Alasan Yogyakarta Perpanjang Moratorium Hotel Baru

Sabtu, 11 Januari 2020 20:15 WIB

Pertumbuhan hotel di Yogyakarta yang pesat, membuat bisnis hotel di kota itu seret. Pada haris biasa, okupansi hanya 40 persen dari target 70 persen. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan jika sepanjang 2020, masih tak akan mengeluarkan izin pembangunan hotel baru.

Moratorium yang sudah berlaku sejak 2014 itu terakhir kali diperbaharui melalui Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 111 Tahun 2019. Dan akan kembali diperbaharui melalui peraturan walikota baru 2020 ini.

"Kami masih perlu melakukan penataan dan pembenahan kota. Dengan cara selektif terhadap pembangunan hotel, agar kenyamanan warga kota dan wisatawan bisa terjaga," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kepada TEMPO, Jumat, 10 Januari 2020.

Heroe menuturkan maksud selektif dalam moratorium hotel baru itu, tidak serta merta menyamaratakan untuk seluruh jenis hotel. Pemerintah kota, ujar dia, dalam moratorium itu hanya mengizinkan hotel bintang empat dan lima, serta homestay yang boleh didirikan.

Pertimbangan masih diizinkannya hotel bintang empat dan lima itu karena pemerintah Kota Yogya ingin menyiapkan sarana dan prasarana serta infrastruktur lebih baik. Seiring dengan perkembangan wisatawan yang datang ke Yogyakarta di masa datang.

Advertising
Advertising

Moratorium tidak berlaku untuk hotel bintang empat dan lima.

"Apalagi nantinya dengan banyaknya direct flight di bandara baru Kulon Progo. Maka kebutuhan turis asing pada masa itu harus kami siapkan, sejak sekarang," kata dia.

Selain itu, moratorium tetap diperpanjang hingga akhir Desember 2020 agar perkembangan industri perhotelan di Yogyakarta tetap sehat. Adapun perkembangan infrastruktur transportasi di Kota Yogyakarta serta lingkungan juga masih menjadi pertimbangan perpanjangan moratorium itu.

Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana menuturkan, untuk saat ini hotel di kawasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman diakui dalam kondisi terlalu crowded atau padat, "Okupansi hari biasa baru sekitar 40 persen dari target 70 persen, akibat terlalu banyaknya hotel yang ada di wilayah perkotaan," ujar Deddy.

Deddy menambahkan di tengah upaya pelaku perhotelan mendongkrak okupansi pada hari biasa, mereka menghadapi tantangan baru yakni hotel virtual. Hotel virtual yang dimaksud bangunan-bangunan yang semestinya tak berfungsi sebagai hotel, namun oleh pemiliknya dijadikan hotel demi mereguk untung saat musim liburan.

PHRI pun mendesak penindakan tegas oleh pemerintah pada pelaku hotel virtual itu, "Pelaku hotel susah payah mengurus izin tapi harus bersaing dengan hotel virtual yang menggunakan bangunan tidak berizin,” katanya.

Sejumlah hotel di kawasan Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta memutuskan memperpanjang moratorium hotel baru pada 2020, dengan alasan selektif serta untuk penataan kota. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Dari hasil pembahasan dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X pekan ini, ujar Deddy, pemerintah DIY juga meminta PHRI membantu investor agar tak salah kaprah asal membangun hotel baru di perkotaan Yogyakarta. Sultan mengingatkan, bahwa membangun hotel tak langsung untung.

Dengan situasi itu pihak PHRI merekomendasikan wilayah seperti Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo yang digarap serius untuk investasi perhotelan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

13 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

14 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

19 jam lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Mau Menginap di Rumah Terbang Film Up atau Museum di Paris? Airbnb Rilis 11 Rumah Icon

23 jam lalu

Mau Menginap di Rumah Terbang Film Up atau Museum di Paris? Airbnb Rilis 11 Rumah Icon

Airbnb mengumumkan 11 ikon yang dibuat ulang dari beberapa adegan paling populer dalam budaya pop.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

3 hari lalu

Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

Michelin Key fokus pada penghargaan hotel, berbeda dengan Michelin Star yang fokus pada kuliner.

Baca Selengkapnya

Inilah Hotel Pertama yang Memperoleh Gelar Michelin Key di Amerika Serikat

3 hari lalu

Inilah Hotel Pertama yang Memperoleh Gelar Michelin Key di Amerika Serikat

Setiap hotel yang masuk dalam daftar Michelin Key telah dinilai berdasarkan lima kriteria oleh tim seleksi

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya