Berakhir Pekan di Taman Nasional Komodo, Intip Keunikannya

Selasa, 9 April 2019 20:30 WIB

Seekor komodo melintas di dekat pengunjung di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Sementara di Pulau Komodo populasinya berjumlah sekitar 1.300 ekor. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Lombok - Sejumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara tiba di Bandara Komodo di Labuan Bajo, Jumat sore 5 April 2019. Mereka hendak melakukan perjalanan wisata ke kawasan Taman Nasional Komodo. Mereka menggunakan kapal wisata yang sebagian besar adalah kapal kayu untuk mencapai taman nasional itu.

Baca: Diselundupkan, Komodo Tak Cuma Punya Habitat di Taman Nasional

Sore itu, kedatangan kami yang bertiga belas orang dari Forum Wartawan Ekonomi Bisnis dan Kantor Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Barat (OJK NTB) di Mataram Lombok, disambut langsung oleh pemandu Arthur Fabiano dari Komodo Trekker. "Selamat berakhir pekan di Manggarai Barat," katanya ramah seperti kebanyakan warga di daerah itu.

Kami menggunakan mobil jemputan menuju dermaga di seberang Rocky Mart di Kampung Ujung Labuan Bajo. Menjelang Maghrib, sekitar pukul 17.30 Waktu Indonesia Tengah, kapten kapal Abidin memulai perjalanan. Dengan waktu perjalanan sekitar 90 menit dari Labuan Bajo, kami menuju Pulau Rinca malam itu. Ketika langit telah gelap mendekati Pulau Kalong kami melihat ribuan kelelawar berterbangan di atas. "Itu mereka pergi mencari makan," kata Abidin kepada Tempo di ruang kemudi. Jika siang hari, kelelawar tersebut bisa dilihat bergelantungan di pohon mangrove yang ada di Pulau Kalong tersebut.

Kapal yang kami tumpangi itu bermesin 6D16. Kapal seharga hampir satu miliar rupiah milik Dewa Arif yang dibuat di Bati Manggarai. Kapal yang menggunakan kayu jati itu, berukuran panjang 21 meter dan lebar 4 meter. Kapal itu memiliki empat kamar yang dilengkapi pendingin ruangan. Terdapat sembilan tempat tidur dengan ukuran besar di masing-masing kamar.

Wisatawan berkunjung di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Kawasan Taman Nasional Komodo akan menjadi tujuan wisata bagi delegasi usai pertemuan IMF - World Bank di Bali. TEMPO/Tony Hartawan

Abidin menghentikan kapalnya sewaktu tiba di perairan teluk Rinca yang tenang tanpa ada ombak. Baru selepas Subuh, Abidin menghidupkan kembali mesin kapalnya untuk memulai wisata ke Pulau Padar dan Pulau Komodo. Untuk menuju Pulau Padar, kami memerlukan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Setelah satu jam perjalanan salah seorang awak kapal Sutiawan menyajikan makan pagi yang menunya tidak kalah dengan sajian di darat. Diantaranya ada lauk ikan bakar atau goreng kakap dan tuna serta capcay.

Advertising
Advertising

Sekitar pukul 10 pagi, kami berlabuh dan kemudian menyeberang menggunakan kapal sekoci ke daratan. Pada waktu yang sama ada 21 kapal yang berlabuh. Ada yang langsung berangkat dari Labuan Bajo pagi-pagi mengikuti paket sehari pergi pulang. Layanan paket wisata ke kawasan Taman Nasional Komodo ini bermacam-macam. Bisa menggunakan kapal berukuran kecil open deck kapasitas muat delapan orang, yang berangkat pagi pulang sore. Juga ada yang berbagi pengunjung lainnya merupakan sharing trip atau memilih yang private trip menggunakan pilihan tipe Standar, Superior atau Deluxe yang menggunakan Luxury Boat.

Untuk menuju puncak bukit para wisatawab perlu menaiki sekitar 800an dalam 15 menit. setelah sekitar 120 anka tangga papan, kami mencapai tempat untuk melihat pemandangan di sekitar perairan Teluk Padar. Para pengunjung pun asyik berfoto. Setelah itu, dilanjutkan ke atas melalui jalan setapak yang dibuat dari batu dan semen.

