Masyarakat Bagansiapiapi Siap Gelar Perayaan Bakar Tongkang

Kamis, 21 Juni 2018 07:04 WIB

Sebelum tongkang dibakar, dalam perayaan Bakar Tongkang, masyarakat akan menabur-naburkan kertas kim yang berisi doa dan permohonan. Foto ini diambil pada 2017. Tempo? Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Bagansiapiapi, Riau, tengah bersiap menyambut perayaan Bakar Tongkang yang akan dihelat pekan depan. Ritual turun-temurun dari nenek moyang ini bakal dilaksanakan selama tiga hari, yakni pada 28 sampai 30 Juni.

Hingga awal Juli lalu, menurut Kepala Dinas Provinsi Riau Fahmizal, puluhan ribu paket wisata telah terjual. “Meningkat 30 persen dari tahun kemarin. Tahun lalu 52 ribu kunjungan,” kata Fahmizal kepada Tempo di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, awal Juni lalu.

Baca juga: Lima Agenda Festival Budaya Sepanjang Juni 2018

Bakar Tongkang memang berhasil menarik minat kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Pada 2017, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Fahmizal mengatakan, dari 52 ribu kunjungan, 20 ribu di antaranya merupakan kunjungan wisatawan asing atau wisman. “Kebanyakan dari Singapura, Malaysia, Cina,” katanya.

Adapun wisatawan Nusantara yang masuk ke Bagan—sebutan pendek Bagansiapapi—tercatat mencapai 32 ribu. Masuknya wisatawan ke kota bekas persinggahan Cina ini membuat kuota hunian sejumlah homestay dan hotel di kawasan kota Bagan penuh.

Advertising
Advertising

Animo turis terhadap agenda budaya pun memacu pemerintah setempat bekerja keras untuk menyiapkan akomodasi. Tak jarang, rumah-rumah warga di sekitar lokasi perayaan dibuka untuk menampung para wisatawan.

Untuk menyiasati tingginya permintaan terhadap jumlah kamar itu, pemerintah setempat tengah merancang konsep nomadic tourism. “Yaitu dengan tenda atau glamcamp seperti yang tengah dicanangkan Kementerian Pariwisata,” kata Fahmizal.

Bakar tongkang secara turun-temurun diyakini sebagai ritual untuk memperingati hari ulang tahun Dewa Kie Ong Ya, yakni dewa pelindung masyarakat setempat. Perayaannya jatuh pada penanggalan lunar di hari ke-16 bulan kelima, dihitung pasca-Imlek. Secara historis, upacara itu merupakan sebuah penanda untuk memperingati hikayat asal-muasal Kota Bagansiapiapi.

Agenda ini tahun lalu dinobatkan sebagai atraksi budaya terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia (API). Bakar Tongkang juga berkontribusi mendorong Riau meraih juara umum penghargaan pariwisata berstandar nasional tersebut.

Artikel lain: Hutan di Puncak Lawu Kebakaran, Jalur Pendakian Ditutup Sementara

Berita terkait

Bakar Tongkang, Tradisi Tionghoa di Bagansiapiapi Hadir Lagi, Begini Awal Mulanya

6 Agustus 2023

Bakar Tongkang, Tradisi Tionghoa di Bagansiapiapi Hadir Lagi, Begini Awal Mulanya

Tradisi bakar tongkang kembali hadir di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Kota Batam, Kepulauan Riau pada 2-4 Juli 2023. Lantas, apa itu tradisi bakar tongkang?

Baca Selengkapnya

Bakar Tongkang, Merawat Riwayat Marga Ang di Bagansiapiapi

8 Februari 2019

Bakar Tongkang, Merawat Riwayat Marga Ang di Bagansiapiapi

Gemericit walet dan suara hujan tipis-tipis dari atas langit Bagansiapiapi menjadi lagu alam pengiring proses pengarakan replika kapal.

Baca Selengkapnya

Suguhan Warisan Kuliner di Bagansiapiapi: Uniknya Soto Bagan

6 Februari 2019

Suguhan Warisan Kuliner di Bagansiapiapi: Uniknya Soto Bagan

Kota ini tak ubahnya sebuah muara pertemuan budaya antara Tionghoa dan Melayu. Beragam peninggalan masa lampau bersisa. Kuliner adalah salah satunya.

Baca Selengkapnya