Desa Wisata Nglanggeran Raih Penghargaan di Thailand

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 27 Januari 2018 11:40 WIB

Embung Nglanggeran yang masuk dalam kawasan ekowisata Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, 10 Februari 2017. Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan yang berfungsi untuk menampung air hujan dimanfaatkan untuk mengairi perkebunan petani pada saat musim kemarau. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Desa Wisata Nglanggeran menerima penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award. Kabar gembira itu dituliskan pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko, di gunungapipurba.com.

Penghargaan ini diberikan di Chiang Mai, Thailand, Jumat, 26 Januari 2018. Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan ASEAN Tourism Forum.

Baca juga: Menikmati Cokelat Asli dari Gunung Api Purba

"Kami merasa sangat bersyukur atas apresiasi yang diberikan ini. Semoga menjadi tambahan penyemangat untuk kami bisa lebih baik lagi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan," ucap Sugeng, dalam tulisannya.

Desa Wisata Nglanggeran berada di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun lalu, desa ini memperoleh penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik I Indonesia dan menerima penghargaan ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award 2017, yang diserahkan di Singapura, Jumat, 20 Januari 2017. Acara ini juga dilaksanakan dalam rangka kegiatan ASEAN Tourism Forum 2017.

Advertising
Advertising

Sugeng mengatakan Penta Helix adalah salah satu kunci sukses dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Desa Nglanggeran. "Kami banyak melibatkan akademikus, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media," ujarnya.

Dia mengatakan Desa Wisata Nglanggeran berupaya menerapkan tiga prinsip dasar agar berkembang. Pertama, prinsip ramah lingkungan alam dan budaya. "Jangan sampai hadirnya pariwisata justru malah menimbulkan kerusakan alam serta menggerus budaya dan kearifan lokal masyarakat," kata Sugeng. Menurut dia, tata kelola pengunjung dan daya dukung kawasan perlu menjadi perhatian.

Prinsip kedua adalah ramah masyarakat. Sugeng mengatakan hadirnya kegiatan kepariwisataan di suatu daerah jangan sampai membuat masyarakat sebagai tuan rumah menjadi tidak nyaman. "Semuanya harus bahagia, baik wisatawan maupun pemilik rumahnya, yakni masyarakat di kawasan wisata tersebut."

Prinsip ketiga tentu ramah wisatawan. Sugeng berpikir wisatawan sebagai tamu harus diterima dengan baik dan melibatkan masyarakat. Desa wisata ini bahkan membuat pelatihan bagi warganya.

Desa Nglanggeran punya beberapa tempat wisata, seperti Gunung Api Purba, yang menjadi salah satu geosite di Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Sugeng mengatakan keindahan dan keasrian desa di lereng Gunung Api Purba sangat mempesona dan diminati para wisatawan.

Di desa ini, wisatawan dapat merasakan kehidupan desa dengan tinggal di homestay, menikmati kuliner ala desa, dan berinteraksi dengan masyarakat. Sugeng mengatakan inovasi terbaru desa ini adalah mengolah produk unggulan desa, yakni kakao, menjadi minuman cokelat, cokelat batangan, dan berbagai olahan cokelat lainnya. Produk itu bisa diperoleh di Griya Cokelat Nglanggeran.

Sugeng mengatakan desa wisata ini kini juga menjadi pusat kunjungan studi banding untuk proses pembelajaran bersama. Bahkan hampir dua tahun terakhir, wisatawan yang melakukan kegiatan pembelajaran meningkat tajam.

REZKI ALVIONITASARI

Artikel Lain:
Jalan-jalan ke Bandung? Tempat Wisata Edukasi Ini Wajib Dikunjungi
Hujan Es di Magelang, Saat Kota Ini Tengah Mempercantik Diri

Berita terkait

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

1 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

3 hari lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

6 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

32 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

48 hari lalu

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

Wae Rebo di Flores menempati di urutan kedua setelah Rothenburg ob der Tauber di Jerman sebagai kota kecil terindah di dunia.

Baca Selengkapnya

Tradisi Unik di Desa Piplantri India, Tanam 111 Pohon setiap Anak Perempuan Lahir

7 Maret 2024

Tradisi Unik di Desa Piplantri India, Tanam 111 Pohon setiap Anak Perempuan Lahir

Tradisi di Desa Piplantri India menjadi simbol perayaan kehidupan sekaligus ikrar untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Baleg DPR dan Kemendagri Sepakat Bahas Revisi UU Desa, Masa Jabatan Kades Jadi 8 Tahun

6 Februari 2024

Baleg DPR dan Kemendagri Sepakat Bahas Revisi UU Desa, Masa Jabatan Kades Jadi 8 Tahun

Baleg bersama pemerintah telah menyetujui pembahasan tingkat satu RUU tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Nantinya, masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Alasan Program Satu Desa, Satu Faskes, Satu Nakes

4 Februari 2024

Ganjar Ungkap Alasan Program Satu Desa, Satu Faskes, Satu Nakes

Calon presiden Ganjar Pranowo mengungkap alasan dia membuat program satu desa, satu Faskes, satu Nakes.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

30 Januari 2024

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Ungkapan Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata, Apa Artinya?

22 Januari 2024

Mahfud MD Sebut Ungkapan Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata, Apa Artinya?

Mahfud MD ungkap kebijakan dan istilah Desa Mawa Caram Negara Mawa Tata saat debat cawapres. Ini artinya

Baca Selengkapnya