Wisatawan berbelanja untuk menghadapi Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1936, di Legian, Bali, (30/3). Pada Hari Raya Nyepi toko-toko tutup dan warga serta turis tidak boleh keluar dari rumah atau hotel mereka. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Banyuwangi - Menteri Pariwisata RI Arief Yahya menyebutkan hanya ada tiga daerah yang terbanyak dikunjungi wisatawan asing di Indonesia. Ketiga daerah itu yakni Bali sebanyak 40 persen, Jakarta 30 persen, dan Batam 25 persen.
“Secara keseluruhan, kunjungan wisatawan asing baru 9 juta,” kata Arief Yahya di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 21 November 2014. (Baca juga: Kunjungan Turis Asing Meningkat Dibanding 2013)
Untuk mengejar target kunjungan wisatawan sebanyak 20 juta pada 2019, kata Arief, Kementerian Pariwisata akan menggenjot promosi, baik melalui televisi digital maupun media sosial. Akan tetapi, kata Arief, promosi wisata akan tetap menjadikan Bali, Jakarta, dan Batam sebagai ikon dengan menyertakan obyek wisata di daerah sekitarnya.
Arief mencontohkan, promosi obyek wisata Banyuwangi akan tetap dilekatkan dengan Bali karena daerahnya berdekatan. “Kalau menjual destinasi yang kurang dikenal sangat susah,” kata mantan Direktur Umum PT Telekomunikasi Tbk ini.
Padahal Indonesia memiliki obyek wisata yang lengkap dan tak kalah indah. Namun keindahan ini belum banyak terekspos.
Arief membandingkan Malaysia dengan "Truly Asia" sebagai label pariwisatanya. Label tersebut cukup mengena dengan didukung promosi besar-besaran. "Wonderful Indonesia" sebagai label pariwisata Indonesia, kata Arief, sebenarnya cukup keren. Sayangnya, tak didukung promosi maksimal. “Anggaran promosi wisata Indonesia kalah dibanding negara tetangga,” kata menteri asal Banyuwangi ini.