TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kuwait berduyun-duyun ke pasar sebelum jam malam berlaku 20 hari. Jam malam tersebut untuk menghambat penyebaran virus corona (Covid-19) dan meredam kasus baru. Menurut laporan Gulf News, warga Kuwait antre di pasar makanan termasuk tempat pengisian bahan bakar bensin, Sabtu, 9 Mei 2020.
Dalam situasi itu, Pemerintah Kuwait meminta warga tidak berkerumun dan menimbun persediaan makanan.
"Kami tidak akan membiarkan keadaan genting kesehatan dari virus corona berubah menjadi krisis pangan," kata Menteri Perdagangan dan Industri Kuwait Khaled Al-Roudhan.
Dikabarkan, bahwa jumlah puluhan orang muncul bergantian saat pagi itu, di tempat perbelanjaan wilayah Al Farwaniya.
Menurut seorang pedagang, ia tak pernah mengalami situasi warga berbelanja seperti itu. “Stok makanan di pasar sangat bagus dan memadai. Kami berharap pelanggan akan mengamati jarak di antara mereka sendiri untuk menghindari penularan infeksi (virus corona)."
Aturan jam malam berlaku nasional di Kuwait. Juru bicara Pemerintah Kuwait, Tareq Al Mazram menjelaskan pembatasan jam malam itu berlaku hingga 30 Mei 2020, sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency. Aturan itu berarti jam malam berlaku termasuk pada Hari Raya Idul Fitri.
Ada sekitar 1,7 juta orang, sebagian besar ekspatriat, bekerja di sektor swasta di Kuwait. Seluruh bisnis swasta harus berhenti saat jam malam yang ditentukan oleh komite yang bertugas menangani Covid-19.
Namun untuk beberapa lembaga pemerintah masih boleh bekerja dalam jam malam. Layanan jasa pengiriman ke rumah terbatas, koperasi, toko makanan, dan apotek.
Pada April, berlaku perpanjangan aturan jam malam. Kemudian menambah pula durasi setiap hari, mulai jam 4 sore sampai jam 8 pagi waktu setempat.
GULF NEWS | ANADOLU AGENCY