Khayamiya, Karpet Indah yang Kian Langka

Sabtu, 28 September 2019 11:30 WIB

Khayamiya kerajinan karpet yang unik dan indah, dianggap kuno oleh generasi muda. Selain itu, kerajinan khayamiya menghadapi impor tekstil murah. Foto: Foto: Mohamed El-Shahed/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Kairo yang panas membuat orang-orang enggan berkeliaran di siang hari. Di balik tirai tebal dengan sulaman warna warni, Ekramy Al Farouk mulai menjahit selimut yang ia mulai beberapa hari yang lalu. Dia berharap untuk menjual produk jadi hari ini. Ia menjahit tenunan khayamiya dan sebagai generasi terakhir pengrajin khayamiya, ia tahu tak ada proses yang dipangkas.

Ia belajar dari ayahnya, dan ayahnya belajar dari kakeknya – demikian seterusnya – tak ada pelajaran mempercepat pembuatan khayamiya. Bukan hal yang aneh, khayamiya hanya bisa diselesaikan melalui proses waktu berminggu-minggu. Pengrajin yang sabar seperti Al Farouk, 44, yang mulai menjahit ketika berusia 12 tahun, berlatih selama bertahun-tahun untuk menguasai seluk beluknya.

“Belajar khayamiya melewati berbagai tingkatan,” kata Al Farouk. "Butuh banyak waktu untuk mempelajari bahkan potongan-potongan sederhana, dan aku harus mempelajarinya sebelum menjadi profesional."

Generasi pengrajin khayamiya seperti Al Farouk telah melalui usahanya turun temurun, yang diwarisi dari usaha keluarga. Mereka berdagang di gang-gang sempit di bawah naungan menara-menara masjid di Kota Kairo. Pusat penjualan khayamiya dikenal Sharia Khayamiya - Jalan Tentmakers, atau Tentmakers Market.

Gang itu terkenal seantero Kairo sebagai pusat seni dekorasi tenda. Seperti banyak bentuk seni, bentuknya berbeda selama bertahun-tahun. Tren beberapa bulan ini adalah selimut dan sarung bantal, Kerajinan itu digantung menutupi dinding pasar yang menua, menjadikannya warna-warni yang hidup.

Advertising
Advertising

Suasana Sharia Khayamiya kian sepi setelah revolusi Mesir 2011. Foto: Foto: Mohamed El-Shahed/AFP/Getty Images

Beberapa percaya bahwa khayamiya berasal dari zaman firaun. Tetapi penjualan khayamiya jauh menurun dibanding masa kejayaannya. Apalagi pengrajinnya tersisa 20 orang saja, di antara gempuran tekstil murah dan kondisi politik Mesir.

Turisme di Jalan Tentmaker, seperti di sebagian besar Mesir, anjlok setelah revolusi pada Januari 2011. Ketika para pemrotes mengerumuni pusat kota Kairo, kedutaan mendesak para pelancong untuk mengubah rencana mereka. Pasar yang ramai, menjadi sunyi.

Mereka yang berani melakukan perjalanan wisata ke Mesir, umumnya melewatkan labirin Kairo yang semrawut dan berpotensi berbahaya, dan memilih untuk berkunjung ke Sphinx Agung atau Piramida Agung Giza yang dijaga ketat.

Untuk bentuk seni seperti khayamiya, yang selalu mengandalkan pariwisata, kurangnya lalu lintas pejalan kaki bisa terdengar seperti lonceng kematian. Namun itu hanya salah satu tantangan yang dihadapi pengrajin khayamiya hari ini. Selain itu, generasi muda Kairo beranggapan khayamiya itu kuno, ketinggalan zaman.

Séverine Evanno, yang mengumpulkan dan menjual khayamiya melalui toko daring dan toko Etsy, Couleurs du Nil, mengatakan generasi muda hari ini tidak ingin mengikuti jejak leluhur mereka. "Orang muda tidak cukup sabar untuk mempelajari membuay khayamiya," katanya. “Mereka lebih suka mengendarai taksi atau Uber. Mereka tidak punya waktu untuk belajar menjahit. ”

Proses membuat khayamiya memang butuh ketelatenan, keuletan, dan tentu saja kesabaran. Mula-mula pengrajin membuat sketsa desain di atas kertas, kemudian menyulam mengikuti pola di atas kertas. Dulu untuk membuat desain menggunakan jelaga atau bubuk. Setelah itu diteruskan dengan menjahit setiap detail dengan susah payah. Ini adalah proses yang membutuhkan berjam-jam, berhari-hari, bahkan kadang-kadang berminggu-minggu.

Sebuah toko di Sharia Khayamiya yang menjajakan karpet berbordir khas khayamiya. Foto: Mohamed El-Shahed/AFP/Getty Images

“Kesulitan menyusun khayamiya adalah memiliki kesabaran, konsentrasi, dan keterampilan,” kata Al Farouk. Namun hasilnya adalah sesuatu yang sepenuhnya unik: perpaduan warna dan detail artistik tidak seperti bentuk seni yang diterapkan pada tekstil ataupun karpet.

Berita terkait

Universitas Al Azhar Mesir Buka Pendaftaran Beasiswa 2024, Cek Syarat dan Jadwal Tes Kompetensinya

4 jam lalu

Universitas Al Azhar Mesir Buka Pendaftaran Beasiswa 2024, Cek Syarat dan Jadwal Tes Kompetensinya

Kemenag buka pendaftaran uji kompetensi masuk Universitas Al Azhar Mesir pada 14-24 Mei 2024, cek syaratnya.

Baca Selengkapnya

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hamas: Kendali Kini di Tangan Israel

8 hari lalu

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hamas: Kendali Kini di Tangan Israel

Delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo setelah perundingan gencatan senjata dengan Israel gagal

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

10 hari lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

13 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

14 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

18 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

26 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

41 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

48 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri, Ini Pengalaman Mahasiswi Indonesia di Kairo

16 Maret 2024

Bea Cukai Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri, Ini Pengalaman Mahasiswi Indonesia di Kairo

Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta telah mensosialisasikan Permendag tentang barang impor yang dibawa penumpang itu.

Baca Selengkapnya