Tarian Indonesia Tampil di Festival Rakyat Ekuador

Reporter

Tempo.co

Jumat, 16 Februari 2018 13:30 WIB

Tarian Enggang, meramaikan parade budaya Erau Adat Kutai and International Folks Art Festival di Tenggarong, Kutai Kartanegara, 22 Juli 2017. Festival Erau Adat Kutai diselenggarakan tanggal 23-30 Juli 2017, diikuti oleh seniman lokal dan seniman dari delapan negara. Eri Sutrisno

TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan tari Indonesia berhasil memukau 6.000 penonton yang hadir dalam acara penutupan Festival Internacional del Folclór. Acara ini merupakan rangkaian dari acara Viva Ambato yang ke-67 di Ambato, Ekuador, 13 Februari 2018.

Festival Viva Ambato yang mengangkat tema “De La Fruta & De Las Flores” adalah festival tahunan untuk merayakan musim panen serta hari ulang tahun kota Ambato, Ekuador. Festival ini sudah berlangsung sejak 67 tahun lalu. Tahun ini diadakan pada 9-13 Februari 2018.

Baca juga: Tarian Nusantara Tampil Memukau di Festival Budaya Slowakia

Acara penutupan Festival Internacional del Folclór dimulai dengan sambutan oleh Walikota Ambato, Luis Amoroso Mora yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Komite Festival De La Fruta & De Las Flores (FFF) Ambato. Acara penutupan juga dihadiri oleh sejumlah pejabat di kota Ambato serta Putri Ambato, Karla Medrano.

Festival Internacional del Folclór menampilkan pertunjukan seni dan budaya yang diisi oleh 12 group performances dari Ekuador dan internasional, seperti Mexico, Bolivia, Costa Rica, serta Indonesia.

Advertising
Advertising

Indonesia adalah satu-satunya negara di luar Amerika Latin yang ikut andil dalam acara ini. Indonesia yang diwakili oleh KBRI Quito menampilkan dua tarian yaitu Legong Bapang Saba dari Bali dan Tari Enggang dari Kalimantan Timur. Tarian yang dibawakan oleh Vera yang merupakan penari dari KBRI Quito berhasil membius penonton yang hadir di Coliseo Cerrado de Los Deportes yang berlangsung sejak pukul 16.30 sampai dengan pukul 19.00 waktu setempat.

Indonesia menampilkan tarian yang berbeda dari seluruh penampilan yang ada, karena dari setiap penampilan menyuguhkan tarian berkelompok dengan jumlah penari 10 hingga 15 orang yang bernuansa latin. Tapi Indonesia hanya ditampilkan oleh 1 orang penari, namun antusias penonton sangat baik dalam mengapresiasi suguhan yang diberikan Indonesia.


REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Ragam Tari Tradisional Jawa Barat Selain Tari Jaipong

3 Desember 2022

Ragam Tari Tradisional Jawa Barat Selain Tari Jaipong

Jawa Barat memiliki beragam tari tradisional yang hingga kini masih lestari. Selain tari Jaipong yang populer, berikut ragam tari tradisional itu.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Siswa SMP Labschool Kebayoran Juara Festival Folklore di Polandia

2 Juli 2018

Siswa SMP Labschool Kebayoran Juara Festival Folklore di Polandia

Tim SMP Labschool Kebayoran Jakarta menang dalam pada International Folklore Festival XXV Miedzynarodowy Festival Tanca di Polandia.

Baca Selengkapnya

Diplomat Asing di Belanda Menikmati Kuliner dan Tari Indonesia

28 Oktober 2017

Diplomat Asing di Belanda Menikmati Kuliner dan Tari Indonesia

Ratusan diplomat asing yang bertugas di Belanda menghadiri acara Diplomats Meet and Greet di Den Haag, belum lama ini

Baca Selengkapnya