Sultan Hamengkubuwono X Ajak Rehat dari Hawa Panas Politik

Kamis, 14 Februari 2019 07:28 WIB

Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta ,Sultan Hamengkubuwono X membuka acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di Kampung Ketandan Yogyakarta, 13 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istiewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X membuka perhelatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY XIV pada Rabu malam, 13 Februari 2019. Acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ini dipusatkan di Kampung Ketandan Malioboro, Yogyakarta.

Hajatan untuk menyemarakkan tahun baru Imlek 2570 ini akan berlangsung selama satu minggu atau hingga Selasa, 19 Februari 2019. Dalam acara pembukaan itu, Sultan Hamengkubuwono X bersama Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigadir Jenderal Ahmad Dhofiri serta jajaran Jogja Chinese Art And Culture Centre selaku penyelenggara PBTY turut bersantap bersama Lontong Cap Go Meh di sebuah warung Kampung Ketandan.

"Pekan budaya seperti ini menjadi peristirahatan sejenak untuk merenung kembali bagaimana membangun ke-Indonesiaan yang sedang dilanda hawa panas perpolitikan nasional," ujar Sultan Hamengkubuwono saat memberi sambutan. Sultan menilai kondisi perpolitikan nasional itu berpotensi mengakibatkan disintegrasi sosial.

Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X memperhatikan wayang potehi di acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di Kampung Ketandan Yogyakarta, 13 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Sultan menambahkan, Pekan Budaya Tionghoa di Yogyakarta yang berlangsung secara rutin saban tahun menandai kekayaan dan keragaman suku bangsa di Tanah Air. "Suasana guyub rukun itulah yang seharuskan kita hidupkan terus menjelang Pemilu 2019," ujarnya.

Advertising
Advertising

Baca juga: 5 Kuliner yang Harus Dicoba di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

Sultan menuturkan identitas budaya Tionghoa selama ini turut berpengaruh dan menjadi salah satu unsur pembentuk sejarah Indonesia. Khususnya tentang proses integrasi identitas kemajemukan yang tercetus sejak 90 tahun silam atau saat Sumpah Pemuda lahir.

Sultan menceritakan kilas balik sejarah Bangsa Tionghoa di Indonesia. Pada awalnya, bangsa Tionghoa datang ke nusantara berabad silam dari Fujian, Tiongkok Selatan dan akhirnya berakulturasi menjadi bangsa Indonesia.

Proses akuluturasi itu menghasilkan beragam bahasa, makanan, kesenian, dan hasil karya unik. Karya unik akulturasi itu pun ada yang diakui sebagai ciri khas daerah, selain memperkaya bahasa lokal dari serapan bahasa Cina.

Pengunjung menyaksikan pertunjukan Wayang Potehi di acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di Kampung Ketandan Yogyakarta, Rabu 13 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Sultan berharap pekan budaya Tionghoa ini menjadi media integrasi sosial-budaya. "Seperti Wayang Potehi yang mengadopsi wayang kulit menjadi Wacinwa, wayang Cina-Jawa," ujarnya.

Menandai pembukaan event itu, Sultan HB X bersama pemerintah kota Yogya dan panitia menabuh gendang atau bedug besar, disusul dengan berbagai penampilan seni. Seperti tarian Betawi Nyai Dasima, Tari Hua Mulan, Oriental Dance Ni Erl Qing, Tari Shio sampai aksi Liong dan Barongsai.

Artikel terkait: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai

Berita terkait

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

12 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya