Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Disukai Mama-Mama Papua, Tas Unik Ini Diakui UNESCO

image-gnews
Seorang wisatawan berbelanja pada warga suku pedalaman Papua yang menjual noken (tas tradisional Papua) dan hasil kerajinan lainnya, pada Festival Lembah Baliem di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (13/8). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Seorang wisatawan berbelanja pada warga suku pedalaman Papua yang menjual noken (tas tradisional Papua) dan hasil kerajinan lainnya, pada Festival Lembah Baliem di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (13/8). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat menjejakkan kaki pertama kali di Jayapura, ada pemandangan kasat mata: para ibu atau mama-mama Papua membawa tas, baik diletakkan di pundak atau di dahi. Mereka membawa beragam barang dengan tas anyaman itu.

Tak hanya para wanita, para pria juga mengenakannya. Tas itu disebut noken. Bukan sembarang tas, namun noken adalah bagian dari budaya Papua yang hidup ratusan tahun. Meskipun dipakai secara luas di Papua dan Papua Barat, produk budaya ini juga tergerus oleh zaman. Atas inisiatif tokoh masyarakat Titus Pekey, noken diakui sebagai warisan budaya UNESCO sejak 4 Desember 2012 lalu.

“Noken merupakan kerajinan tradisional masyarakat Papua berwujud serupa tas bertali yang cara membawanya dikalungkan di leher atau digantungkan pada kepala bagian dahi yang diarahkan ke punggung,” ujar Hari Suroto peneliti dari Balai Arkeologi Papua.

Noken dirajut atau dianyam dari serat pohon atau daun pandan yang kadangkala juga diwarnai dan diberi berbagai perhiasan. Soal kegunaan, noken kadang tak hanya berfungsi sebatas tas. Bayangkan saja, ia bisa dijadikan pakaian atau pun penutup kepala.

“Noken berukuran besar bisa dipakai untuk membawa hasil kebun, hasil laut, kayu, bayi, anak babi, anak anjing, belanjaan, dan sebagai lemari atau tempat menyimpan barang berharga,” ulas Hari Suroto.

Saking serbagunanya noken, dalam proses pembuatan sagu, pada proses terakhir berupa tepung sagu diangkut mama-mama Papua dari hutan sagu dengan noken. Sampai di rumah, tepung sagu ini dimasak dengan cara dibakar, lalu dimakan oleh seluruh anggota keluarga.

Noken bahkan merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua, khususnya di daerah pegunungan tengah Papua dan Meepago yang dihuni oleh beberapa suku seperti suku Dani, Yali, Moni, Mek, Lani dan Mee.

Dalam tradisinya, noken juga menjadi tolak ukur bagi perempuan Papua zaman dulu sebagai simbol kedewasaan. Perempuan yang sudah bisa membuat noken dianggap sudah dewasa, sedangkan yang belum bisa membuat noken dianggap sebaliknya.

Noken dianggap sebagai simbol kedewasaan memang pantas. Proses pembuatannya yang rumit, butuh kesabaran, ketelatenan, dan keuletan serta keindahan, menuntut wanita pembuatnya memiliki sifat-sifat kedewasaan.

Titus Pekey (Kiri) inisiator noken didaftarkan dalam situs warisan budaya UNESCO dan arkeolog Hari Suroto (Kanan) yang banyak melakukan penelitian mengenai noken. Dok. Hari Suroto

Tingkat kesulitan membuat noken dianggap tinggi karena memakan waktu yang lama, dan tidak menggunakan bahan tekstil apapun. Hanya memanfaatkan serat pohon melinjo, pohon nawa, pohon manduam atau anggrek hutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak diakui UNESCO, noken semakin dikenal di dalam negeri maupun luar negeri. Tidak jarang, wisatawan yang berkunjung ke Papua akan membeli noken sebagai oleh-oleh.

Penyelamat Lingkungan

Sejak Januari 2019, Jayapura telah menerapkan larangan penggunaan kantong plastik. Inilah yang membuat noken, tampil ke depan. Bercerita mengenai kebijakan lokal, bagaimana suku-suku di Papua memelihara alam. Noken pun bisa langsung menggantikan kantong plastik.

Pembuatan noken terbilang lama. Para mama-mama dan anak perempuan mereka, terlebih dahulu mengambil serat dari pohon. Dengan cara memukuli kulit kayu menggunakan kayu, kemudian diangin-anginkan hingga kering, lalu dipintal dan dirajut.

Suku Ngalum di daerah Pegunungan Bintang memanfaatkan bahan baku noken dari delapan spesies tumbuhan yakni Cypholophus gjelleripii, Cypholophus vaccinioides, Ficus arfakensis, Ficus comitis, Ficus dammaropis, Goniothalamus spp., Pipturus argenteus, dan Myristica spp. Suku Dani di Lembah Baliem memanfaatkan lima spesies tumbuhan yakni Boehmeria malabarica, Boehmeria nivea, Astronia spp., Sida rhombifolia dan Wikstromia venosa.

Pewarnaan noken menggunakan bahan alami. Suku Yali menggunakan pewarna alami dari ekstrak buah Pittosporum pullifolium dan Melastoma polyanthum untuk pewarna ungu/hitam, warna hijau dari daun Phaius tankervilleae, Calanth spp. dan Spathoglottis spp., warna oranye berasal dari buah Gardenia lamingtonii, dan warna kuning dari rimpang Curcuma domestica. Serat alami berwarna pun dimanfaatkan sebagai paduan warna noken yakni serat batang Diplocaulobium regale dan serat daun Freycinetia spp.

Selain pewarna alami, noken dari beberapa suku dihiasi aksesori tambahan berupa biji-biji keras dan berwarna kontras dari tumbuhan tertentu. Selain pemanfaatan bahan dari tumbuhan, penggunaan hewan-hewan sebagai bahan baku maupun aksesoris noken kerap dijumpai. Pewarna alami berwarna putih misalnya, berasal dari cangkang moluska yang telah dihaluskan. Aksesoris yang ditambahkan pada noken memanfaatkan pula cangkang moluska, maupun bulu-bulu burung kakatua dan kasuari.

Mama-mama di Papua menjajakan noken. Noken kini menjadi suvenir yang digemari wisatawan. Tas tradisional ini dipakai secara luas di Papua, Papua Barat, bahkan hingga Papua Nugini. Dok. Hari Suroto

“Melestarikan noken berarti melestarikan nilai budaya dan lingkungan. Noken tetap eksis selama pengetahuan membuat noken masih dilestarikan yaitu dengan diwariskan ke generasi muda,” kata Hari Suroto.

Catatan redaksi: tulisan ini diramu dari email arkeolog Hari Suroto.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sejumlah Simpatisan OPM di Papua Baca Ikrar Setia ke NKRI

2 hari lalu

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa
Sejumlah Simpatisan OPM di Papua Baca Ikrar Setia ke NKRI

Beberapa simpatisan Organisasi Papua Merdeka atau OPM ditangkap oleh aparat gabungan TNI Polri pada Rabu, 4 September 2024 di Intan Jaya, Papua. Setelah melalui proses penanganan oleh aparat keamanan, sejumlah simpatisan OPM itu memilih kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.


BMKG Buka Formasi Khusus CPNS untuk Lulusan Cumlaude, Ini Syarat dan Kriterianya

3 hari lalu

Ilustrasi gedung BMKG. Shutterstock
BMKG Buka Formasi Khusus CPNS untuk Lulusan Cumlaude, Ini Syarat dan Kriterianya

Hari ini dan besok menjadi kesempatan terakhir pendaftaran seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) BMKG 2024.


Amnesty Sebut Pidato Paus Fransiskus Menegur Konflik Bersenjata di Papua

3 hari lalu

Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus (kiri) menyapa penyandang disabilitas saat tiba di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta, Kamis 5 September 2024. Kunjungan Paus Fransiskus itu dalam rangka menemui para penerima manfaat organisasi amal termasuk penyandang disabilitas dan kaum tidak mampu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Amnesty Sebut Pidato Paus Fransiskus Menegur Konflik Bersenjata di Papua

Dalam pidatonya, Paus Fransiskus mengutip pernyataan Paus Yohanes Paulus II saat berkunjung ke Indpnesia pada 9 Oktober 1989.


Brigjen Patrige Renwarin Resmi Jabat Kapolda Papua Gantikan Komjen Mathius D. Fakhiri

4 hari lalu

Brigjen Patrige Renwarin (kanan) bersama Komjen Matius Fakhiri (ANTARA/HO-Humas Polda Papua)
Brigjen Patrige Renwarin Resmi Jabat Kapolda Papua Gantikan Komjen Mathius D. Fakhiri

Menjelang pilkada serentak 2024, fokus utama Polda Papua adalah menjaga keamanan dan kelancaran seluruh tahapan pemilihan.


Amnesty Berharap Paus Fransiskus Soroti Konflik di Tanah Papua

4 hari lalu

Paus Fransiskus (kiri) tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta disambut oleh Ignasius Jonan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Tangerang, 3 September 2024. Biro Pers Vatikan
Amnesty Berharap Paus Fransiskus Soroti Konflik di Tanah Papua

Amnesty International Indonesia berharap kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menyoroti kondisi di Tanah Papua yang berkecamuk konflik.


Kapten Wanita TPNPB-OPM Ira Unue Meninggal, Pernah Perang Gerilya Lawan TNI

14 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
Kapten Wanita TPNPB-OPM Ira Unue Meninggal, Pernah Perang Gerilya Lawan TNI

TPNPB-OPM kehilangan satu petingginya, Ira Unue, yang meninggal karena sakit


Warga Yahukimo Tewas Ditembak Orang Tidak Dikenal, Polda Papua Selidiki Pelaku

17 hari lalu

Ilustrasi penembakan. timeout.com
Warga Yahukimo Tewas Ditembak Orang Tidak Dikenal, Polda Papua Selidiki Pelaku

Di depan Polres Yahukimo terjadi peristiwa penembakan pada 20 Agustus 2024, satu orang meninggal, satu terluka.


PGI Kritik Freeport Tidak Ikut Memperkuat Pertanian di Papua

17 hari lalu

Sagu diolah dari pohon rumbia di Kampung Numbrat, Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw.Tempo/Francisca Christy Rosana
PGI Kritik Freeport Tidak Ikut Memperkuat Pertanian di Papua

Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Papua mengkritik sikap Freeport yang lebih memilih mendatangkan bahan pangan dari luar Papua.


BMKG: Gempa Magnitudo 3,7 Guncang Kepulauan Yapen Papua

18 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Gempa Magnitudo 3,7 Guncang Kepulauan Yapen Papua

BMKG menyatakan, gempa di Yapen terjadi Rabu, 21 Agustus 2024, pukul 02.11 WIB atau 04.11 WIT.


Peran Penting Rife Kerebea Anggota TPNPB-OPM yang Baru Ditangkap Satgas Damai Cartenz

19 hari lalu

Anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Rife Kerebea alias Erik alias Trisna Telenggen. ditangkap Satgas Damai Cartenz, Sabtu, 17 Agustus 2024. Foto: Dok. Polisi
Peran Penting Rife Kerebea Anggota TPNPB-OPM yang Baru Ditangkap Satgas Damai Cartenz

Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil menangkap satu orang buron dari Kelompok TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya