Semilir Bau Amonia dan Lengket, Itulah Natto Makanan Super Asal Jepang

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 4 Agustus 2020 16:41 WIB

Natto sebagai teman makan nasi. Natto merupakan makanan super yang mengandung bakteri baik dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Foto: @sabotenfree_eats

TEMPO.CO, Jakarta - Orang Jepang telah lama memuji natto sebagai makanan super. Makanan dari fermentasi kedelai ini memang mengandung vitamin dan gizi yang tinggi. Tapi bau seperti amonia dan berlendir, membuat wisatawan mancanegara enggan menyentuhnya.

Tapi bukan hanya turis yang enggan mengudapnya. Sebuah survei tahun 2017 oleh Nifty, penyedia layanan internet di Jepang, menemukan bahwa hanya sekitar 62 persen orang Jepang yang benar-benar menikmati natto. Juga terungkap bahwa 13 persen yang tidak menyukai rasanya. Meskipun manfaat kesehatannya luar biasa.

"Natto sangat bau. Anda pasti memperhatikan aromanya,” kata Yuki Gomi, seorang koki Jepang yang mengelola sekolah memasak Yuki’s Kitchen di London sebagaimana diberitakan BBC. Tapi Yuki mengaku selalu menyimpannya di lemari es.

Malahan ia mengatakan natto adalah makanan pokok di rumahnya, se bagaimana keju dan yoghurt tersedia di banyak rumah tangga Barat.

Orang Jepang telah lama memuji natto sebagai makanan super dan percaya bisa meningkatkan aliran darah dan pengurangan risiko stroke.

Advertising
Advertising

Menurut situs berita Jepang SoraNews24, bahkan menyebut natto menjauhkan manusia dari kematian. Media itu mengutip penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal awal 2020. Menurut jurnal tersebut, para peneliti di National Cancer Center di Tokyo menemukan bahwa pria dan wanita yang mengudap natto setiap hari mengurangi risiko kematian akibat kanker, stroke, atau serangan jantung sebesar 10 persen.

Olahan sup dengan bahan natto. Foto: @aiko_tezuka_diary

“Makanan kedelai fermentasi cenderung kehilangan komponen [gizi] selama pemrosesan, yang dianggap sebagai salah satu alasan keterkaitan yang jelas antara konsumsi natto dan berkurangnya risiko penyakit kardiovaskular,” kata Shirakawa, salah satu tim peneliti.

Komponen nutrisi tersebut termasuk banyak protein, zat besi dan serat makanan, yang memiliki efek positif pada tekanan darah dan berat badan. Natto bahkan mungkin membantu orang merasa dan terlihat lebih muda.

Satu porsi (sekitar 40-50g) memiliki kadar vitamin K yang sama dengan kebutuhan harian yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang dan dapat membantu mencegah osteoporosis. Natto juga dikemas dengan vitamin B6 dan vitamin E, yang menurut Shirakawa meningkatkan pergantian sel dan memperlambat penuaan kulit.

Tetapi kedelai fermentasi merupakan bagian integral dari diet Jepang jauh sebelum manfaat nutrisinya dipahami. Dr Samuel Yamashita, profesor sejarah Jepang di Pomona College di Claremont, California, mengatakan makanan tersebut pertama kali diperkenalkan ke Jepang dari Cina selama periode Nara (710-784 M).

"Catatan sejarah di Jepang menunjukkan bahwa meskipun natto diperkenalkan pada tahun 700-an, itu menjadi populer di kalangan bangsawan dan kestaria pada periode Kamakura (1192-1333) dan menjadi penting, bersama dengan tahu, dalam masakan vegetarian yang diilhami Buddha yang muncul dalam periode Muromachi berikutnya (1338-1573),” katanya.

Yamashita mengatakan natto berevolusi menjadi makanan pokok dalam diet Jepang pada periode Edo (1603-1867), ketika itu muncul dalam buku masak dan mulai tersedia di setiap rumah. Kacang kedelai direndam dalam air, direbus atau dikukus, kemudian dicampur dengan bakteri Bacillus subtilis. Lalu dibungkus dengan jerami dan dibiarkan berfermentasi selama sekitar satu hari, tergantung pada musim dan suhu.

Hari ini natto tersedia di toko-toko dan supermarket di seluruh Jepang. Satu set natto, biasanya berisi tiga wadah busa polystyrene kecil, harganya sekitar 100 hingga 300 yen Sekitar Rp10.000-30.000. Setiap wadah memiliki satu porsi natto dan paket kecil tare (campuran kecap) dan karashi (mustard panas).

Untuk menyiapkan natto, Anda cukup mengaduk tiga item dan kemudian tuangkan ramuan lengket di atas semangkuk nasi putih kukus. Bahan lain yang biasa digunakan untuk menambah rasa natto berupa cincang negi (daun bawang) dan telur mentah. Lalu bersiap memakan sesuatu yang lengket dan berlendir.

Natto dikreasikan dengan pasta dan telur mentah. Foto: @t.kurih

Di Jepang, natto umumnya untuk sarapan. Bila tak suka rasanya, abaikan saja dan lihat manfaat nutrisinya. Akemi Fukuta, seorang penjual perhiasan di distrik Ginza Tokyo, mengatakan dia memakannya beberapa kali seminggu karena dia merasa sehat dan lezat. Ia kerap membuat natto untuk makan malam putrinya yang berusia empat tahun, "Natto itu anugerah bagi para ibu yang sibuk," ujarnya.

Berita terkait

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

26 menit lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

44 menit lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

2 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

2 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

3 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

3 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

4 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya