Untung Mana, Refund atau Voucher Sesuai Pendapat tiket.com?
Reporter
Antara
Editor
Ludhy Cahyana
Selasa, 14 April 2020 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona membuat industri penerbangan sipil dan yang terkait di dalamnya kalang kabut. Terutama ketika para penumpang ramai-ramai membatalkan atau menggeser penerbangan mereka. Mengembalikan dana atau refund tiket melonjak drastis sehingga membahayakan operasional agen perjalanan dan maskapai penerbangan.
Seperti yang terjadi di Inggris, sebagaimana laporan The Independet, agen perjalanan kesulitan mengembalikan dana untuk refund tiket, paket wisata, dan hotel para wisatawan. Mengapa tidak semua refund tiket penerbangan dibayarkan dengan uang tunai?
Menurut Chief Marketing Officer & Co-Founder tiket.com Gaery Undarsa, semua tergantung pada regulasi tiap maskapai yang bersangkutan. Ada yang tetap mengembalikan dalam bentuk uang, ada juga yang memberikan voucher.
"Maskapai ada yang mengubah ke sistem voucher untuk dipakai di kemudian hari sejumlah nilai tersebut," kata Gaery dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin, 13 April 2020.
Keputusan seperti itu tak terhindarkan karena maskapai penerbangan membutuhkan biaya operasional, sehingga tidak bisa sepenuhnya mengembalikan dalam bentuk uang.
Kendati demikian, mengubah sistem refund tiket tak melulu berujung kekecewaan. Gaery mengatakan ada juga konsumen yang lebih memilih dapat voucher ketimbang dananya dikembalikan namun tak utuh 100 persen, "Ini berdasar case by case," ujarnya.
Karantina wilayah dan pembatasan sosial membuat industri wisata terpukul, termasuk maskapai penerbangan. Perusahaan online travel agent (OTA) tiket.com mencatat kenaikan permintaan reschedule dan refund tiket naik hingga 10 kali lipat. Permintaan itu mereka tangani dengan menambah personel layanan konsumen.
Dari dua pilihan tersebut, konsumen lebih cenderung memilih untuk membatalkan perjalanan ketimbang memundurkan jadwal di kemudian hari. "Mostly refund, namun jumlahnya (persentase) mirip," kata dia.