Hari Kopi Sedunia, Simak 4 Fakta Mengenai Kopi Luwak

Reporter

Tempo.co

Senin, 1 Oktober 2018 10:01 WIB

Para pecandu kopi sedang mennikmati rasa kopi berkualitas di Kedai Kopi Luwak Rumoh Aceh, Banda Aceh. TEMPO/Adi Warsidi

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kopi sedunia yang jatuh pada hari ini, 1 Oktober, kembali mencuatkan perbincangan soal kopi luwak di media sosial. Wajar saja, karena hingga hari ini kopi yang dihasilkan dari pembuangan hewan luwak ini masih terbilang mahal.

Kopi luwak atau kopi musang terbuat dari biji kopi yang telah dimakan, setengah dicerna dan kemudian keluar melalui kotoran musang. Para petani kopi pun tak henti terus memproduksi kopi luwak melihat tren penggemar minuman ini yang awet dari tahun ke tahun.

Salah satu komunitas petani yang mulai mengembangkan kopi yang punya nama ilmiah Paradoxurus ini adalah mereka yang bercocok tanam di lereng gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta. Belum lama ini dalam rangka Hari Kopi Sedunia mereka terlibat dalam festival kopi Merapai di Sleman.

Para petani di sana tak sekedar menanam, memanen, dan mengolah biji kopi biasa, tapi juga mencoba meraciknya dengan berbagai varian rasa dan cara. Kopi Merapi kini dapat dinikmati dengan tiga pilihan: kopi honey, kopi wine.dan kopi luwak.

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia mencatat, produksi kopi luwak saat ini diperkirakan lebih dari 10 ton per tahun (2013). Dari jumlah tersebut, sebanyak 2-3 ton kopi luwak diekspor sementara untuk konsumsi domestik kurang dari 1 ton.

Advertising
Advertising

Berikut beberapa fakta mengnai kopi luwak.

1. Biaya pemeliharaan luwak

Biaya pemeliharaan luwak penghasil kopi tersebut relatif mahal, yakni mencapai Rp 1,7 juta per ekor per bulan. Dalam sehari, setiap ekor luwak mengkonsumsi 2 kilogram biji kopi biasa dan menghasilkan 0,3-0,4 biji kopi luwak. Kualitas kopi dari luwak liar tidak lebih baik dari luwak pelihaaan. Hal itu lantaran kopi yang ditelan luwak harus dikeluarkan dalam 24 jam.Seekor Luwak Sedang memakan kopi masak dalam ternak di Way Tenong , Lampung Barat. TEMPO/Amston Probel

2. Salah satu kuliner termahal di dunia

Silahkan bangun pagi dan mencium wanginya kopi Luwak. Kopi jenis ini dapat terjual sampai US$700 atau Rp10 juta per kilogram, dan termasuk dalam daftar makanan termahal dunia.

Harga kopi luwak setinggi langit. Di Kemang, satu kafe menjual Rp 100 ribu untuk satu cangkir. Di California, Amerika Serikat, pemilik kedai kopi Funnel Mill membanderol secangkir kopi luwak asli US$ 80 atau sekitar Rp 760 ribu.<!--more-->

3 Jadi inovasi sebuah kafe

Bagi para penikmat kopi luwak, rumah kopi yang berada di Magelang ini layak dicoba. Bukan hanya menikmati secangkir kopi, pengunjung juga bisa melihat proses pengolahan kopi luwak yang sudah sedemikian melegenda.

Di halaman Pawon Luwak Coffe ini pengunjung bisa menyaksikan langsung biji-biji kopi yang sedang dijemur. Ada kopi yang masih menyatu dengan kotoran luwak dan membentuk gumpalan, ada biji kopi yang telah dibersihkan serta biji kopi yang telah dikupas kulitnya.

Pengunjung juga bisa menyaksikan langsung proses pengolahannya di halaman belakang rumah kopi yang berada tepat di samping Candi Pawon itu. Termasuk, melihat pohon kopi yang ditanam di halaman belakang.

Bahkan, enam ekor luwak dalam kandang juga bisa menjadi sebuah pemandangan sembari menghirup kopi dalam cangkir. Namun luwak yang ada di tempat itu bukan pemakan kopi, melainkan buah-buahan biasa seperti pisang. "Hanya untuk display saja," kata pemilik Pawon Luwak Coffe, Aji Prananda.

Sedangkan bahan baku kopi yang disajikan diambil dari luwak liar di perkebunan. "Luwak liar memilih biji kopi terbaik untuk dimakan," katanya. Sehingga, biji yang keluar bersama kotorannya dipastikan berkualitas.

Meski target pasarnya adalah turis bule, namun soal harga juga sangat terjangkau untuk turis lokal. Secangkir kopi luwak orisinal hanya dibanderol Rp 25 ribu tiap cangkirnya, baik untuk jenis kopi robusta maupun arabica. Pawon Luwak Coffe memang tidak menawarkan menu lain, selain kopi luwak original.

4. Kopi Luwak dibuat tanpa Luwak

Seorang peneliti Kementerian Pertanian kepada Erliza Noor, peneliti dari Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor, berhasil menemukan cara membut kopi luwak tanpa keterlibatan hewan tersebut. Caranya adalah dengan menggunakan bakteri yang ada di pencernaan luwak dan berperan dalam produksi biji kopi luwak. Bakteri tersebut tak bersifat patogen. Ketiganya adalah proteolitik, penghancur protein; selulolitik, penghancur selulosa; dan xilanolitik, penghancur hemiselulosa. Setiap kali menghancurkan kulit kopi, bakteri menghasilkan enzim.

Penelitian membuat kopi luwak tanpa luwak ini menghabiskan biaya sekitar Rp 190 juta. Namun ongkos penelitian ini setara dengan hasil yang didapat. Kopi luwak buatan ini pun jauh lebih murah ketimbang kopi luwak asli yang harga tengahnya sekitar Rp 1 juta per kilogram. "Penurunan harga bisa 50 persen," ujar dia. Sebab, Erliza tak perlu memelihara luwak. Di peternakan, ongkos pemeliharaan luwak sangat tinggi. Peternak harus menyediakan nutrisi istimewa, seperti susu, madu, ayam, ikan, dan buah-buahan. Sedangkan buah kopi menjadi camilan yang disajikan pada awal malam.

Sebelum Erliza, sejumlah peneliti membuat tiruan kopi luwak tanpa luwak. Antara lain Suprio Guntoro (peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali) dan Beni Hidayat, peneliti dari Program Studi Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung. "Kopi luwak probiotik ini pernah dijual di pameran dengan harga Rp 700 ribu per kilogram," kata Suprio, yang menciptakan kopi luwak probiotik dengan cara fermentasi.

Suprio memeram biji kopi dengan hampir semua bakteri pencernaan pada suhu 40-45 derajat Celsius. Sedangkan Beni Hidayat memeram biji kopi dengan enzim protease pemecah protein dari pepaya. Bakteri-bakteri ini yang membedakan rasa kopi begitu nikmat dengan harga selangit. (Koran Tempo, April 2013))

TEMPO.CO | AHMAD RAFIQ (Magelang)

Berita terkait

Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

55 hari lalu

Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA meminta wisatawan di Bali menghindari minum kopi luwak setelah melakukan penyelidikan.

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

59 hari lalu

Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

Investigasi terbaru PETA merekam bagaimana luwak di Bali masih terus dieksploitasi demi cita rasa kopi luwak.

Baca Selengkapnya

Melihat Proses Kopi Luwak yang Jadi Favorit Turis di Bali Pulina

24 November 2023

Melihat Proses Kopi Luwak yang Jadi Favorit Turis di Bali Pulina

Destinasi wisata Bali Pulina menghadirkan pengalaman melihat kawanan hewan yang memproduksi kopi luwak untuk disajikan ke pengunjung.

Baca Selengkapnya

Momen Saat Ok Taecyeon Bingung tentang Kopi Luwak

22 Oktober 2023

Momen Saat Ok Taecyeon Bingung tentang Kopi Luwak

Ok Taecyeon mengira kopi luwak berasal dari kucing

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Sedunia, Manfaat Panjang Umur di Balik Minuman Nikmat Ini

2 Oktober 2023

Hari Kopi Sedunia, Manfaat Panjang Umur di Balik Minuman Nikmat Ini

Hari Kopi Sedunia setiap 1 Oktober. Minum kopi juga bisa membuat hidup lebih lama atau panjang umur, menurut penelitian.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Kopi Sedunia dengan Mencoba Resep Kudapan Enak Berikut

2 Oktober 2023

Rayakan Hari Kopi Sedunia dengan Mencoba Resep Kudapan Enak Berikut

Menyambut Hari Kopi Sedunia, beberapa resep berbahan dasar kopi berikut layak untuk dicoba dan dinikmati bersama keluarga.

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Internasional, Inilah Sejarah Minuman Paling Populer di Dunia

30 September 2023

Hari Kopi Internasional, Inilah Sejarah Minuman Paling Populer di Dunia

Bukti paling awal konsumsi kopi berasal dari abad ke-15 di Yaman, tapi ada kisah populer dari Etiopia.

Baca Selengkapnya

Kopi Sanger Aceh jadi Inspirasi Starbucks buat Minuman Spesial Hari Kopi Internasional

29 September 2023

Kopi Sanger Aceh jadi Inspirasi Starbucks buat Minuman Spesial Hari Kopi Internasional

Kopi sanger sekilas mirip kopi susu, tetapi tanpa ampas. Kopi ini menjadi inspirasi bersama dengan tiga minuman lain dari berbagai benua.

Baca Selengkapnya

Teliti Kopi Luwak Robusta Buatan, Dosen Universitas Jember Raih Gelar Doktor

26 Juli 2023

Teliti Kopi Luwak Robusta Buatan, Dosen Universitas Jember Raih Gelar Doktor

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember atau Unej Mukhammad Fauzi berhasil menyelesaikan disertasinya tentang kopi Luwak Robusta buatan.

Baca Selengkapnya

Menikmati Secangkir Kopi Luwak dengan Pemandangan Candi Pawon di Pawon Luwak Coffee

8 Juni 2023

Menikmati Secangkir Kopi Luwak dengan Pemandangan Candi Pawon di Pawon Luwak Coffee

Biji kopi luwak yang diolah di kedai kopi milik Aji dekat Candi Pawon itu berasal dari hewan luwak liar asli.

Baca Selengkapnya