Pariwisata Banyuwangi Masa Normal Baru, Apa yang Beda?
Reporter
Bram Setiawan
Editor
Ludhy Cahyana
Rabu, 8 Juli 2020 15:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Banyuwangi sedang membenahi praktik penerapan protokol kesehatan atau tata cara pencegahan virus corona (Covid-19). Untuk mendukung program tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membuat sertifikasi normal baru untuk destinasi wisata.
"Maka yang kami buka tidak seluruhnya, amat sangat terbatas," katanya dalam seminar daring bertema Sosialisasi Kebijakan dan Simulasi Protokol Kesehatan, Rabu, 8 Juli 2020.
Abdullah Azwar Anas menjelaskan, destinasi wisata yang boleh buka tidak penuh satu pekan. Tempat wisata boleh buka hanya lima hari. "Memang orang sudah tahu protokol kesehatan harus jaga jarak, pakai, masker, dan lain-lain. Tetapi kalau ini tidak supervisi (pengawasan) akan berat untuk bisa berjalan," ujarnya.
Menurut Anas, ia telah menyampaikan kepada kelompok sadar wisata (pokdarwis) tentang penawaran destinasi. "Kalau dulu yang dijual harga yang baik dan kompetitif. Ke depan, jual yang nomor satu adalah kesehatan, itu menunggu praktik dari mereka semua," ucapnya.
Selama dua pekan, pemerintah kabupaten telah menghimpun data sekitar 300 restoran yang buka. Anas mengatakan ada pengawasan untuk memantau restoran menerapkan protokol kesehatan. "Restoran yang sudah dibuka, kalau tidak memenuhi protokol akan kami tutup," katanya.
Pemesanan berwisata pun menggunakan sistem daring. Anas menambahkan, pemandu wisata juga harus mendapat sertifikasi. Jika belum mengikuti lokakarya untuk sertifikasi, maka destinasi wisata tersebut tidak boleh dibuka. "Target kami ke depan preferensi wisatawan yang sudah berubah dipenuhi oleh tour guide (pemandu wisata)," tuturnya.
Selama masa normal baru, wisata Banyuwangi mengembangkan staycation. "Satu destinasi, tidak perlu keluar ke banyak tempat," katanya.