Merasakan Sejarah Turki di Istanbul

Reporter

Tempo.co

Minggu, 14 Januari 2018 11:34 WIB

Museum Hagia Sophia atau Ayasofya. atozistanbul.com

TEMPO.CO, Jakarta - Saya memasuki kota berpenduduk sekitar 14 juta jiwa itu melalui Bandara Ataturk, Turki. Segera setelah menjejakkan kaki di sana, saya bisa menyaksikan sisa-sisa keperkasaan Romawi Timur dalam bentuk benteng-benteng. Salah satu benteng terbesar berukuran tinggi 18 meter dan panjang 5 kilometer yang membentang di sisi jalan.

Sebagian benteng itu dulu berada tepat di tepi laut, bermenara pengintai, dan dilengkapi persenjataan yang siap menggempur musuh. Dengan ratusan ribu serdadu dan jaringan distribusi makanan serta dukungan sejumlah kerajaan Asia dan Eropa yang mereka taklukkan, Kekaisaran Romawi Timur menjadi kerajaan terkuat di dunia saat itu.

Baca juga: Patung Lilin dan Lukisan Tiga Dimensi di Museum Panorama Turki

Ketika memasuki Konstantinopel, Mehmed II dan pasukannya tidak menghancurkan bangunan-bangunan peninggalan penguasa sebelumnya. Dia memang mengubah fungsi Hagia Sophia-gereja Ortodoks yang sudah berumur 1.000 tahun-menjadi masjid, tapi tidak menurunkan atau menghancurkan simbol-simbol Kristen di dalamnya.

Simbol-simbol Kristen itu disandingkan atau sekadar ditutupi dengan simbol-simbol Islam. Selama 500 tahun berikutnya, Hagia Sophia menjadi masjid sebelum dialihfungsikan menjadi museum oleh Mustafa Kemal Ataturk pada 1923. Di bawah Ataturk, bentuk negara Turki pun berganti menjadi republik.

Advertising
Advertising

Saya sempat melihat-lihat Hagia Sophia. Bangunan ini indah dan terletak tak jauh dari Masjid Biru, yang dibangun Muhammad Al-Fatih. Kedua tempat tersebut dipisahkan oleh taman yang terletak di kawasan Sultanmet, atau lebih populer disebut Hipodrom. "Siapa pun yang ke Turki wajib mengunjungi tempat ini. Bukan semata karena ada Hagia Sophia atau Masjid Biru, tapi juga karena inilah salah satu tempat terpenting Kekaisaran Romawi Timur," ujar Davut, pria asal Turki yang memandu saya, Desember lalu.

Sebelum Al-Fatih masuk, demikian menurut sejarahnya, Hipodrom merupakan lapangan yang sangat luas. Fungsi utamanya adalah tempat raja melihat lomba kereta kuda. Kita bisa membayangkan bagaimana hiruk-pikuknya suasana ketika itu, ketika ratusan kereta kekaisaran berparade atau berlomba di sana. Saat Al-Fatih berkuasa, lapangan ini ia jadikan tempat menyimpan kuda-kudanya.

Di Hipodrom kita bisa menyaksikan tiga monumen dari masa lampau yang tersisa, yakni obelisk (patung dari batu yang meruncing ke atas) Konstantinopel, Tiang Serpentina, dan obelisk Mesir. Batu-batu marmer tampak menyangga obelisk Konstantinopel yang menjulang setinggi 60 meter. Tiang Serpentina dulu berada di kuil Dewa Apollo, Delphi, Yunani. Tiang berbahan perunggu ini didirikan untuk memperingati kemenangan Yunani atas Persia. Di atas tiang tadinya terdapat patung tiga kepala ular, namun dibuang saat Perang Salib IV meletus.

Adapun obelisk Mesir dibangun Firaun Thutmose III, yang memerintah Mesir hingga 1425 sebelum Masehi. Oleh kaisar Romawi, bangunan itu dipindahkan dari kuil besar Karnak di Mesir ke Aleksandria, dan akhirnya ke Istanbul. Jadi, para kaisar Romawi itu mengangkut benda-benda bersejarah ke Hipodrom sebagai simbol kemenangan dan kekuasaan.

Kita bisa seharian menyusuri Hipodrom, duduk-duduk di bangku, memandangi taman bunga nan asri sembari membayangkan kedahsyatan tempat ini ribuan tahun silam. Saya seakan-akan bisa menyaksikan pasukan Romawi dengan kereta kuda berdiri mengenakan baju khas mereka, lalu berpacu di Hipodrom, yang bisa menampung sekitar 1.000 penonton. Pengunjung bisa menunaikan salat di Masjid Biru sewaktu-waktu karena tempat ini terbuka 24 jam. Pengunjung yang bukan muslim pun diizinkan masuk ke lingkungan masjid dalam batas-batas tertentu.

Tapi jangan tinggalkan Istanbul tanpa masuk ke Museum Panorama. Inilah satu-satunya museum di Turki yang hampir setiap hari dijejali ribuan pengunjung dari berbagai negara, terutama Asia dan Eropa. Museum yang terdiri atas tiga lantai itu tidak hanya berisi biografi dan gambar-gambar Sultan Mehmed II, tapi juga memuat peta dan sejarah dari abad-abad perjalanan Konstantinopel berikut para penguasanya. Pemerintah Turki memerlukan waktu empat tahun untuk membangun museum seluas 2.500 hektare tersebut, yang melibatkan delapan pelukis terkemuka.

Untuk memasuki museum ini, setiap pengunjung harus membayar tiket 25 lira atau sekitar Rp 125 ribu. Disediakan fasilitas audio dalam bahasa Inggris yang menceritakan isi museum. Untuk mendengar audio ini, kita mesti membayar lagi 5 lira. Sebaiknya, sebelum mengunjungi museum, kita membaca dulu riwayat Sultan Mehmed dan Kekaisaran Romawi Timur.

L.R. BASKORO

Baca juga: Sensasi Domba Lunak ala Turki

Anak Suriah Gratis Masuk Gimnasium di Turki, Begini Kisahnya

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

10 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

17 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

19 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

19 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

21 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya