Terminal 4 Bandar Udara Changi di Singapura, 16 November 2018. Terminal 4 ini sudah beroperasi sejak akhir Oktober 2017, dimana bandara ini memberikan layanan yang berbeda dari terminal 1, 2, dan 3 Bandara Changi walau termasuk bandara terkecil dibandingkan dengan 3 bandara terdahulunya. TEMPO/Fardi Bestari
TEMPO.CO, Jakarta - Singapura tahun ini menggenjot potensi pariwisata untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan Indonesia. Direktur Area Singapore Tourism Board untuk Indonesia Raymond Lim mengatakan pengembangan atraksi wisata pun diperlukan, termasuk di bandar udara (bandara).
"Ketika mendarat di sebuah negara, kesan baik pertama didapatkan di bandara," kata Lim, di Jakarta, Kamis, 14 Februari 2019.
Bandara Internasional Changi Singapura akan dikemas lebih menarik lagi pada April tahun ini untuk menunjang destinasi gaya hidup wisata. Jewel Changi Airport, akan menawarkan pengalaman wisata dengan berbagai atraksi permainan, berbelanja, dan menginap.
"Jadi bandara tidak hanya untuk menerbangkan orang dari satu tempat ke tempat lain," tuturnya Lim.
Lim menjelaskan bahwa Jewel Changi Airport juga terbuka untuk publik yang sengaja datang untuk berwisata. Untuk wisatawan mancanegara yang sedang berada di Singapura bisa mengunjungi Jewel Changi Airport tanpa perlu mengurus proses imigrasi.
"Tapi ketika transit dari negara lain baru sampai bandara tetap perlu menyelesaikan prosedur imigrasi dulu," katanya.
Jewel Changi Airport terhubung antara Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 yang bisa dijangkau menggunakan skytrain. Jewel Changi Airport memiliki Forest Valley, taman dalam ruangan lima lantai yang mengoleksi 3000 pohon spesies tanaman dari Australia, Brasil, Cina, Malaysia, Thailand, dan Amerika Serikat.
Kemudian Rain Vortex, yang berada di pusat Jewel Changi Airport Singapura. Tempat ini menyuguhkan pemandangan buatan, air terjun yang tingginya 40 meter, berada dalam ruangan. Rain Vortex menampilkan perpaduan air terjun, tata cahaya, serta musik saat malam.