Festival Nyurat Lontar Menantang Anak Muda Menulis di Daun Lontar

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 2 Februari 2019 15:55 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Al Mutazzam Kiai Haji Khamami mengarahkan santrinya tadarus Al Quran kuno berbahan daun lontar di Pudak Payung, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, 24 Mei 2018. Tadarus Al Quran berhuruf arab gundul karya tulisan tangan ulama asal Madura Syech Abdulrohman yang berusia sekitar 300 tahun tersebut dilakukan setiap menjelang berbuka puasa selama bulan suci Ramadan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Denpasar, Bali - Jika anak muda jaman now terbiasa menulis di selembar kertas atau mengetik di gadget, sebuah festival yang berlangsung di Denpasar, Bali ini menantang mereka untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Sekitar 1.000 siswa SMP, SMA, dan mahasiswa di Bali ditantang untuk menulis di daun lontar dalam Festival Nyurat Lontar Massal.

Baca: Festival Jogja Heboh, Sultan: Jangan Seperti Jual Barang Murah

Festival ini merupakan rangkaian agenda kegiatan Pembukaan Bulan Bahasa Bali 2019. "Ada juga lomba mesatua Bali, nyurat aksara Bali, postingan berbahasa Bali dan sebagainya," kata Putu Astawa, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di acara Pembukaan Bulan Bahasa Bali 2019, di Denpasar, Jumat 1 Februari 2019.

Para siswa, mahasiswa, dan perwakilan penyuluh bahasa Bali yang mengikuti Festival Nyurat Lontar itu menuliskan guratan aksara Bali di atas daun lontar yang sudah disediakan panitia. Untuk menulisnya, tentu bukan dengan pena, melainkan pisau khusus yang disebut dengan pengrupak.


Ilustrasi siswa menulis di daun lontar. Antara

Advertising
Advertising

Peserta Festival Nyurat Lontar kompak memakai busana adat Bali. Mereka duduk berjejer rapi di lantai Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar. Astawa menjelaskan, gagasan menulis aksara Bali di daun lontar tercetus karena ingin melestarikan sastra Bali yang sesungguhnya.

Baca juga: Agenda Wisata Juni 2019, Nantikan Festival Paris Van Borneo

"Banyak sekali kearifan lokal yang bisa diperoleh dari lontar. Jangan sampai punah dan generasi muda harus tahu warisan budayanya," kata Putu Astawa. "Kami tidak ingin anak-anak muda sekarang bahasanya `hallo bro, ngapain lu, gue ini`. Ini kan menjauh dari akar budaya sesungguhnya."

Berita terkait

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

5 jam lalu

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

Seorang Bendesa Adat di Bali ditangkap Kejaksaan atas dugaan pemerasan terhadap investor

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

9 jam lalu

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

Kejati Bali menyatakan masih mendalami kasus pemerasan yang diduga dilakukan Bendesa Adat Bali.

Baca Selengkapnya

Tradisi Mepamit yang dilakukan Mahalini Sebelum Menikahi Rizky Febian, Ini Artinya

10 jam lalu

Tradisi Mepamit yang dilakukan Mahalini Sebelum Menikahi Rizky Febian, Ini Artinya

Pasangan penyanyi Rizky Febian dan Mahalini Raharja dikabarkan menggelar tradisi secara adat di Bali pada Ahad, 5 Mei 2024 sebelum pernikahan.

Baca Selengkapnya

Nusa Dua Bali jadi Tuan Rumah World Water Forum, Bakal Ada Pawai Budaya

13 jam lalu

Nusa Dua Bali jadi Tuan Rumah World Water Forum, Bakal Ada Pawai Budaya

World Water Forum akan dilangsungkan di dua venue di Nusa Dua Bali, The Westin Resort Nusa Dua dan Bali Nusa Dua Convention Center.

Baca Selengkapnya

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

1 hari lalu

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

Penyidik Kejati Bali telah memeriksa dua saksi kasus dugaan pemerasan oleh bendesa adat Berawa itu pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

2 hari lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

3 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

3 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

3 hari lalu

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

Kejati Bali akan mengembangkan penyidikan perkara tersangka berinisial KR, Bendesa Adat yang memeras investor agar mendapat rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Selain Mepamit, Rizky Febian dan Mahalini Jalani Upacara Adat Ini Sebelum Menikah

3 hari lalu

Selain Mepamit, Rizky Febian dan Mahalini Jalani Upacara Adat Ini Sebelum Menikah

Rizky Febian dan Mahalini menjalani beberapa rangkaian prosesi adat menjelang pernikahannya. Begini penjelasan dari pihak label musiknya.

Baca Selengkapnya