Inggris Memperketat Lockdown, Bahkan Hadiri Pernikahan Dilarang

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 24 Maret 2020 10:09 WIB

Orang-orang memakai masker saat mereka berjalan di distrik Chinatown, guna terhindar dari penyebaran virus Corona, di London, Inggris, 24 Januari 2020. REUTERS/Toby Melville

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris memperketat lockdown kepada warganya, yang dimulai pada Senin malam, 23 Maret 2020. Seperti diberitakan Business Insider, warga diizinkan meninggalkan rumah hanya untuk membeli makanan, obat-obatan, atau melakukan pekerjaan penting.

Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan keputusan itu setelah lonjakan kasus virus corona, yang menempatkan Inggris berada selevel di bawah Italia, "Mulai malam ini, saya harus memberi instruksi yang sangat sederhana kepada rakyat Inggris, Anda harus tinggal di rumah," kata Johnson dalam pernyataan yang disiarkan televisi dari kediamannya di Downing Street.

Untuk memastikan bahwa lockdown dipatuhi, Johnson juga mengumumkan akan menutup semua toko yang menjual "barang tidak penting," serta taman bermain, perpustakaan, dan tempat-tempat ibadah. Dia juga mengumumkan, mengenai larangan pertemuan lebih dari dua orang di depan umum, tidak termasuk orang-orang yang tinggal bersama. Larangan untuk menghadiri acara pernikahan, pembaptisan, dan upacara lainnya -- tetapi tidak termasuk pemakaman.

Johnson menegaskan aturan baru tersebut, akan ditegakkan oleh polisi dengan denda bagi mereka yang menolak untuk mematuhi. Johnson pekan lalu menutup sekolah, pub, restoran, pusat kebugaran, bioskop, dan teater di Inggris. Jia meminta semua interaksi sosial secara langsung harus diakhiri untuk mengalahkan virus.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers yang membahas tanggapan pemerintah terhadap wabah virus Corona, di Downing Street di London, Inggris 12 Maret 2020. [REUTERS / Simon Dawson / Pool]

Advertising
Advertising

"Kamu seharusnya tidak bertemu teman," katanya. "Jika temanmu meminta kamu untuk bertemu, kamu harus mengatakan, 'Tidak.' Anda tidak boleh bertemu dengan anggota keluarga yang tidak tinggal di rumah Anda."

Para penentang bakal bersiap, wajahnya terpampang di media sosial dan media Inggris. Dia mengatakan negara itu akan "menjadi lebih kuat dari sebelumnya."

"Kami akan mengalahkan virus corona, dan kami akan mengalahkannya bersama-sama. Dan karena itu, saya mendesak Anda pada saat darurat nasional ini untuk tinggal di rumah, melindungi National Health Service (NHS) kami, dan menyelamatkan hidup," tambahnya.

Bagaimana sambutan politisi lainnya? Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon menggambarkan tindakan itu "sulit dan belum pernah terjadi sebelumnya."

Dia menambahkan: "Saya tidak akan berusaha untuk menutupinya dengan cara apa pun. Ini untuk melindungi kita masing-masing. Tinggal di rumah."

Sementara itu, lawan politik Johnson dengan hati-hati menyambut pengumuman itu. Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan: "Perdana Menteri benar untuk menyerukan agar orang-orang tinggal di rumah, melindungi NHS kita dan menyelamatkan hidup. Ini adalah respons yang tepat terhadap pandemi virus corona, dan yang telah kita serukan.”

Namun Partai Buruh meminta pemerintah memberi panduan mengenai tempat-tempat yang harus ditutup. Dan memberikan keamanan bagi semua pekerja, termasuk wiraswasta, serta penyewa dan pemegang hipotek, "Kami menyambut langkah ini dan akan bekerja untuk memastikan semua orang memiliki perlindungan dan keamanan yang mereka butuhkan," ujar Corbyn.

Seorang pria melihat rak daging segar yang kosong setelag semakin meluasnya virus corona atau Covid-19 di London, Inggris, 15 Maret 2020. Korban tewas akibat virus corona di seluruh dunia mencapai 6.516 kasus.REUTERS/Henry Nicholls

Inggris mengetatkan lockdown, setelah Perdana Menteri Boris Johnson diyakinkan penasehatnya dan mendapatkan dukungan dari kabinet. Pasalnya, Inggris kini di belakang Italia dalam level penyebaran virus corona.

Sebelumnya, Johnson bahkan mengklaim Inggris mampu mengerem penyebaran virus corona dalam dua minggu. Semoga lockdown lebih ketat bisa membuktikan klaim Johnson.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

5 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya