Libur Lebaran ke Taman Buaya Medan, Perhatikan Peringatan Berikut

Minggu, 9 Juni 2019 16:55 WIB

Sejumlah buaya di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono

TEMPO.CO, Medan - Taman Buaya Medan atau nama resminya Taman Buaya Asam Kumbang termasuk objek wisata yang banyak pengunjung saat libur Lebaran. Taman Buaya Asam Kumbang terletak di Jalan Bunga Raya II, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Medan.

Baca: Objek Wisata Taman Buaya Asam Kumbang, Berdiri Sejak 1959

Berkunjung ke tempat wisata dengan binatang buas sebagai objeknya tentu memiliki peraturan yang berbeda dengan destinasi wisata lainnya. Seorang pegawai senior yang juga pawang buaya, Jemari mengatakan ribuan buaya di tempat itu diberi makan setiap dua sampai tiga hari sekali dengan total pakan 300 kilogram. "Pakannya berupa potongan daging maupun kepala ayam dan bebek," kata Jemari.

Buaya-buaya di Taman Buaya Asam Kumbang dikelompokkan berdasarkan usia. Setiap kategori buaya kemudian ditempatkan dalam sejumlah bak dengan ukuran berbeda, tergantung banyak sedikitnya buaya dan perawatan yang dibutuhkan.

Jemari mengingatkan pengunjung Taman Buaya Medan dilarang menjulurkan tangan ke atas bak karena berpotensi disambar buaya. "Pengunjung juga tak boleh melemparkan makanan ke dalam bak karena bisa membuat buaya menjadi agresif," ucap Jemari. "Lemparan apa pun ke dalam bak bisa direspons buaya sebagai ancaman."

Advertising
Advertising

Sejumlah buaya di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono

Meski begitu, para pengunjung tetap bisa memberi makan buaya-buaya itu dengan pengawasan Jemari dan dua pawang buaya lainnya. Caranya, pengunjung harus membeli seekor bebek yang disediakan pengelola. Harga bebek Rp 35 ribu per ekor. Kenapa bebek dan bukan ayam?

Baca juga:
Libur Lebaran ke Taman Buaya, Berani Pegang dan Selfie Sama Buaya

"Bebek kan bisa berenang, sehingga menjadi atraksi sangat menarik saat bebeknya dikejar-kejar buaya. Sedangkan ayam enggak bisa berenang. Begitu dilempar ke dalam bak bisa langsung tenggelam atau langsung dimakan buaya sehingga atraksinya enggak seru," ucap Jemari.

Dengan fasilitas yang terbatas, atraksi melemparkan bebek ke dalam bak merupakan salah satu pengalaman yang paling disukai pengunjung. Pembelian bebek hanya dilayani setiap hari di jam 17.00 atau 1 jam sebelum taman buaya tutup.

Seekor buaya berusia 45 tahun di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono

Jemari menjelaskan, buaya sejatinya binatang reptil yang jarang makan dan pandai menghemat energi. Buaya umumnya makan besar 50 kali dalam setahun. Pada hari-hari biasa, mereka makan sekadarnya atau bahkan tidak makan. Buaya menyimpan energi makanan untuk digunakan bila tidak mendapatkan makanan.

Buaya tidak menggunakan energi untuk menghangatkan tubuh. Sebab itu, hewan ini suka berjemur di bawah sinar matahari untuk menghangatkan tubuh. Jika kepanasan, maka buaya akan berdiam diri sambil membuka mulutnya. "Kalau buaya yang sudah besar lebih mudah makannya. Mereka mau makan apa saja, termasuk tanaman hijau seperti paku air. Kalau anak-anak buaya makannya harus daging yang bersih dan sudah dihaluskan," kata Jemari.

Berita terkait

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

2 hari lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

8 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

10 hari lalu

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung selama masa liburan, tekanan terhadap lingkungan alam Kawah Ijen juga meningkat.

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

10 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

12 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Evaluasi Angkutan Lebaran 2024, MTI Minta Pemerintah Lakukan Pengawasan Angkutan Gelap

14 hari lalu

Evaluasi Angkutan Lebaran 2024, MTI Minta Pemerintah Lakukan Pengawasan Angkutan Gelap

Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno memaparkan catatan evaluasi transportasi selama momentum Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Lebaran 2024, Jumlah Penumpang Pesawat di 20 Bandara AP II Tembus 4,07 Juta Orang

14 hari lalu

Lebaran 2024, Jumlah Penumpang Pesawat di 20 Bandara AP II Tembus 4,07 Juta Orang

Jumlah pergerakan penumpang di 20 bandara yang dikelola PT AP II pada periode angkutan lebaran 2024 mencapai 4,07 juta orang.

Baca Selengkapnya

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

14 hari lalu

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.

Baca Selengkapnya

Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

14 hari lalu

Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

Selama 11-15 April di libur Lebaran, ada lebih dari 50 ribu wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon.

Baca Selengkapnya

Operasi Ketupat Candi 2024 Polda Jawa Tengah: 533 Kecelakaan, 20 Orang Tewas

15 hari lalu

Operasi Ketupat Candi 2024 Polda Jawa Tengah: 533 Kecelakaan, 20 Orang Tewas

Polda Jawa Tengah menggelar Operasi Ketupat Candi 2024 selama masa libur lebaran. Kecelakaan Bus Rosalia Indah jadi kasus yang menonjol.

Baca Selengkapnya