Akhir Pekan, Ajak Anak Bertani dan Beternak di Desa Wisata Gamol

Sabtu, 27 April 2019 09:00 WIB

Desa Wisata Gamol, Sleman, Yogyakarta menjadi salah alternatif objek wisata yang terkenal dengan peternakan kambing Etawa. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Konsep desa wisata tumbuh di Kabupaten Sleman. Salah satu yang banyak digemari wisatawan adalah aktivitas di Desa Wisata Budaya Gamol yang berada di Dusun Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Baca: Ini 10 Destinasi Prioritas Homestay Desa Wisata, Bromo Termasuk

Letak Desa Wisata Gamol tak terlalu jauh dari pusat kota Yogyakarta. Dari Titik Nol Kilometer - Malioboro cukup lurus ke arah barat melewati Jalan Yogya - Wates. Dari pusat kota hanya butuh waktu sekitar 20 menit dengan kendaraan bermotor untuk mencapai desa wisata itu.

Kepala Dusun Wisata Gamol, Tamtama mengatakan Gamol merupakan desa wisata yang dirancang ke arah edukasi alam desa yang sebenarnya. Jangan mencari fasilitas outbond atau permainan anak di sini. Pengunjung Desa Wisata Gamol, khususnya anak-anak akan diajak belajar bertani dan beternak dengan cara yang sesungguhnya.

"Ada beberapa zona wisata edukasi yang tersedia di sini," ujar Tamtama, Jumat 26 April 2019. Pertama, zona tanam padi bernama Taman Sukereno. Di zona ini wisatawan diajak belajar bercocok tanam seperti padi. Namun medianya bukan di sawah, melainkan bak kontainer.

Advertising
Advertising

Zona Taman Sukoreno di Desa Wisata Gamol, Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi.Wicaksono

Di taman ini, wisatawan juga diajari langsung oleh para petani yang juga warga Desa Gamol mengenai cara panen dan bertanam sayur mayur hingga budidaya padi, belut, dan lele.

Baca juga:
Kampung Flory Bukan Cuma Keindahan Alam, Intip Nilai Plus Lainnya

Zona kedua adalah Peternakan dan Perah Susu Kambing Dwi Manunggal. Di zona ini wisatawan akan mendapatkan edukasi cara beternak kambing dan melakukan pemerahan susu kambing. Bukan kambing biasa, yang menjadi kambing ternak di Desa Gamol khusus peranakan etawa.

Jangan membayangkan kandang kambing di zona ini becek dan kotor. Justru sebaliknya, kandang kambing di sini amat bersih. Kandang didesain dapat langsung menampung kotoran untuk diolah jadi pupuk saat dikeluarkan dan mudah dibersihkan dari segala arah.

Kandang ternak kambing Etawa di Desa Wisata Gamol Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Yang tak kalah menarik, dari total 30 ekor kambing yang diternak, masing masing punya nama layaknya manusia. Mulai Paijo, Maryono, dan nama lain yang akrab bagi masyarakat pedesaan Jawa.

Tak jauh dari kandang itu, ada lapangan rumput yang dikelilingi bunga warna warni. Di tengah lapangan itu ada beberapa ekor kambing peranakan etawa yang siap diperah. Wisatawan bisa melihat dari dekat atau mempraktekkan langsung cara memerah susu kambing.

Para siswa melihat proses pemerahan susu kambing Etawa di Desa Wisata Gamol, Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Zona ketiga adalah Rumah Produksi Susu. Di zona ini, hasil perahan susu kambing diolah menjadi susu siap minum baik dalam bentuk cair maupun bubuk. Susu ini terbagi menjadi tiga rasa, yakni original, cokelat, dan stroberi kemudian dikemas untuk dijual sebagai oleh-oleh.

Artikel lainnya: Libur Akhir Tahun, di Tengah Alam Desa Wisata Malasari Bogor

Produk susu bubuk kambing etawa yang diproduksi penduduk Desa Wisata Gamol Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Jika sudah selesai belajar bertani dan beternak, pengunjung bisa masuk ke sebuah bangunan rumah seluas sekitar 100 meter persegi. Ini adalah Zona Rumah Jamur yang berisi aneka budidaya jamur.

"Kami mengolah jamur menjadi berbagi macam produk, mulai sate, tahu jamur, keripik jamur aneka rasa, kerupuk jamur, kaldu jamur non MSG, brownies jamur, hingga lumpia jamur," ujar Tamtama. Satu lagi zona lain di Desa Wisata Gamol yang tak kalah menarik adalah zona pengelolaan sampah dan limbah plastik menjadi barang dengan nilai jual.

Jangan khawatir kantong bakal jebol saat mencoba berbagai zona di Desa Wisata Gamol ini. Pengunjung bisa menikmati semua sarana rekreasi dengan membayar Rp 15 ribu per orang. "Tarif itu sudah termasuk minum susu kambing gratis dan mendapat cinderamata khas desa," ujar Tamtama.

Sejak diresmikan pada Oktober 2018 oleh Permaisuri Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, pengunjung Desa Wisata Gamol sebanyak lebih dari 1.300 orang sampai akhir 2019. "Sebagian besar yang datang adalah siswa sekolah dasar," kata Tamtama.

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

21 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

2 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

2 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

2 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

3 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

5 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

5 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

6 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya