Rangkaian Acara Kenaikan Tahta Sultan, Yogyakarta Gelar Festival Andong di Mal

Minggu, 14 Maret 2021 12:18 WIB

Festival Andong yang digelar di Mall Sleman City Hall Yogya 13-14 Maret 2021. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Deretan kereta andong tanpa kuda membuat pengunjung terkesima saat dipamerkan di pusat perbelanjaan Sleman City Hall Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu petang, 13 Maret 2021.

Puluhan kereta andong itu penampilannya sangat berbeda dengan andong yang biasa ditemui wisatawan di sekitar kawasan Malioboro. Andong-andong di mal itu sudah bersolek sehingga tampak menarik meskipun bentuk aslinya tak mengalami banyak perubahan.

Ada yang dihiasi lampu berlapis warna keemasan, memakai kelambu, ornamen janur kuning, pita, ketupat hingga gantungan buntut atau ekor kuda asli.

Puluhan andong itu merupakan peserta dalam Festival Andong 2021 yang digelar Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) DIY, Paguyuban Andong DIY, Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY dan Bank BPD DIY pada 13-14 Maret 2021.

"Festival ini menjadi upaya memperkaya event di Yogyakarta untuk memulai pemulihan wisata dan ekonomi setelah setahun pandemi Covid-19," ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo di sela pembukaan festival itu.

Advertising
Advertising

Singgih mengatakan dari 71 event wisata budaya yang disiapkan sepanjang 2021 ini, festival andong itu awalnya masuk dalam rangkaian Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan kenaikan tahta Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dipusatkan di Keraton Yogya. Namun untuk mendongkrak pengunjung, lokasi event itu dipindahkan, yakni di pusat perbelanjaan yang berada persis di pinggir jalan Jogja-Magelang, tempat jalur masuk Yogya bagian utara itu.

Dengan begitu, masyarakat khususnya wisatawan yang sedang berlibur ke Yogya akhir pekan ini lebih mudah mampir dan menikmati festival itu saat mereka menyambangi Yogya dari bagian utara seperti Semarang dan wilayah Jawa Tengah lainnya

Pemilihan lokasi festival itu sengaja di bagian utara Yogya atau Kabupaten Sleman karena selama ini andong juga terbatas mobilitasnya. "Andong kan transportasi jarak pendek, dan selama ini lebih banyak dijumpai di Kota Yogya dan Kabupaten Bantul, makanya coba digelar di Sleman," kata Singgih.

Tak sekedar festival, ujar Singgih, dalam event itu di setiap andong juga terpampang kode barcode atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang disediakan melalui layanan aplikasi bank Pemerintah DIY, BPD DIY. "Dari kode QRIS itu kami sekalian sosialisasikan lagi pada wisatawan, bahwa saat ini untuk naik keliling andong di Yogya pembayarannya bisa digital, tak perlu bawa uang tunai," kata dia.

Singgih menuturkan sekitar 100 lebih layanan dan titik wisata Yogyakarta pun kini pembayaran tiket masuknya bisa secara digital melalui aplikasi. Tinggal menyasar pelaku lain yang belum terintegrasi.

Pengurus Paguyuban Andong DIY Agus Supriyadi alias Pipit mengatakan wisatawan tak perlu khawatir kalau dengan pembayaran digital ini saat naik andong tak bisa lagi tawar menawar tarif seperti yang biasanya dilakukan dengan pembayaran konvensional. "Kami tetap melayani tawar menawar tarif, berapa nanti yang disepakati bisa dibayar dengan cara digital ini," ujar Pipit.

Hanya saja, Pipit mengakui dari 15 paguyuban yang beranggotakan 512 kusir andong, baru 250 andong yang melayani pembayaran digital itu. "Yang belum menerapkan pembayaran non tunai ini lebih banyak kusir yang sudah sepuh, di atas 50 tahun, yang masih belum luwes pakai handphone atau paham menjalankan aplikasi pembayarannya," ujarnya.

Kepala BPD DIY Santoso Rohmad membenarkan bahwa andong yang teregistrasi dalam layanan pembayaran digital yang difasilitasi perbankan Pemda DIY baru separuhnya. "Baru 250 data andong yang bersedia melayani pembayaran digital, kami bersama paguyuban masih berupaya agar semua bisa menggunakannya," ujarnya.

Tak sekedar lebih aman dari penularan Covid-19 atau memudahkan kusir memanajemen uang yang keluar masuk, Santoso menilai pembayaran digital sebenarnya berpeluang meningkatkan penghasilan kusir secara tak langsung. "Contoh saja kalau ada wisatawan mau naik andong tapi tak bawa uang cukup, dia tinggal foto barcode QRIS pada andong itu lalu kirim lewat WA (whats app) ke orang tua atau kerabatnya untuk membayari dari jarak jauh juga bisa, tinggal scan," ujarnya.

Ketua Umum Pordasi DIY, Kanjeng Pangeran Hario (KPH) Yudanegara mengatakan ada berbagai kegiatan di dalam festival tersebut selain pameran andong. "Selain menghias andong, ada juga melukis becak dan lomba fashion sepeda kayuh," kata dia.

Baca juga: Ada 352 Acara di West Java Calendar of Event 2021, Intip Bocorannya

Berita terkait

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

4 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

10 jam lalu

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

14 jam lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

22 jam lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

1 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

2 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

2 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

5 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

5 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

5 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya