Setelah 1.000 Tahun Keju Jepang Kembali Lagi, Dipicu Covid-19

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 2 April 2020 11:13 WIB

Su atau so sejenis keju Jepang dari abad pertengahan, dioleskan di atas biskuit. Makiko Itoh/Atlas Obscura

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona yang mewabah di Jepang, mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe, pada Jumat, 27 Februari 2020, memerintahkan penutupan semua sekolah hingga awal April, untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Pada pekan berikutnya, sebagian besar sekolah di seluruh negeri tutup.

Terhentikah persoalan? Tentu tidak. Menukil Atlas Obscura, masalah muncul bagi para peternak sapi perah. Pasalnya, pembeli terbesar produk pertanian dan peternakan Jepang adalah program makan siang sekolah, yang memberi makan siswa sekolah dasar dan menengah di seluruh negeri.

Sekitar 10 persen dari semua produksi pangan domestik digunakan untuk makan siang di sekolah, yang biasanya menekankan produk lokal atau domestik. Jepang memiliki program memperkenalkan makanan berbahan lokal dan mengedukasi para pelajar mengenai hidangan tradisional dari berbagai kota di Jepang.

Jadi, ketika sekolah libur, peternakan sapi perah khususnya merasakan pukulan paling awal. Beberapa meminta masyarakat untuk membeli lebih banyak susu, baik untuk menghindari masalah keuangan, juga membantu sapi agar tetap diperah tiap hari – agar mereka tak menderita.

Orang-orang dengan cepat melompat untuk membantu. Tapi kemudian muncul pertanyaan: apa yang harus dilakukan dengan produksi susu yang berlebih itu? Keluarga dapat memberikan susu kepada anak-anak mereka dengan makan siang di rumah, tetapi orang dewasa di Jepang tidak minum banyak susu, meskipun mereka mengonsumsi produk susu lainnya, seperti yogurt dan keju.

Advertising
Advertising

Su (So) dalam bahasa Jepang merujuk kepada semacam "keju" kuno. Tidak pasti dari mana tren keju kuno atau Su itu dimulai. Namun, kuliner itu dibuat saat susu berlebih, dan mulailah sejarah terulang pada Maret 2020.

Su adalah produk susu Jepang dari periode Nara (710–794) dan Heian (794–1185), ketika pengaruh dari Cina dan Korea berada pada tingkat yang paling kuat. Para bangsawan tuan tanah pada saat itu dengan penuh semangat menyerap budaya dan teknologi dari daratan Cina, termasuk konsumsi produk susu dan peternakan sapi perah, yang tidak ada di Jepang pada saat itu.

Dokumen era Heian mencantumkan beberapa produk susu. Merujuk buku Milk and the Japanese, yang ditulis Yutaka Yoshida, produk olahan susu selain su termasuk raku – seperti mentega atau sejenis susu kental, dan daigo -- yang mungkin merupakan keju atau sejenis ghee.

Namun, tidak ada catatan yang tersisa tentang bagaimana produk susu dibuat, kecuali su. The Engishiki, sebuah buku hukum dan kebiasaan yang sebagian besar ditulis pada tahun 927, mencatat bahwa hal itu dibuat dengan memasak susu hingga sepersepuluh dari volumenya. Hasil olahan susu itu, cukup pantas untuk dipersembahkan kepada kaisar.

Pada tahun 1185, setelah perang yang panjang dan berdarah untuk menguasai tanah, panglima perang Minamoto no Yoritomo mendirikan Keshogunan Kamakura. Ia memulai era samurai, yang berlangsung hingga 1868.

Saat virus corona merebak, penutupan sekolah membuat produk susu dari para peternak Jepang tak terserap pasar. Foto: @cow.japan

Sejarah mencatat, para Samurai tidak tertarik pada peternakan sapi atau susu — mereka jauh lebih tertarik membiakkan banyak kuda untuk digunakan dalam pertempuran. Peternakan sapi perah di Jepang hampir menghilang, sampai dimulainya era modern pada periode Meiji (1868-1912).

Kini su atau so bermunculan. Warga Jepang mulai mengunggah resep dan gambar su di Instagram dan Twitter, membahas cara memasaknya dan menceritakan kembali bagaimana rasanya. Akhirnya, masakan bangsawan abad pertengahan itu, gegara wabah virus corona bisa dinikmati warga Jepang pada umumnya.

Berita terkait

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

13 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

18 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

19 jam lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

2 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

2 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya