TEMPO.CO, Jakarta - Sushi kini memang menjadi salah satu pilihan makanan favorit. Tidak cuma untuk anak muda, tapi juga untuk keluarga. Tak percaya? Lihat saja antrean pengunjung restoran sushi di akhir pekan yang sering kali mengular.
Bagaimana sih cara membuat sushi itu? Tempo mengikuti pelatihan singkat membikin sushi di restoran Yellowfin, Senopati, Jakarta Selatan, dua pekan lalu.
Untuk memulai proses membuat maki sushi, kami meletakkan selembar nori alias rumput laut kering di atas taplak bambu yang dilapisi plastik. Bagian nori yang kasar merupakan bagian dalam tempat melekatkan nasi. Jangan pernah menganggap bagian ini sebagai pekerjaan mudah.
“Anda harus menekan-nekan nasi itu sedikit demi sedikit dan mendorongnya untuk memenuhi 90 persen permukaan nori,” kata kata chef Sugeng Heryadi dari Yellowfin kepada Tempo.
Itu dilakukan seperti membentuk permukaan nasi tumpeng. Bedanya, dalam membuat maki sushi kami menggunakan tangan, bukan centong nasi. Meskipun harus memenuhi permukaan nori, harus tersisa ruang setebal 1 sentimeter di ujung nori. Ini berfungsi sebagai tempat merekatkan gulungan maki sushi.
Sebaiknya, jangan terlalu banyak merekatkan nasi pada nori. “Idealnya, sekitar 300 gram untuk setiap gulungan,” kata chef Sugeng. Ini penting agar adonan sushi tidak terlampau gendut dan bentuknya tidak karuan.
Selepas merekatkan nasi pada nori, kami diminta meletakkan potongan fillet salmon Norwegia. Tapi, sebelumnya, kami disarankan mengoleskan wasabi pada salmon. “Sebenarnya ini berfungsi sebagai antiseptik untuk salmon mentah,” ujar chef Sugeng.
Menurut Chef Heru, urusan memilih bahan untuk sushi tidak bisa dilakukan sembarangan. Salmon yang digunakan untuk sushi sebisa mungkin merupakan salmon dengan kualitas premium. “Daging salmon juga maksimal harus disimpan pada suhu 5 derajat Celsius. Lebih dari itu, kuman bisa berkembang,” kata Chef Heru.
Ini sebabnya, maki sushi yang diisi dengan salmon mentah tidak bisa lama-lama disimpan. Apalagi di udara terbuka dan dalam suhu ruang. “Sebisa mungkin harus disimpan dalam kulkas,” ujar chef Sugeng.
Setelah mengoleskan salmon dengan wasabi, dan menaruhnya pada permukaan nasi dengan irisan tipis zucchimi, kami tiba di bagian tersulit pada pembuatan maki sushi, yaitu menggulung. Butuh lima langkah untuk menciptakan gulungan yang kuat pada sushi.
Pada langkah pertama, kami harus membikin lekukan paling dalam pada bagian maki sushi. Caranya dengan menggunakan taplak bambu yang menjadi alas nori. Kami diminta untuk menggulung seperempat bagian dari sushi, lalu merapikannya dengan tangan. Lipatan pertama sushi itu harus diurut secara horizontal.
Cara serupa diulang lagi saat kami menggulung seperempat bagian yang kedua. “Tapi, kali ini harus sedikit ditekan,” kata chef Sugeng. Begitu juga saat gulungan ketiga dan keempat, masing-masing harus diurut juga secara horizontal. Mengapa? “Bentuk sushi yang baik itu tidak terlampau bulat. Bentuknya justru agak sedikit kotak.” Itu alasannya, mengapa saat menggulung, maki sushi perlu juga diurut secara horizontal.
Pada tahap akhir, chef Sugeng meminta kami mengoleskan nasi pada ujung nori yang sudah dikosongkan. “Ini fungsinya untuk merekatkan sushi,” kata dia. Setelah itu, pisau kecil digunakan untuk memotong sushi dengan gerakan seperti menggergaji menjadi lima bagian.
Berapa lama waktu yang kami butuhkan untuk membuat maki sushi? Tentu saja catatan waktu kami masih jauh dari jagoan restoran Itacho Sushi yang baru dibuka. Kami butuh waktu sepuluh kali lipat lebih lambat alias 30 menit. Tapi, kurang dari lima menit kami bisa menghabiskan gulungan maki sushi yang kami buat sendiri.
SUBKHAN
Berita terkait
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan
4 hari lalu
Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!
8 hari lalu
Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
17 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca Selengkapnya10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura
19 hari lalu
Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.
Baca SelengkapnyaJadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati
20 hari lalu
Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSinggah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini
20 hari lalu
Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.
Baca SelengkapnyaResep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli
23 hari lalu
Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.
Baca Selengkapnya5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India
25 hari lalu
Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri
Baca SelengkapnyaTren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal
33 hari lalu
Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.
Baca SelengkapnyaKonten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI
35 hari lalu
Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.
Baca Selengkapnya