Pemandangan sekitar Pulau Padar yang tidak berpenduduk ini sungguh menawan. Airnya terlihat biru jernih. Kapal-kapal yang berlabuh pun menambah bagusnya alam sekitarnya. Rata-rata setiap harinya dikunjungi 165 orang hingga 200 orang. ‘’Saya suka pemandangannya,’’ kata Rhiskaa wisawatan asal Jakarta yang berlibur bersama teman-temannya.

Managing Director Borneo Eco Tours SDN BHD Albert CK Teo dari Kinabalu Sabah Malaysia mengaku senang mengunjungi beberapa destinasi di sana. Sewaktu ditemui di bukit Padar, ia menyatakan kekagumannya terhadap pemandangan alam sekitar perairan Padar dari puncak bukit. ‘’Ya sungguh menarik untuk dikunjungi,’’ ucapnya.

Untuk memasuki kawasan Taman Nasional Komodo ini dipungut biaya Rp 35 ribu untuk wisatawan nusantara dan Rp 180 ribu untuk wisatawan mancanegara. Ini berlaku untuk semua pulau yang didatangi dalam kawasan tersebut. Di Padar terdapat pedagang cinderamata lokal berbentuk binatang Komodo atau perhiasan.

Selesai di pulau Padar, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo dengan jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. Kedatangan kami disambut oleh tiga orang ranger – sebutan pemandu di sana, yaitu Makasau, Usman dan Erjun. Paket perjalanan melihat binatang purba ini dipilih jarak dekat sejauh dua kilometer selama waktu tempuh 35 menit. Untuk honor pemandu ini setiap kelompok hingga lima orang membayar Rp 50 ribu. Kami bertiga belas orang didampingi oleh dua orang ranger yaitu Usman dan Erjun. Di taman nasional itu, ada 60 orang ranger yang terbagi 30 di pulau Rinca dan 30 di pulau Komodo. Para ranger ini di bawahi Koperasi Serba Usaha.

Menurut Erjun, kebetulan sejak pagi ada tiga ekor komodo berusia masing-masing sekitar 20 dan 30 tahun. Para komodo ini berada di semacam lubang air yang memang disediakan untuk memancing kedatangan binatang tersebut. salah satu di antara pun berada di dekat bangunan rumah Balai Taman Nasional Komodo. Terkadang, pengunjung juga harus siap kecewa jika tidak ada Komodo yang mendekat.

Sejumlah anak bermain di dermaga lama Pulau Rinca yang terbuat dari kayu di Kawasan Taman Nasional Komodo, NTT, Kamis, 6 Desember 2018. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Menurut Usman, yang sudah 20 tahun bekerja sebagai ranger di dua pulau tersebut terdapat 1.377 ekor Komodo menurut catatan 2015. Saat ini, setiap lima tahun sekali dilakukan pendataan ulang populasinya. Ranger yang berpendidikan SMA namun ahli berbahasa Inggris ini menjelaskan cara mendata para komodo ini adalah dengan memberikan jebakan menggunakan umpan di dalamnya. Jika sudah tertutup, barulah diberikan tanda-tanda menggunakan nomor yang ditulis warna kuning pada punggungnya.

Para ranger ini masing-masing berbekal tongkat bercabang di ujungnya untuk menjaga diri dari kemungkinan serangan Komodo. "Jika tiba-tiba ada Komodo datang dihalau dengan cabang tongkat dimasukkan ke lehernya," ucapnya. Panjangnya 3,20 meter. Cabang tongkat itu dimasukkan ke leher. Jika tidak bisa dihalau stick naik ke atas pohon. Kedua, lari zigzag. Kecepatan lari para komodo ini adalah 20 kilometer per jam.

<!--more-->

Menurut Usman, Komodo tidak terganggu banyak orang. Namun ada beberapa kebiasaan yang diubah dalam menyambut para wisatawan yang ingin melihat komodo. Kini para komodo tidak lagi diumpan dengan daging kambing seperti zaman dulu. "Memberi makan dihapuskan. Agar mereka bisa berburu sendiri. Di dalam hutan banyak satwa yang bisa dimakan. Diantaranya rusa setempat," katanya.

Sepanjang siang Sabtu 6 April 2019, ia menghitung ada 800an orang pengunjung termasuk penumpang kapal pesiar Europe 2 yang tiba di sana pagi harinya. Untuk wisatawan mancanegara dikenai pungutan masuk Rp 300 ribu seorang. Sedangkan untuk wisatawan nusantara Rp 50 ribu.

