Selama Covid-19, Badak Yatim Piatu Dirawat Para Sukarelawan

Reporter

Antara

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 23 April 2020 13:58 WIB

Pemenang pertama kategori alam dalam WPPA 2017. Seorang relawan memeluk seekor bayi badak yang terluka akibat perburuan di Afrika Selatan, 2016. Brent Stirton/National Geographic Magazine/World Press Photo Foundation/REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rimba belantara dan padang stepa adalah wilayah yang ganas bagi gajah dan badak. Mereka diburu untuk cula mereka. Terutama badak-badak kecil, menghadapi risiko kematian yang besar bisa orangtuanya mati.

Untunglah ada yang peduli terhadap nasib anak badak sebatang kara. Yolande van der Merwe (38) membuat panti asuhan badak pertama di dunia di Limpopo, Afrika Selatan, hampir satu dekade lalu.

Menjaga bayi badak yang tak punya orangtua adalah kerja keras. Seseorang harus memberlinya botol susu sepanjang waktu. Bahkan bisa menenangkan mereka saat ketakutan dan melewati malam panjang, ketika anak-anak itu berteriak mencari induk mereka. Umumnya, mereka melihat sendiri induknya mati ditembak pemburu liar.

"Bayi yang lebih tua lebih terpukul. Mereka memanggil-manggil induk selama hingga dua pekan," kata Yolande van der Merwe. "Mereka mulai menangis dan itu benar-benar membuat hatimu sedih."

Kerja keras merawat badak itu bisa dilihat dari jam kerja. Yolande membuat 72 jam kerja, yag dibagi dalam shift. "Relawan mendapat waktu tidur dua hingga tiga jam" kata van der Merwe. Mereka mengandalkan para sukarelawan yang terbang dari luar negeri dalam rotasi tiga bulan.

Advertising
Advertising

Tugas ini kian berat, saat pandemi virus corona melanda. Tiga visa sukarelawan asing dicabut, yang akhirnya mempengaruhi jam kerja relawan lainnya, "Saya khawatir kami tak bisa mengatasinya," kata dia.

Manajer dan pendiri panti asuhan, Arrie van Deventer (66), mencari bantuan kepada orang-orang di Afrika Selatan lewat telepon dan media sosial. Peminat ternyata banyak, "Kami kebanjiran sukarelawan," kata dia.

Dua orang sukarelawan akhirnya dipilih dari ratusan calon. Mereka kini tinggal bersama empat staf permanen sejak karantina wilayah diberlakukan di sana. Salah satunya, Deidre Rosenbahn (37) adalah koki restoran di Inggris selama 14 tahun, lalu ia melancong ke Australia, tapi ingin pulang kampung.

"Saya kembali ke Inggris saat muncul virus corona. Sulit sekali mencari kerja, jadi saya langsung mengambil kesempatan ketika pekerjaan ini muncul," kata dia sembari memberi susu Mapimpi, bayi badak termuda.

Pemburu liar membunuh induk Mapimpi ketika badak itu baru berusia tujuh hari. Saat ditemukan Mapimpi mengalami dehidrasi dan muram. Para relawan menemukannya sedang mencoba memakan pasir. Kini Mapimpi mendapat makan yang cukup, santai dan suka bermain-main.

Badak hitam afrika barat (Diceros bicornis longipes) adalah subspesies dari badak hitam dan telah dinyatakan punah pada 2011. Dulunya, badak ini menghuni kawasan savanna yang luas di Afrika bagian barat dan dapat ditemukan paling banyak di Kamerun, namun populasinya menurun drastis akibat perburuan. savingrhinos.org

Biasanya, pada umur lima tahun, para badak di panti asuhan dilepasliarkan, "Kami sudah kedatangan puluhan ekor badak, dan 95 persen datang akibat pandemi perburuan liar," kata Deventer. Lokasi pasti suaka ini betul-betul dirahasiakan untuk melindungi mereka dari pemburu liar.

Populasi badak Afrika turun drastis selama beberapa dekade belakangan karena ada peningkatan permintaan cula badak untuk hiasan dan obat di Asia Timur.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

23 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

6 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

10 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya