Yogyakarta Bakal Dorong Objek Wisata Sawah

Rabu, 2 Oktober 2019 16:00 WIB

Sejumlah petani menanam bibit padi di persawahan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Yogyakarta identik dengan wisata budaya dan sejarah. Provinsi tersebut sejatinya memiliki beragam potensi wisata yang bisa dikembangkan, termasuk argowisata.

Salah satunya memanfaatkan area persawahan sebagai destinasi wisata sawah. Yogyakarta sejatinya bisa meniru Bali, yang telah memanfaatkan keindahan sawahnya untuk memikat wisatawan. Bila Yogyakarta berhasil memanfaatkan sawah sebagai destinasi wisata, alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman bisa dicegah.

"Keberadaan sawah-sawah tersisa di Kota Yogyakarta potensial mendukung sektor wisata karena peminat konsep wisata natural masih besar," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Purwadi kepada Tempo Selasa 1 Oktober 2019.

Heroe menuturkan, keberadaan sawah di tengah kota Yogyakarta itu akan menjadi pendamping ideal, bagi sejumlah perkampungan khas penduduk yang kini makin ditata lebih rapi, bersih, dan hijau. Tinggal menciptakan program untuk memicu trafik wisatanya.

"Tentu saja karena sawah-sawah ini berada di kota, harus dibuat tidak semata-mata sebagai usaha pertanian. Tapi juga untuk menciptakan kolaborasi wisata alam, kultural dan kuliner," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mencatat areal sawah di Kota Yogya tersebar di lima kecamatan dengan total lahan tersisa 52,5 hektare serta mampu memproduksi padi 60 ton gabah kering per tahunnya.

Sawah sawah di Kota Yogyakarta itu tersebar di Kecamatan Tegalrejo, Umbulharjo, Kotagede, Mantrijeron, dan Mergangsan. Heroe menuturkan menjaga sawah-sawah tersisa yang masih produktif di kota Gudeg bisa melalui jalur wisata.

"Sektor pertanian memiliki berbagai tradisi kultural menarik yang bisa dikemas," ujarnya. Demi menjaga sawah di perkotaan itu tak kian menyusut, pemerintah Kota Yogyakarta pun kerap menggelar tradisi panen bersama, ketika musimnya tiba.

Seperti pada akhir September 2019 lalu, pemerintah Kota Yogyakarta bersama Kelompok Tani Ngudirejo Kecamatan Tegalrejo menggelar hajatan panen bersama padi yang telah menguning.

Di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta, di atas lahan seluas 3,5 hektar para petani kota ini berhasil memanen 23 ton padi varietas senggreng handayani. Varietas ini dinilai paling cocok ditanam pada musim kemarau seperti saat ini.

Heroe menuturkan lahan sawah ini bisa menjadi lumbung pangan sekaligus pengembangan benih padi dari beragam varietas, “Sisa lahan sawah di Kota Yogyakarta ini harus terus produktif. Petani bisa memaksimalkan potensi sawah tersisa dengan mengembangkan budidaya benih," ujarnya.

Heroe berharap satu hektar lahan sawah di Kota Yogya bisa menghasilkan 6,6 ton sekali panen. Sehingga dari total lahan di Kota Yogyakarta ini bisa menghasilkan kurang lebih 300 ton padi, “Kami harus bisa mengkreasi potensi sawah ini untuk mendapatkan nilai tambah," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menuturkan dari total sawah 52,5 hektare tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki aset sawah sekitar tiga hektare di Bener, dan tiga hektare lainnya diproses untuk pembuatan embung.

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Kota Yogyakarta panen padi di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta akhir September lalu. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Ketua Kelompok Tani Ngudirejo Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta, Sugianto menuturkan hingga saat ini jumlah petani yang tergabung tinggal 16 orang dari semula mencapai 45 anggota.

Terkait dengan panen raya tersebut, Sugianto mengaku puas dengan hasil panen saat ini. Menurutnya jenis padi senggreng handayani sangat mudah ditanam dan tahan kekeringan serta harga jual tinggi.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

11 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

12 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya