai ruang ekspresi budaya dengan tetap menjaga kelestariannya.

“Heritage-nya bisa makin dikenal dari penampilan seniman budayawan itu dan seniman bisa mendapat ruang baru juga rejeki dari pertunjukannya dengan secara langsung dan digital,” kata Judi.

Judi menuturkan event yang menggandeng seniman khususnya musisi terlibat dalam kerjasama menggeliatkan lagi sektor wisata heritage tak hanya dilakukan di Yogyakarta. Event serupa juga digelar di sejumlah destinasi, misalnya di Benteng Rotterdam Makasar, Taman Budaya Bandung dan sejumlah museum di Jakarta.

Pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ) Andy Malewa mengatakan telah menjaring setidaknya 80 kelompok musik jalanan untuk bisa tampil bergiliran dalam event di Vredeburg itu. “Selain memberi ruang tampil, ajang ini juga menjadi kurasi bagi para musisi untuk difasilitasi agar kelompoknya bisa tercatat dan mendapat layanan untuk transaksi secara digital lewat QRIS yang diakui pemerintah,” ujarnya.

Andy mengatakan masa pandemi ini benar-benar menyulitkan musisi untuk mendapatkan rejeki karena nyaris tak ada ruang untuk tampil dan akses para musisi mendapatkan hasil dari jerih payahnya saat tampil. “Jika para musisi ini sudah bisa memiliki layanan pembayaran digital kan jadi lebih mudah, yang saat itu puas dengan pertunjukan kami dan ingin menyisihkan rejekinya bisa langsung menyumbang tanpa harus datang,” ujarnya.

Bagi wisatawan yang ingin ke Vredeburg, perlu ingat bahwa pengelola menerapkan pembatasan kunjungan demi mematuhi protokol Covid-19. Dalam sehari, museum itu hanya membuka empat sesi kunjungan untuk menghindari kerumunan pengunjung. Setiap sesi kunjungan hanya diiisi 50-60 orang.

“Jadi dalam sehari maksimal sekitar 250 orang, tidak seperti sebelum pandemi dulu yang dalam sehari bebas menerima sampai 2000 wisatawan,” kata Suharja.

Harga tiket masuk di museum Vredeburg juga tak berubah. Untuk wisatawan perorangan harga tiketnya Rp 3.000 per orang. Sedangkan jika rombongan Rp 2.000 per orang.

Baca juga: Wisata Edukasi Desa Ngabab, Wisatawan Diajak Jadi Petani Sungguhan

Berita terkait

Menilik Pemandangan Danau Superior dengan Kereta Api Duluth Zephyr

1 hari lalu

Menilik Pemandangan Danau Superior dengan Kereta Api Duluth Zephyr

Selama perjalanan kereta api 75 menit wisatawan akan dimanjakan pemandangan kota dan Danau Superior

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

1 hari lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

1 hari lalu

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

Sepanjang tahun 2024, peluang melihat aurora borealis akan semakin meningkat di beberapa destinasi tertentu

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

2 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

2 hari lalu

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

Waktu terbaik untuk menjelajahi Malaga adalah musim semi dan musim gugur, untuk hindari kerumunan musim panas.

Baca Selengkapnya

Peledakan Tambang Emas Bikin Panik Wisatawan di Banyuwangi, Ini Tanggapan PT BSI

2 hari lalu

Peledakan Tambang Emas Bikin Panik Wisatawan di Banyuwangi, Ini Tanggapan PT BSI

Aktivitas peledakan tambang emas itu sempat membuat wisatawan Pantai Pulau Merah berhamburan karena mengira ada gempa.

Baca Selengkapnya