Promosi Pariwisata di Tengah Kekhawatiran Terhadap Virus Corona

Reporter

Bram Setiawan

Editor

Ludhy Cahyana

Jumat, 28 Februari 2020 15:00 WIB

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau thermo scanner untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 22 Januari 2020. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya virus corona COVID-19 di berbagai negara, membuat pemerintah Indonesia bersiasat untuk menggairahkan pariwisata.

Anggaran sejumlah Rp72 miliar disediakan untuk promosi kunjungan wisata ke Indonesia. Meskipun terdapat kekhawatiran terhadap virus corona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemeparekraf) mempercayakan berbagai upaya pendeteksian kunjungan pelancong di berbagai bandar udara kepada Kementerian Kesehatan.

"Karena, pernyataan Kementerian Kesehatan, kita sudah punya alat yang sama seperti di Amerika untuk mendeteksi gejala virus corona," kata Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ari Juliano Gema di Gedung Sapta Pesona, Kamis, 27 Februari 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat meragukan kemampuan Indonesia untuk mendeteksi penyebaran virus corona. Anggapan itu dibantah oleh Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Ia berkeyakinan alat yang dimiliki Indonesia mampu untuk mendeteksi gejala virus corona.

Soal lainnya, Ari menjelaskan, perlu juga koordinasi dengan rumah sakit yang berada di 10 destinasi prioritas. Langkah itu, kata dia, sebagai upaya bila kemungkinan buruk terjadi, "Apabila ada yang terjangkit bisa segera dilokalisir (untuk pembatasan), itu yang bisa dilakukan pemerintah, agar tidak lebih besar dampaknya," katanya.

Advertising
Advertising

Namun ihwal mendatangkan wisatawan mancanegara untuk berwisata ke Indonesia, lagi-lagi, Ari mengatakan bergantung terhadap alat deteksi di bandar udara. "Alat-alat yang disiapkan di bandara internasional sebagai saringan awal turis yang datang ke Indonesia," ujarnya.

Belakangan seperti dikabarkan media, turis Jepang diketahui terjangkit virus corona setelah pulang berlibur di Bali. Sebelumnya, pun ada turis Cina yang diketahui terinfeksi virus corona sepulang dari Indonesia. Namun temuan itu dijelaskan oleh pihak Kementerian Kesehatan, bahwa masa inkubasi virus selama 14 hari setelah pulang dari Indonesia. Jadi, turis tersebut, tidak terinfeksi virus corona saat di Bali.

Sebanyak 61 wisatawan asing atau wisman asal Provinsi Hubei, Cina, tengah bersiap kembali ke negaranya setelah dijemput pesawat China Eastern di Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu, 8 Februari 2020. Pesawat yang membawa wisman Cina ini akan terbang dari Denpasar pukul 14.00 WITA. Foto: Dok. Otoritas Bandara Wilayah IV NTT-Bali

Dari berbagai hal itu, menurut Ari, pihak kementerian juga terus memantau berbagai informasi terkait virus corona. Karena, promosi pariwisata Indonesia terus berjalan. "Sebagai informasi, rapat kami setiap hari. Mas Tama (Wishnutama Kusubandio) juga masuk (dipanggil) ke Istana (Presiden) untuk membicarakan ini, virus corona," tuturnya.

Berita terkait

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

3 jam lalu

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

1 hari lalu

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

Sistem kelas 1-3 BPJS Kesehatan diganti jadi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS yang mulai berlaku Juni 2025.

Baca Selengkapnya

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Terdapat penyesuaian iuran peserta JKN setelah kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan berganti menjadi KRIS. Ini iuran BPJS Kesehatan terbaru.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

4 hari lalu

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi soal kebijakan penghapusan sistem kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

7 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

8 hari lalu

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

Edy mendesak Kemenkes agar segera turun tangan menangani ratusan bidan pendidik yang kelulusannya dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

12 hari lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

12 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya