Soal Idul Fitri, Ini Kekecewaan yang Dalam Tenaga Medis Malaysia

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Jumat, 15 Mei 2020 08:24 WIB

Sebuah keluarga berlari di sebuah taman dekat Menara Kembar Petronas ketika Malaysia membuka kembali sebagian besar bisnis, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 4 Mei 2020. REUTERS/Lim Huey Teng

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia menerapkan lockdown dan hasilnya mampu menekan wabah virus corona. Namun, menjelang Hari Raya Idul Fitri yang kurang sepekan lagi, para pakar medis Malaysia menyatakan 'kekecewaan mendalam' terkait keputusan Pemerintah.

Dinukil dari Business Insider, pemerintah Malaysia mengizinkan warganya untuk saling berkunjung selama Idul Fitri. Inilah yang membuat para tenaga medis kecewa.

Sebuah kelompok yang mewakili ahli medis terkemuka di Malaysia telah menyatakan "kekecewaan mendalam" dalam keputusan Pemerintah untuk mengizinkan pertemuan pada hari pertama Idul Fitri.

Dalam sebuah pernyataan bertanggal 12 Mei, Akademi Kedokteran Malaysia (AMM) - yang terdiri dari 11 perguruan tinggi dan 15 chapter - mengatakan bahwa keputusan Perdana Menteri untuk mengizinkan warga berkumpul dalam kelompok kecil yang terdiri 20 orang, dapat menggagalkan keberhasilan yang telah dicapai warga Malaysia dalam pertempuran melawan Covid-19.

"Ini hanya bisa membatalkan semua pekerjaan yang baik untuk mengendalikan pandemi COVID-19 sejauh ini di negara kami," tulis AMM.

Advertising
Advertising

“Telah terbukti bahwa hanya diperlukan satu orang yang terinfeksi (terutama yang asimptomatik atau salah-negatif dari tes Covid-19 yang saat ini digunakan) untuk menyebarkan penyakit tanpa diketahui anggota keluarga lainnya. Kami mengusulkan agar perayaan Hari Raya tatap muka hanya dengan anggota keluarga yang tinggal di rumah yang sama,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan bahwa Pemerintah Malaysia mengizinkan kunjungan pada pada hari pertama Idul Fitri. Dengan syarat, selama kunjungan terbatas untuk anggota keluarga dekat yang tidak lebih dari 20 orang. Demikian berita dari New Straits Times.

AMM meminta kebijakan tersebut ditinjau ulang dan mengingatkan Pemerintah tentang "kesulitan besar dan sumber daya besar yang diperlukan untuk melakukan pelacakan kontak". AMM memperingatkan pemerintah, perlunya kewaspadaan lanjutan diperlukan untuk memelihara zona hijau dan menahan zona merah.

“Cluster baru masih muncul dan ketidakpatuhan terhadap tindakan pencegahan akan meningkatkan penyebaran wabah virus corona," ujar AMM.

Suasana jalanan yang semakin ramai ketika Malaysia membuka kembali sebagian besar bisnis, setelah pelonggaran aturan lockdown untuk membendung penyebaran virus coroa Covid-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 4 Mei 2020. REUTERS/Lim Huey Teng

“Relaksasi yang berlebihan dari pembatasan [Conditional Moverment Restriction Order] akan berpotensi membalikkan keberhasilan yang dicapai dengan susah payah melalui pengorbanan rakyat dan front-liner. Covid-19 tetap menjadi ancaman aktif dan warga Malaysia perlu bekerja sama untuk menjaga tindakan pencegahan untuk mencegah penyebarannya,” imbuh AMM.

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

23 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

2 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

2 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

3 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

4 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

4 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya