Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

Reporter

Rabu, 27 Mei 2015 19:25 WIB

Jembatan Sembayat di kawasan Kec. Manyar, Gresik, Jawa Timur, 11 Mei 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kekejaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman William Daendels saat membangun jalan Anyer Panarukan memang sangat terkenal. Salah satu cerita kekejaman Daendels masih tersisa di Jembatan Geladak Manyar, Manyar, Gresik. Ratusan penduduk dulu harus menjadi tiang pancang ini ketika Daendels akan melalui jembatan ini.

Jembatan ini terletak di Jalan Raya Manyar, Kecamatan Manyar, sekitar 10 kilometer dari pusat kota Gresik. Masyarakat setempat menyebut jembatan ini jembatan Geladak. Jembatan ini kini masih berfungsi menjadi penghubung antara Tuban dan Gresik. Selain jembatan Geladak ada pula jembatan Sembayat dan jembatan Tambak Ombo. Jembatan ini di termasuk jaringan Jalan Raya Pos.

Jembatan ini berkaitan dengan nama geladak dan sejarah pembangunan Jalan Raya Pos yang digagas oleh Daendels. Asal muasal nama geladak merujuk pada permukaan susunan kayu berjajar yang tak rata. “Seperti ketika Daendels meminta ratusan penduduk berjajar memegang balok kayu," ucap Ketua Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik (Mataseger), yang hanya mau dipanggil Pak No.

Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada November 1808, ketika Daendels mengadakan inspeksi pembangunan jalan dan jembatan. Betapa terkejutnya ia melihat jembatan belum rampung. Dengan murka, Daendels memerintahkan bupati mengumpulkan warga di sekitar lokasi. Sebagai hukuman, para penduduk disuruh berbaris berhadapan di ruas jembatan yang belum jadi. Tiap orang memegang balok membentuk geladak. Begitu jembatan bertiang manusia itu jadi, Daendels menaiki kereta kudanya dan dengan pongahnya melintas.

Kejadian itu dicatat dalam buku Grissee Tempo Doeloe yang ditulis Dukut Imam Widodo. Menurut Dukut, metode hukuman seperti itu lazim diterapkan Daendels. Dukut mengatakan Daendels biasa memaksa bupati atau pejabat setempat menyetor ratusan penduduknya untuk menjadi tiang pancang hidup. "Setiap kali Daendels melakukan inspeksi dan jembatan belum jadi, ia pasti memerintahkan untuk membikin tiang pancang dari manusia itu. Tidak hanya di Gresik," ujarnya.

Selain kendaraan pribadi, angkutan umum, jembatan-jembatan ini sering dilalui kendaraan berat yang mengangkut bahan galian C . Hal ini mengakibatkan kondisi jembatan sering bergoyang, permukaannya mengelupas dan bergelombang serta mengkhawatirkan. “Jembatan ini sudah tidak layak dilalui sebenarnya, makanya cuma boleh dilalui truk kecil dan mobil. Bus penumpang besar, tronton dan truk gandeng tidak boleh lewat,” ujar Pak No, yang juga warga asal Cangkring, Sembayat. Masyarakat sekitar masih menunggu perbaikan dari pemerintah yang tak kunjung datang.

TIM TEMPO



Berita terkait

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

26 September 2022

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

Julukan Paris van Java untuk Kota Bandung mulai mencuat ketika acara Kongres Internasional Arsitektur Modern di Swiss pada Juni 1928.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

25 September 2022

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

Herman Williem Daendels meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang memindahkan ibu kota kabupaten melalui surat tanggal 25 Mei 1810.

Baca Selengkapnya

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

12 Februari 2018

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

Pada Cap Go Meh, arak-arakan joli yang diikuti liong dari kelenteng-kelenteng itu ada yang melewati jalan Daendels.

Baca Selengkapnya

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

28 Mei 2015

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

Nyaris tak ada jejak kejayaan pelabuhan di ujung Jalan Raya Pos Daendels ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

27 Mei 2015

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

Tren lukisan di bak truk bergeser ke model stiker. Tetap khas dengan gambar nakal dan kalimat jail.

Baca Selengkapnya

Kisah Mayat di Alas Roban

27 Mei 2015

Kisah Mayat di Alas Roban

Jalan Daendels membelah Alas Roban yang terkenal angker dan rawan kejahatan. Jadi tempat pembuangan mayat.

Baca Selengkapnya

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

27 Mei 2015

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

Prostitusi di jalur Pantura tumbuh sejak zaman Belanda. Titik lokalisasi mengikuti tempat istirahat para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

27 Mei 2015

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

Korban kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos diperkirakan juga dikubur langsung di sekitar Cadas Pangeran.

Baca Selengkapnya

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

27 Mei 2015

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

Di kota kelahirannya sendiri, Hattem, jejak jenderal bertangan besi ini hanya terdapat di Museum Voerman, museum sejarah Kota Hattem.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Keindahan Pasir Putih Situbondo  

27 Mei 2015

Menjelajah Keindahan Pasir Putih Situbondo  

Pantai Pasir Putih di Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur, cukup strategis, di sisi Jalan Raya Pos karya Gubernur Jenderal Daendels.

Baca Selengkapnya