Singapore Airlines Berhenti Terbang ke Beberapa Kota di Cina

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 11 Februari 2020 12:39 WIB

Ilustrasi pesawat maskapai penerbangan Singapore Airlines.

TEMPO.CO, Jakarta - Singapore Airlines (SIA) dan sayap regionalnya SilkAir dikabarkan akan menangguhkan beberapa penerbangan ke Cina setelah kekhawatiran atas wabah virus corona. Wabah yang menyebar ke berbagai negara dari Cina itu, menurunkan permintaan penerbangan Cina-Singapura.

Wabah virus corona mengakibatkan penurunan permintaan tiket "secara signifikan", kata Singapore Airlines, Senin, 10 Februari, kepada Channel News Asia. Namun perusahaan nasional Singapura itu, tetap mempertahan konektivitas dengan kota-kota utama Cina.

Akibatnya, layanan ke beberapa tujuan Cina akan "sementara ditangguhkan sampai situasi membaik". Beberapa penerbangan SIA antara Singapura dan Beijing, Shanghai dan Guangzhou akan ditangguhkan antara 4 Februari sampai 29 Maret.

Sementara, anak perusahaan SIA, SilkAir, juga menghentikan penerbangan antara Singapura dan Shenzhen, Xiamen, Chengdu dan Chongqing selama periode tersebut.

Namun, untuk keperluan lalu lalang warga Singapura, SIA mengoperasikan tujuh penerbangan masing-masing ke Beijing dan Shanghai setiap minggu, tiga kali seminggu ke Guangzhou dan seminggu sekali ke Chongqing.

Advertising
Advertising

"Masih banyak warga Singapura yang bekerja dan tinggal di Cina sekarang, banyak dari mereka masih akan membutuhkan konektivitas antara Singapura dan Cina," kata SIA.

"Sebagai maskapai nasional, kami akan terus mempertahankan konektivitas minimum ke kota-kota utama Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Chongqing untuk saat ini meskipun permintaan berkurang," tambah SIA.

Sementara itu, Scoot maskapai berbiaya rendah juga menangguhkan penerbangan ke 11 kota Cina dari awal Februari hingga akhir Maret. Scoot juga mengurangi frekuensi ke delapan tujuan kota di Cina lainnya.

Rute Singapura-Cina adalah jalur yang gemuk. Selain itu daratan Cina adalah pasar penerbangan terbesar ketiga di dunia — menerbangkan penumpang terbanyak ke dalam dan ke luar negeri — setelah Amerika Serikat dan Inggris.

Mengutip Quartz, dalam upaya global untuk menahan virus korona, pemerintah di seluruh dunia mulai menolak penerbangan dari Cina. Jumlah kursi yang rata-rata 1,4 juta penumpang per minggu, turun dalam hitungan minggu. Sekarang lalu lintas udara masuk dan keluar dari pasar yang terjangkit virus menempati urutan ke-16 di dunia, di belakang Kanada, Belanda, dan Singapura.

Silk Air mengikuti langkah Singapore Airlines untuk menutup beberapa penerbangan ke Cina.[REUTERS / Edgar Su]

Penerbangan ke dan dari Cina menyumbang sekitar 5,2 persen dari semua kapasitas internasional sebulan yang lalu. Saat ini menjadi 1,8 persen. Menurut OAG, perusahaan yang melacak dan menganalisis jadwal maskapai global, skala pengurangan lalu lintas udara internasional sebesar itu, belum pernah terjadi sebelumnya.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

12 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

12 jam lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

13 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

17 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

20 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

23 jam lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya