Alasan Tarif Ojek di Lereng Merapi Rp 60 Ribu, Tak Bisa Ditawar

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 13 November 2019 14:26 WIB

Hutan pinus di lereng Gunung Merapi, Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terbakar, Jumat, 4 Oktober 2019. (dok.relawan),

TEMPO.CO, Sleman, Yogyakarta - Wisatawan yang datang ke lereng Merapi biasanya akan ditawari untuk naik ojek ke sejumlah tempat. Ambil contoh dari petilasan Mbah Maridjan ke Bunker Kaliadem, Cangkringan, yang jaraknya sekitar 2 kilometer dikenakan tarif Rp 60 ribu.

Para tukang ojek ini berkukuh dengan harga tersebut. Wisatawan tak bisa menawar meski jarak antar tempat wisata tak terlalu jauh. Kepolisian Sektor Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ajun Komisaris Samiyono mengatakan dalih para pengantar mematok harga Rp 60 ribu adalah Peraturan Desa Umbulharjo Nomor 20 tahun 2017 yang mengatur pengelolaan wisata.

"Di dalam peraturan desa memang mengatur jasa ojek sekaligus pemandu wisata dengan nominal Rp 60 ribu. Tapi tidak boleh memaksa," kata Samiyono di Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa 12 November 2019. Samiyono khawatir jika praktik pemaksaan seperti ini dibiarkan, wisatawan bisa kapok datang ke lereng Merapi.

Kepala Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupten Sleman, Yogyakarta, Suyatmi menjelaskan besaran tarif jasa pengantaran terhadap wisatawan sebesar Rp 60 ribu yang tercantum di dalam peraturan desa tidak boleh diterapkan dengan pemaksaan. "Itu jasa ojek sekaligus pemandu wisata, jangan memaksa," kata dia.

Wisatawan mengabadikan Gunung Merapi dari kawasan wisata Bungker Kaliadem, Sleman, DI Yogyakarta, 22 Mei 2018. ANTARA

Advertising
Advertising

Tarif Rp 60 ribu yang ada dalam peraturan desa tadi, Suyatmi mengatakan, berasal dari masukan masyarakat dan pengelola wisata. Suyatmi berencana mengevaluasi aturan yang sudah berlaku sejak dua tahun lalu itu karena tidak berkontribusi terhadap pendapatan atau kas desa. "Kami siap mengkaji lagi nominalnya supaya masyarakat tidak resah," kata dia.

Camat Cangkringan, Suparmono mengatakan praktik pungutan dengan pemaksaan ini sudah lama terjadi dan berdampak ke objek wisata lain di Cangkringan. "Wisatawan jadi enggan datang lagi ke Cangkringan karena banyak pungutan," kata dia. "Ini kerikil yang harus dibenahi."

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih berharap aparat desa dan kecamatan berembug untuk membenahi peraturan desa. Musababnya, peraturan itu yang sering dijadikan alasan pemaksaan oleh pelaku pungutan. "Peraturan desa itu harus dikoreksi agar jangan lagi digunakan sebagai dasar pungutan kepada wisatawan," katanya.

Berita terkait

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

15 jam lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

17 jam lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

3 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

3 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

4 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

6 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya