Pelesiran Saat Lebaran di Yogyakarta, Siap-Siap Hadapi Rapid Test

Senin, 25 Mei 2020 13:02 WIB

Kendaraan melintas di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, DI Yogyakarta, Sabtu, 18 April 2020. Selama masa pandemi COVID-19, sejumlah ruas jalan di Yogyakarta kembali ramai oleh aktivitas warga di luar ruang yang dapat menghambat upaya penanganan penyebaran virus Corona (COVID-19). ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan terus memantau perkembangan kasus wabah virus corona, meskipun sedang dalam masa liburan Hari Raya Idul Fitri.

Justru Idul Fitri, membuat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta kian rutin memantau kerumunan, yang berpotensi menyebarkan penularan baru. Terlebih sejak pekan pertama Mei lalu, lebih dari 85.000 pemudik masuk DI Yogyakarta.

"Rapid test secara acak pascalibur Lebaran kami lakukan di tempat atau fasilitas umum juga titik-titik kerumunan yang muncul gejalanya di masyarakat," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, pada Minggu, 24 Mei 2020.

Heroe yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta itu menambahkan, rapid test acak pascalebaran ini guna melihat perkembangan pergerakan klaster-klaster besar penularan di Yogyakarta. Seperti klaster Indogrosir dan Gereja yang belum menunjukkan tanda tanda selesai penularannya.

Pemkot Yogya mengantisipasi agar momen libur lebaran ini tak menjadi perpanjangan penularan klaster-klaster yang belum tuntas itu, "Sebab saat ini kami masih terus menyelesaikan tracking bagi klaster Gereja dan Indogrosir. Terutama melanjutkan rapid test massal tahap kedua untuk peserta tes pertama yang hasilnya non reaktif," ujar Heroe.

Advertising
Advertising

Pemkot Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, meningkatkan rapid test massal bagi pengunjung, yang sempat menyambangi Indogrosir setelah temuan kasus positif di pusat kulakan itu. Total sudah ribuan pengunjung menjalani rapid dan hampir 100 orang hasilnya reaktif dari pemeriksaan di dua wilayah itu.

Heroe mengatakan rapid test acak tidak dilakukan usai momentum Salat Ied saat lebaran hari pertama karena dinilai tak akan efektif. Pertimbangannya metode rapid test harus menunggu setelah masa kurang lebih sepekan. Untuk mengetahui gejala yang muncul akibat Covid-19 atau bukan.

"Jadi kalau rapid test acak itu digelar usai Salat Ied, maka kalau ada paparan sekalipun, hasilnya masih nonreaktif. Sebab rapid test baru bisa membaca ada paparan apa tidak setelah seminggu," ujarnya.

Pemantauan pendatang di wilayah jalur Yogya-Wonosari Kecamatan Patuk Gunungkidul selama masa pandemi. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Pemudik Dipantau

Heroe menambahkan bagi pemudik yang sudah terlanjur masuk Yogyakarta saat libur Lebaran ini, sudah masuk dalam pantauan Puskesmas. Mereka yang berasal dari zona merah langsung menjalani karantina dua pekan di beberapa titik yang disiapkan pemerintah kota.

"Hotel-hotel kami minta terus mengawasi pendatang, untuk memeriksakan diri dan isolasi," ujarnya.

Heroe menuturkan walau saat ini berlaku pelonggaran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan moda transportasi beroperasi terbatas, namun tidak mengendurkan pemantauan.

Pemeriksaan kedatangan pemudik di titik cek-cek perbatasan juga terminal, stasiun dan bandara masih berjalan. Sehingga mereka yang datang dari luar daerah, tetap diperiksa kondisi tubuhnya. Mereka harus memenuhi sejumlah persyaratan administrasi, jika hendak melintasi perbatasan masuk Yogyakarta.

"Sebab meskipun dibolehkan mudik, itu terbatas, tidak semua boleh mudik. Hanya petugas terkait penanganan Covid-19 atau warga yang keluarganya sakit keras atau meninggal, dan itu harus ada surat pengantar dari daerah asalnya," ujarnya.

Jika syarat syarat itu tidak terpenuhi, dipastikan akan dipaksa putar balik lagi. Bahkan, ujar Heroe, yang sudah memenuhi syarat pun tetap akan dibatasi mobilitasnya atau diisolasi.

Pantauan TEMPO, suasana hari pertama libur Lebaran di Yogya cukup lengang. Selain tak ada warga yang menggelar Salat Ied di tempat besar terbuka seperti Alun-alun, juga tak tampak keramaian menonjol. Seperti kawasan Malioboro, pusat kuliner Gudeg Widjilan juga Titik Nol Kilometer.

Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X telah memberikan pesan Idul Fitri kepada warga Yogyakarta, terkait perayaan Lebaran yang akan berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena pandemi COVID-19.

Selain meminta warga menjalankan Salat Idul Fitri di rumah, Sultan juga meminta warga untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar penyakit.

Sultan mengatakan walau sudah banyak warga DIY yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yakni mencapai 1.409 orang dan pasien positif COVID-19 yakni 226 kasus, namun sudah sekitar separo pasien yang sudah sembuh dari penyakit tersebut karena kesabaran dan tawakal.

Suasana lengang di sejumlah titik Yogya seperti Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer saat lebaran (24/5). TEMPO/Pribadi Wicaksono

“Bagi mereka yang masuk PDP, bahkan penderita yang terkena Covid-19 berat pun, oleh karena sabar dan tawakkal serta pasrah kepada Tuhan, banyak dari mereka yang diberikan kesembuhan,” katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

3 menit lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

1 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

1 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

2 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

2 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

3 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya