Route 66, Gundukan Sampah yang Jadi Museum

Minggu, 24 November 2019 19:59 WIB

Route 66 jalan yang tak dilewati lagi dijadikan museum. Foto: Dok. Arsip The Carol M. Highsmith, Perpustakaan Kongres AS.

TEMPO.CO, Jakarta - Route 66 atau Rute 66 merupakan jalur yang sangat populer bagi keluarga Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20. Rute 66, juga dikenal sebagai "Jalan Utama Amerika" atau "Mother Road," adalah salah satu arteri aspal utama di negara itu.

Mulai tahun 1920-an, Rute 66 merupakan jalan sepanjang 2.000 mil dari Chicago ke Los Angeles. Sebelum ada Google Map, Waze, hingga Garmin, para orangtua di kursi depan mobil membuka dan melipat peta. Sementara anak-anak melihatnya dari belakang memandangi noktah sambung menyambung bertuliskan Missouri, Kansas, Oklahoma, Texas, New Mexico, dan Arizona.

Meskipun Rute 66 kurang lebih berfungsi pada pertengahan 1980-an, Anda dapat mengunjungi bagian-bagian dari jalur lamanya — dan, jika Anda perhatikan dengan seksama, Anda masih akan menemukan bukti pengemudi dan penumpang dekade yang lalu, dalam bentuk sampah yang mereka buang dari jendela mobil – saat itu norma membuang sampah belum sesopan saat ini.

Petrified Forest National Park di Arizona adalah satu-satunya taman nasional yang dilintasi Rute 66. Taman ini terkenal dengan bebatuan, tunggul pohon pahatan dan gurun belang bergaris-garis, tetapi di tengah-tengah rerumputan terdapat selusin tiang telepon tua, yang tak berkabel lagi. Itu jalan raya lama, dan penuh dengan tumpukan sampah awal abad 20.

Bagian Route 66 itu dilewati pada tahun 1958 dikenal sebagai I-40. "Aspalnya masih terlihat bagus di beberapa bagian," kata William Parker, kepala Ilmu Pengetahuan dan Manajemen Sumberdaya Petrified Forest National Park. Jalanan terdiri dari tumpukan tanah dengan aspal di atasnya, tak akan kebanjiran apalagi diapit oleh parit. Di situlah tempat sampah menumpuk.

Advertising
Advertising

Seperti yang ditunjukkan oleh sisa-sisa sampah gurun, terdapat sisa-sisa kaleng 7-Up, atau Kist soda, atau bir A-1, minuman khas Arizona. Pada era itu, saat botol atau kaleng kosong, mereka langsung melemparkannya ke pinggir jalan. Konsentrasi sampah terpadat setinggi 3-5 meter. Dahulu, saking tebalnya, seperti ada seseorang yang merobek kantong sampah dan menghamburkannya.

Informasi mengenai Route 66. Foto: Bhammond/Alamy Stock Photo

Puluhan tahun kemudian, "zona lempar" masih menjadi rumah bagi piring-piring porselen yang hancur, serpihan-seret pintu mobil dan ban-ban yang hancur, dan mainan-mainan, seperti topi, senjata plastic, dan kelereng yang dibeli dari toko-toko yang dulu menghiasi pinggir jalan raya. Aksesori seperti kacamata penerbang juga muncul. Apalagi botol dan kaleng, ada ratusan jumlahnya.

Beberapa benda yang dipanggang matahari dan “digosok” pasir tampak berkarat untuk dibaca, tetapi bentuk, bahan, dan mulutnya masih menunjukkan identitas mereka, “Kaleng-kaleng itu sebagian besar baja bukan aluminium,” kata Parker. Permukaannya rata dan belum ada pin atau tuas untuk membukanya. Jadi, Anda harus menggunakan pencungkil kaleng. "Kaleng-kaleng itu dari tahun 1930-an hingga 1950-an, yang untuk menikmati isinya perlu sedikit kerja keras," kata Parker.

Beberapa botol dicap dengan kota tempat pembuatannya. Parker dapat membayangkan sebuah keluarga berhenti minum soda di Gallup, New Mexico, berkendara ke barat, dan kemudian perlu mengisi kembali persediaan mereka. Saat melewati jalanan itu, mereka membuka kacanya dan melemparkan kaleng kosong minuman ringan.

Saat Rute 66 ditutup sebagai bagian taman nasional, Parker mengatakan, staf taman merapikan parit, namun tak membuang sampah-sampah itu karena berat. Selanjutnya, sekitar selusin artefak dari "zona lempar," sebagian besar mainan anak-anak, dipajang dalam pameran permanen di Painted Desert Inn di Petrified Forest National Park.

Tumpukan sampah di Route 66 pada tahun 1950. Dok. National Park Service

Di tempat lain, Program Pelestarian Koridor Route 66, sebuah proyek Service Park, telah menyusun sejarah lisan, laporan pelestarian, dan ephemera, dan menghasilkan rencana wisata untuk para penjelajah jalanan, “Lucu bahwa seseorang akan membuang botol-botol atau kaleng-kaleng ini dan tidak berpikir bahwa dalam 50 tahun mereka akan berada di museum," kata Parker.

Berita terkait

4 Wisata Populer di Sekitar Metropolitan Museum of Art New York Tempat Met Gala 2024

1 hari lalu

4 Wisata Populer di Sekitar Metropolitan Museum of Art New York Tempat Met Gala 2024

Dari menjelajahi keindahan alam di Central Park, hingga museum Fable & Lark: Storied Adventure, daerah sekitar Metropolitan Museum of Art New York.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

1 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

2 hari lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

6 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

10 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

10 hari lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

16 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

17 hari lalu

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

18 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

19 hari lalu

Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.

Baca Selengkapnya