Keheningan di Pemakaman Kuno di Sawangan, Minahasa Utara

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 8 September 2018 15:33 WIB

Situs megalitikum pemakaman leluhur suku Minahasa Waruga di desa Sawangan, Minahasa Utara, Jumat (6/12). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Sulawesi Utara, tidak hanya memiliki pantai dengan keindahan bawah laut yang layak ditelusuri. Jika ingin tahu tentang sejarah suku Minahasa, cobalah meluncur ke Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara.

Hanya perlu waktu 40 menit, berjarak sekitar 25 kilometer, dari ibu kota Sulawesi Utara untuk menuju lokasi peninggalan di masa silam ini. Area bersejarah dari zaman megalitikum itu bernama Taman Purbakala Waruga. Waruga merupakan sarkofagus atau batu berongga yang digunakan suku Minahasa untuk menempatkan jenazah.

Ada beberapa versi soal nama ini. Ada yang menyebutkan wa diambil dari kata ma, yang dalam bahasa Indonesia bermakna imbuhan me-. Sedangkan ruga dari bahasa Minahasa berarti lemas atau cair. Maruga bermakna merebus, untuk menunjukkan bahwa ketika di dalam waruga tubuh jenazah membengkak, kemudian melemas dan mencair. Tapi ada juga yang menyebutkan waruga berasal dari bahasa Tombulu. Kata asalnya wale maruga, yang berarti rumah dari badan yang akan kering.

Baca Juga:

Tiga Tempat Ngopi Populer di Manado

Advertising
Advertising

Keterangan mengenai keberadaan waruga juga berbeda-beda. Salah satu antropolog Belanda, Dr J.G.F. Riedel, memperkirakan peti mayat itu sudah ada sejak abad ke-10.

Saya menyinggahi Taman Purbakala Waruga di pagi yang hening. Kesejukan terasa menyentuh kulit. Dinding relief yang bercerita tentang proses pembuatan waruga menyambut saya. Pahatan di batu tersebut merupakan kreasi yang membantu wisatawan untuk memahami sejarah waruga. Digambarkan manusia purba membawa batu dari pegunungan.

Dinding-dinding itu juga menceritakan proses pemotongan serta pengukiran batu. Peti batu tersebut terdiri atas dua bagian, yakni badan dan penutup. Bagian badan berbentuk persegi panjang dengan tinggi sekitar 500 sentimeter hingga 1 meter.

Baca Juga:

Di Lembeh Kota Bitung, Penyelam Bertemu dengan Si Mungil nan Eksotis

<!--more-->Tidak seperti umumnya peti jenazah yang dibenamkan ke dalam tanah, waruga hanya diletakkan di atas lahan. Ditaruh secara vertikal, lantas diberi penutup yang dibentuk seperti atap rumah atau kerucut. Gambar pada badan peti ataupun penutupnya melambangkan sosok jenazah dan pekerjaannya semasa hidup. Pahatan itu juga melukiskan kelas sosialnya.

Ukiran gambar orang menunjukkan bahwa di dalamnya tersimpan jenazah pemimpin atau dotu dalam bahasa setempat. Sedangkan gambar hewan menandakan seseorang yang berprofesi sebagai pemburu.

Tidak hanya tubuh yang disimpan dalam batu berongga itu, tapi juga benda atau harta yang dimiliki berupa senjata, perlengkapan makan, dan perhiasan. Satu waruga tidak digunakan untuk satu jenazah saja, melainkan sekeluarga. Sehingga jumlah jasad dalam satu peti itu bisa mencapai belasan orang. Karena bentuk batunya tidak sepanjang tubuh manusia, jenazah diposisikan seperti sedang duduk atau jongkok.

Semula waruga tersebar di sejumlah desa, namun akhirnya sebanyak 144 waruga dikumpulkan menjadi satu di Desa Sawangan. Tapi selain yang telah terkumpul, masih banyak waruga tersebar di daerah Minahasa.

Cara pemakaman ini dihentikan pada 1817 oleh penguasa Belanda. Alasannya, karena memicu gangguan kesehatan karena memang menimbulkan bau busuk.

Keramik di Museum peninggalan Situs megalitikum pemakaman leluhur suku Minahasa Waruga di desa Sawangan, Minahasa Utara, Jumat (6/12). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Berada di antara pepohonan, dengan jalan yang memisahkan dua sisi taman, membuat pengunjung nyaman mencermati satu demi satu waruga dan merasakan suasana pemakaman kuno ini. Di dekat pintu masuk, wisatawan bisa singgah ke museum mini yang berupa rumah panggung. Di dalamnya tersimpan benda-benda yang ditemukan dalam waruga, misalnya, piring-piring kuno, kalung dari batu, dan jenis perhiasan lain. Selain itu, ada foto-foto pejabat negara yang datang ke objek wisata tersebut.

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

6 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

4 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

5 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

5 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

6 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

8 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

9 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

9 hari lalu

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.

Baca Selengkapnya