Setelah puas melihat Komodo, kini tiba saatnya menikmati pemandangan bawah laut melalui snorkeling di Pantai Pink yang berada di Gili Lawa. Di seberangnya juga ada Pulau Kanawa seluas 20 hektar. Pulau itu dikelola perorangan. Di Kanawa, yang berjarak terdekat sekitar 1,5 jam dari Labuan Bajo, pengunjung melakukan snorkeling menikmati bersliwerannya bayi-bayi ikan hiu, ikan pari, ikan hias lainnya. "Setiap satu kapal yang berlabuh di sini dipungut Rp 100 ribu," kata Gusti Bili.

Menjelang Maghrib, kami kembali ke Labuan Bajo dengan perasaan senang setelah sehari perjalanan wisata di Manggarai Barat.

Bandara Komodo setiap harinya melayani 15 penerbangan terjadwal yang menghubungkan Jakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok masing-masing kota asal secara langsung. Maskapai yang menerbangi rute ke Labuan Bajo adalah Garuda, Citilink, Wings, Batik, Nam Air. Menurut salah seorang staf di sana, Bandara Komodo melayani hingga 30 ribu penumpang yang datang setiap bulannya. "Rencananya sudah ada pembicaraan Air Asia masuk melayani rute Jakarta – Labuan Bajo,’’ kata staf di Bandara Komodo tersebut. Juga Trans Nusa yang selama ini melayani rute antar kota di Nusa Tenggara Timur akan menerbangi Jakarta – Labuan Bajo.

Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan

Kepala Bidang Usaha Kerjasama dan Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat Ferdinanus Ben mengatakan Kementerian Pariwisata telah menetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas nasional. "Untuk penataan dan pembenahannya," kata Ferdinandus Ben.


Pada tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan yang datang mencapai 163.054 orang yang terinci wisatawan mancanegara 91.870 orang, wisatawan nusantara 69.343 orang dan wisatawan lokal 1.841 orang. Di daerahnya ada 264 pulau kecil yang menjadi potensi kunjungan wisatawan. 200an diantaranya di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo yang memiliki 42 tempat menyelam dalam kawasan dan 16 kawasan menyelam di luar kawasan. Saat ini ada 350 kapal wisata dan dikunjungi oleh 57 kapal wisata tidak tetap dari Bali dan Lombok. "Ini yang meramaikan perjalanan wisata di Manggarai," ujarnya Ferdinandus Ben. Ia mengatakan rata-rata orang menghabiskan 6-7 hari bila berkunjung ke daerah itu.

Baca: NTT Minta Negara Penampung Pembeli Ilegal Kembalikan Komodo

Banyak yang menyukai perjalanan kunjungannya ke Manggarai Barat ini. Ada yang juga datang karena penasaran ingin mengetahui Komodo dan wisata bahari. Sayang, masalah rendahnya sinyal seluler di daerah itu menjadi salah satu hal yang disayangkan para wisawatan. Ferdinanus Ben mengakui sudah melakukan pembicaraan dengan penyedia telekomunikasi seluler agar bisa menyiapkan layanan berinternet ria guna memuaskan wisatawan.

Berita terkait

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

4 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

6 hari lalu

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

27 hari lalu

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

29 hari lalu

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

29 hari lalu

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo, NTT, pada Jumat, 5 April 2024. Berikut profil Pulau Kanawa

Baca Selengkapnya

Bandara Lombok Buka Posko Terpadu Angkutan Udara untuk Arus Mudik dan Balik

32 hari lalu

Bandara Lombok Buka Posko Terpadu Angkutan Udara untuk Arus Mudik dan Balik

Posko terpadu Bandara Lombok yang beroperasi selama 16 hari ini akan melakukan pemantauan dan pengendalian selama musim libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

37 hari lalu

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah

Baca Selengkapnya

Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

39 hari lalu

Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,

Baca Selengkapnya

PLN Sukses Sambung Listrik dari Sumbawa ke Bajo Pulau

47 hari lalu

PLN Sukses Sambung Listrik dari Sumbawa ke Bajo Pulau

Kelistrikan di Bajo Pulau menyetop operasi PLTD. Listrik ada 24 jam dan lebih ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Lion Air Buka Lagi Rute Makassar - Lombok untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan

48 hari lalu

Lion Air Buka Lagi Rute Makassar - Lombok untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan

Rute penerbangan ini semakin meningkatkan jumlah wisatawan ke Lombok atau Makassar.

Baca Selengkapnya