Sisi Lain Raja Ampat, yang UNESCO pun Mengakui Keindahannya

Selasa, 4 Agustus 2020 13:03 WIB

Sejumlah kapal saat bersandar di kawasan wisata Piaynemo, di Desa Pam, Kecamatan Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. Dari Sorong, Piaynemo bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar tiga hingga enam jam tergantung dari jenis dan cepatnya kapal yang digunakan. TEMPO/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Begitu menyebut Raja Ampat, dalam pikiran pelancong bakal hadir keindahan pulau bertebing karang, laut membiru namun sejernih kaca, terumbu karang, dan beragam ikan.

Terpikir tidak, bila keindahan tebing-tebing di Raja Ampat muncul dalam sehelai kain batik? Yup, batik Papua bermotif tebing karang Raja Ampat, lengkap dengan beragam flora dan faunanya, juga mampu memikat para pelancong.

Batik bukan monopoli kota-kota di Jawa, ia hadir juga dalam seni membatik di Papua. UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya (culture heritage) dalam sidang Intergovernmental Committee (ICG) UNESCO di Abu Dhabi 26 September -2 Oktober 2009 silam.

"Penetapan akan membawa batik Indonesia bernilai ekonomi sekaligus kebanggaan bangsa," ujar Hari Suroto, arkeolog yang banyak melakukan penelitian di Raja Ampat.

Di sisi lain, batik Raja Ampat bisa menjadi kampanye lingkungan, di tengah ancaman pemanasan global dan kondisi iklim yang berbeda-beda di setiap negara. Bahkan batik Raja Ampat menurut Hari Suroto, bisa menjadi contoh bagaimana perwarna alami yang digunakan tak merusak lingkungan.

Advertising
Advertising

Namun, batik Raja Ampat juga mengalami kendala. Popularitasnya kian menurun, hal tersebut diatasi dengan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat mewajibkan penggunaan batik pada hari kerja tertentu. Para pegawai negeri di lingkungan Kabupaten Raja Ampat diwajibkan mengenaikan batik lokal, setiap hari Kamis.

Persoalannya, batik saat ini yang menjamur di Raja Ampat adalah printing, bukan batik tulis ataupun cap. Andaikan ada, harganya mahal. Toko atau tempat yang menjual batik khas Raja Ampat masih terbatas.

Menurut Hari Suroto, pengembangan batik khas Raja Ampat memiliki peluang, hal ini didukung oleh pertama pengakuan batik sebagai warisan budaya Indonesia, kedua industri kreatif menjadi salah satu konsentrasi pemerintah pusat, ketiga Raja Ampat sebagai tujuan destinasi internasional wisata bawah air.

Ia berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat dapat memfasilitasi promosi yang dilakukan oleh melalui pameran-pameran dalam event pariwisata.

Menurutnya, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Raja Ampat perlu pemberian modal melalui skema simpan pinjam kelompok pengrajin dan pembinaan jiwa kewirausahaan, peningkatan kemampuan produksi, bantuan promosi dan pemasaran melalui pameran, fasilitasi pembentukan sentra dan pelatihan packaging serta labeling.

Raja Ampat memiliki motif batik yang khas, sayangnya masih didominasi batik printing. Foto: @centramoda.pku

Motif batik khas Raja Ampat yang popular diantaranya, batik motif mahkota raja, burung cenderawasih, kerang, ikan, dan cum-cumi, serta batik kupu-kupu. Motif-motif tersebut mencerminkan Raja Ampat sebagai kabupaten bahari.

Berita terkait

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

15 jam lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

8 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

8 hari lalu

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

10 hari lalu

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

11 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

11 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

11 hari lalu

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

14 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

14 hari lalu

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.

Baca Selengkapnya